News Daerah   2023/03/01 9:32 WIB

Desa Mekong di Riau Sabet 10 Besar Tingkat Nasional, 'dalam Perlombaan Pangan Aman'

Desa Mekong di Riau Sabet 10 Besar Tingkat Nasional, 'dalam Perlombaan Pangan Aman'

SELATPANJANG - Desa Mekong yang semula berpredikat daerah miskin ekstrim di Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau berhasil menyandang juara 10 besar dalam perlombaan Pangan Aman di tingkat nasional.

"Desa Mekong juara dalam perlombaan tingkat nasional dibidang pangan aman."

"Selama 5 bulan kami diintervensi, akhirnya ada 6 desa yang lolos untuk ikut lomba dari Provinsi Riau. Lalu pada 16 Februari kemarin BPOM mengirimkan surat bahwa desa kita masuk 10 besar nominator Desa Pangan Aman," ungkap Kepala Desa Mekong, Lisya Kumala SKM, didepan wartawan, Selasa (28/2/2023).

Desa Mekong berada di Kecamatan Tebingtinggi Barat. Desa ini menjadi salah satu dari sedikit desa dengan berbagai inovasi untuk terciptanya keamanan pangan.

Desa Mekong menjadi satu-satunya desa yang berhasil masuk 10 besar Lomba Desa Pangan Aman tingkat nasional dari Provinsi Riau.

Lisya Kumala mengatakan desanya memang telah melewati perjalanan panjang untuk berinovasi dan mendapat predikat Desa Aman Pangan.

"Sejak Maret 2022 Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru telah melakukan intervensi kepada beberapa desa di Kepulauan Meranti untuk melakukan dalam meningkatan kemandirian masyarakat dalam menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang aman serta mendukung gerakan pemerintah dalam pencegahan Stunting," kata Lisya Kumala.

"Selama proses seleksi desanya telah melakukan berbagai langkah mulai dari tahun 2022 pembentukan KPD (Keamanan Pangan Desa) yang terdiri dari 4 orang yaitu Kepala Desa, Sekretaris atau kaur desa, Karang Taruna dan Kader keluarga. Dari KPD tersebut kemudian kembali dibentuk KKPD (Kader Keamanan Pangan Desa) intervensi BBPOM berjumlah 15 orang dan KKPD mandiri berjumlah 16 orang," sambungnya.

Sebelumnya, pihak KKPD terus melakukan pembinaan dan sosialisasi kepada seluruh elemen masyarakat desa, hingga akhirnya ratusan orang komunitas terbentuk mendapatkan bimtek Program Pangan Aman.

"Dari KKPD ini kami membentuk lagi komunitas 50 orang dibantu BPOM, dari 50 orang ini kemudian diturunkan kepada komunitas lain sebanyak 51 orang sehingga saat ini anggota komunitas ada 101 orang," tutur Lisya Kumala.

Tetapi menurut Lisya Kumala, bekal intervensi dan bimtek yang telah didapat sedari awal itu, Desa yang dipimpinnya akhirnya melahirkan 7 program inovasi, Integrasi dan Inisiatif Desa Pangan Aman.

Adapun program-program inovasi ini, seperti:

  • Inovasi Belokan (Battle Lompatan Keamanan Pangan)
  • Inovasi KEBAPP (Ketukan Bahaya pada Pangan)
  • Inovasi Kabayan (Kartu Bahaya Pangan)
  • Inovasi LaPeLaPaO (layanan Pembuatn Label Pangan Olahan)
  • Inovasi SITAZIR Fasilitasi Penerbitan izin edar KKPD Mekong
  • Inovasi Jebol (Jemput Bola)
  • Inovasi Fasilitasi Penerbitan NPWP dalam rangka Pemenuhan Persyaratan SPP-IRT dan SLHS

Berbagai inovasi itu, kata Lisya Kumala lagi, desanya juga berhasil membuat sejumlah perubahan signifikan. Hanya dalam waktu kurang lebih 3 bulan, hasil pengujian produk makanan di 33 ritel di desa mekong nihil bahan berbahaya.

"Pada 27 Juli 2022 BPOM melakukan pengujian terhadap 37 ritel yang ada di desa, hasilnya ada 3 sampel yang TMS (Tidak Memenuhi Syarat) atau mengandung boraks. Pada 25 Oktober 2022 ada 35 ritel yang diuji pasca intervensi dan hasilnya 100 persen memenuhi syarat," jelasnya.

Tim KKPD Desa Mekong juga melakukan berbagai kegiatan penyuluhan, sosialisasi dan kampanye Keamanan Pangan ke berbagai desa di Kepulauan Meranti diantaranya Desa Kundur, Batang Malas, Alai di Kecamatan Tebingtinggi Barat, bahkan kepada lingkungan pemkab Kepulauan Meranti.

Lisya Kumala menambahkan, bahwa keamanan pangan di desanya memang menjadi prioritas dan disambut baik oleh masyarakat. Hal ini dijelaskannya berkaitan erat dengan kesehatan dan keamanan masyarakat.

"Seluruh inovasi ini seakan-akan disambut baik oleh masyarakat. Semangat masyarakat juga mendorong keberhasilan berbagai usaha kita untuk menjadi desa Aman Pangan," ujarnya.

Melalui rogram Desa Pangan Aman di Desa Mekong juga telah berhasil menerbitkan 8 produk bersertifikat SPP-IRT Pendampingan BBPOM Pekanbaru, 8 produk sertifikat SLHS pendampingan BBPOM Pekanbaru, dan 1 SPP-IRT Pendampingan secara mandiri oleh KKPD Mekong melalui program Inovasi SITAZIR.

Saat ini pihaknya juga tengah menunggu SK dari Bupati Kepulauan Meranti tentang Penetapan Desa Mekong Sebagai Desa Percontohan Aman Pangan Kabupaten.

Sebelumnya pada 22 Februari Lisya juga baru saja selesai mengikuti tahapan wawancara dengan 7 tim penilai secara daring, diantaranya, BPOM, BKKBN, Badan Pangan Nasional, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Desa PDTT, dan Kementerian Pertanian.

"Dari 33 desa se Indonesia yang terpilih di tingkat nasional, Alhamdulillah Desa Mekong masuk nominator 10 besar. Nominator ini harus mengikuti seleksi wawancara dengan 7 tim penilai. Tadi kita telah menyelesaikan tahapan itu," katanya.

Diceritakan Lisya, di 7 room dengan 7 tim penilai itu, para nominator diberikan 5 pertanyaan. Waktu yang diberikan untuk menjawab, 2 hingga 5 menit. Tertantung dari panjang pendeknya pertanyaan yang diajukan tim penilai.

Nantinya dikatakan Lisya tim penilai juga akan kembali melakukan seleksi untuk mencari 7 besar dari desa tersebut.

Bahkan Lisya juga telah mendapatkan pemberitahuan bahwa tim penilai akan turun langsung ke Desa Mekong pada tanggal 9 Maret mendatang untuk melihat berbagai inovasi yang telah disampaikan sebelumnya secara daring.

"Kita berdoa sama-sama Desa Mekong bisa masuk 7 besar nasional lomba desa pangan aman ini. Tanggal 9 besok Tim penilai ingin melihat langsung, sesuai atau tidak jawaban saat wawancara dengan kondisi di lapangan. Kalau kita, tentu sudah sangat siap menerima kedatangan tim penilai ke desa," ujarnya

Sebelumnya, saat penilaian di tingkat Kabupaten Kepulauan Meranti, ada tiga desa yang masuk nominator diantaranya Desa Mekong, Desa Banglas Kecamatan Tebingtinggi dan Desa Sialang Pasung Kecamatan Rangsang Barat.

Berhasil di tingkat kabupaten, Desa Mekong mewakili Kepulauan Meranti di tingkat Provinsi Riau. Segala sesuatu yang menjadi indikator penilaian, dikebut oleh kader dan pihak terkait. Kerja keras membuahkah hasil.

Di tingkat provinsi, hasil penilaian BBPOM, Desa Mekong terpilih mewakili Riau di tingkat nasional. Kini Desa Mekong tengah menunggu pengumuman yang tak lama lagi disampaikan, hasil dari seleksi wawancara yang telah diikuti di Pekanbaru hari ini.

Terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti Muhammad Fahri S.Km menyampaikan apresiasi terhadap capaian Desa Mekong untuk menciptakan Desa Aman Pangan. Dijelaskan hal tersebut sejalan dengan upaya Dinas Kesehatan untuk menjaga masyarakat dari bahan makanan berbahaya.

"Kita mendukung dan mendorong apa yang dilakukan Desa Mekong. Oleh karenanya masyarakat juga diharapkan juga melakukan kerjasama yang baik dan turut andil untuk menjaga keamanan pangan di desa," ungkapnya.

Dirinya berharap inovasi yang dilakukan Desa Mekong jug dapat menjadi contoh bagi desa lain untuk menciptakan keamanan pangan di desa masing-masing.

Dirinya juga mengatakan saat ini pemerintah kabupaten sedang mempersiapkan SK untuk Penetapan Desa Mekong Sebagai Desa Percontohan Aman Pangan Kabupaten.

"Semua syarat telah memenuhi, tinggal menunggu pak Bupati. Dengan Adanya SK ini nanti diharapkan menjadi acuan desa lainnya untuk juga berinovasi dan turut serta dalam menciptakan keamanan Pangan di daerah masing-masing," sebutnya. (*)

Tags : desa mekong, kepulauan meranti, riau, desa juara pangan aman, perlombaan pangan aman tingkat nasional,