JAKARTA - Usai menjadi sorotan karena dianggap melakukan mark up, Kemenag RI akhirnya memutuskan menghapus pengadaan gelang jamaah haji senilai Rp5,5 miliar.
Keputusan itu disampaikan Kemenag RI dalam rapat dengar pendapat yang dipimpin Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Marwan Dasopang, Selasa (14/2/2023), serta dihadiri Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag RI, Hilman Latief.
Dalam kesempatan itu, Marwan Dasopang awalnya menyinggung soal komponen biaya haji terkait perlindungan, khususnya terkait pengadaan gelang haji. Dia awalnya mengira biaya gelang haji ini belum diubah Hilman Latief.
"Ini balik lagi nih pak Dirjen, perlindungan pengadaan gelang jemaah haji," ucap Marwan kepada Hilman Latief saat rapat, dilansir detik.com.
Namun kemudian, Marwan menyadari pengadaan gelang haji senilai Rp5.541.992.500 sudah dihapus. Terlihat pada slide presentasi juga keterangan bahwa 'anggaran ini sudah dihapus'.
"Oh tinggal satu lagi nih, sudah dihapus ya, sudah dihapus, pak?" tanya Marwan.
"Sudah," jawab Hilman.
"Menjadi hanya satu saja, hanya Rp5 miliar saja ya, tidak ada lagi pengantaran, tidak ada lagi yang 2024, tinggal satu item saja, kalau kemarin kan ini tiga item, bukan lagi gelang, jadi tinggal satu," ujar Marwan lagi.
Ketua Panja Komisi VIII DPR ini lalu juga sempat terlibat tanya jawab dengan anggota Komisi VIII DPR lainnya. Marwan diminta mendengarkan penjelasan pihak Kemenag lebih dulu.
"Oke kemudian tadi pengadaan gelang untuk 2024 sudah," ucap Marwan.
"Oke yang mana ketua Panja, dia baru mau jelaskan," timpal salah seorang anggota Komisi VIII DPR.
"Kita harus kasih waktu untuk mereka kalau nggak ya nggak mungkin," jawab Marwan.
"Oh nggak dijelaskan sekarang?" tanya anggota tersebut.
Marwan menekankan dirinya akan mempertanyakan lebih lanjut.
"Oh ini kita tanya ini harus ada rasionalisasi kan," tutur Marwan.
Sebelumnya, anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi Gerindra, Abdul Wachid sempat menyoroti adanya dugaan mark up (melebihkan harga) terkait biaya haji saat rapat dengar pendapat dengan Kemenag RI.
Dia pun sempat memamerkan contoh gelang haji terbuat dari logam yang dibawanya saat rapat.
"Ini saya juga tidak hanya itu, saya nyorotin, pak, yang kecil, Ppak Dirjen, ini namanya gelang haji, ini produk tempat lahir saya," ucap Abdul Wachid.
"Dulu ini yang buat, pak, ketua yayasan saya sultan agung di jepara, dikasih proyek oleh Kemenag pada waktu itu, sekarang sudah ke mana-mana," bebernya saat rapat bersama Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Rabu (8/10/2023) lalu.
Abdul Wachid menjelaskan terkait harga. Dia menduga terjadi mark up harga lantaran biaya pembuatan gelang haji yang ia tahu hanya Rp5 ribu, tapi dihargai Rp30 ribu.(*)
Tags : Gelang Haji, Dewan Sorot Dugaan Mark Up Gelang Haji, Harga Pengadaan Gelang Haji Rp5 Ribu Jadi Rp30 Ribu, News,