Artikel   2024/03/10 16:11 WIB

'Di Atas Bagi Jabatan Sedangkan di Bawah Berebutan Beras', LMR: 'Sungguh Miris Kehidupan Ini'

'Di Atas Bagi Jabatan Sedangkan di Bawah Berebutan Beras', LMR: 'Sungguh Miris Kehidupan Ini'

JANGAN bilang Provinsi Riau ini kaya karena orang-orang berkembang di kota dan di desa. Jangan bilang dirimu kaya bila tetanggamu masih ada yang kesulitan untuk mendapatkan makan.

Lambang negara ini mestinya trompah dan blacu. Dan perlu diusulkan agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda. Dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa. Orang-orang miskin di jalan masuk ke dalam tidur malammu.

Perempuan-perempuan bunga raya menyuapi putra-putramu. Tangan-tangan kotor dari jalanan meraba-raba kaca jendelamu. Mereka tak bisa kamu biarkan.

Jumlah mereka tak bisa kamu mistik menjadi nol. Mereka akan menjadi pertanyaan yang mencegat ideologimu. Gigi mereka yang kuning akan meringis di muka agamamu.

Kuman-kuman sipilis dan tbc dari gang-gang gelap akan hinggap di gorden presidenan dan buku programma gedung kesenian.

Orang-orang miskin berbaris sepanjang sejarah, bagai udara panas yang selalu ada, bagai gerimis yang selalu membayang.

Orang-orang miskin mengangkat pisau-pisau tertuju ke dada kita, atau ke dada mereka sendiri.

Setidaknya demikian sepenggal kata kalimat yang dilontarkan Ketua Umum [Ketum] Lembaga Melayu Riau [LMR] menyikapi semakin sulitnya kehidupan sekarang ini yang kembali terjadi saat kehidupannya di masa kecil dulu.

Pemerintah mencabut aturan mengenai harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng premium atau kemasan pada pekan lalu. Artinya, harga minyak goreng tersebut dikembalikan pada mekanisme pasar.

Sebelumnya, pemerintah menetapkan HET minyak goreng kemasan seharga Rp 14.000. Namun, hal ini ternyata berdampak pada stok minyak goreng kemasan yang sangat terbatas di pasaran.

Pantauan dilapangan di salah satu minimarket di Kota Pekanbaru, stok minyak goreng di etalase terbatas sehingga cepat habis pada saat pemerintah menerapkan HET.

Kini, rak etalase yang memiliki lima tingkat tersebut tampak dipenuhi kemasan minyak goreng ukuran dua liter. Tertulis harga minyak goreng kemasan senilai Rp 42.000 per dua liter.

Salah seorang pembeli, Tanti (51), mengaku terkejut saat hendak mengambil minyak goreng di minimarket karena stoknya langsung melimpah saat harga naik.

"Pas harga normal, tiba-tiba stoknya langsung banyak banget berjejer di rak. Lah saya kaget," ujar Tanti, Minggu (10/3/2024).

Tanti mengaku dirinya pernah merasakan antre hingga berebutan untuk mendapatkan minyak goreng kemasan dengan harga Rp 14.000 per liter.

"Kemarin-kemarin pas harga minyak goreng murah, stok di toko enggak ada sama sekali. Sekalinya ada, ya harus mengantre dan berebutan," kata dia.

Meski begitu, Tanti tetap membeli minyak goreng kemasan dua liter sebanyak empat buah untuk bekal di bulan puasa yang akan jatuh pada Maret.

"Saya beli banyak buat nganter-nganter ke saudara. Karena mau puasa makanya beli banyak," ungkap dia.

Pengunjung minimarket lainnya, Dewi (39), mengaku enggan membeli minyak goreng lantaran harganya sudah kembali mahal.

"Pas sekarang harganya naik, saya enggak beli karena mahal. Saya merasa aneh aja, kok ya tiba-tiba penuh di rak," pungkas dia.

Sebelum pemerintah mencabut HET, Dewi mengaku sempat membeli minyak goreng meski harus mengantre.

"Sebelumnya saya beli minyak goreng kemasan Rp 28.000 per dua liter. Pernah beli sampai ngantre, cuma masih dapat sih, tapi hanya boleh beli satu kemasan aja," ujar dia.

Keheranan warga Leha (45) dibuat bingung dengan situasi saat ini. "Udah enggak langka kok harganya segitu? Tadinya murah tapi langka, giliran mahal kok stoknya banyak banget?" ujar Leha.

Leha menyebutkan, saat harga minyak masih rendah, ia kesusahan mencari komoditas tersebut.

"Saya rumah di Pasar Tangor [Kulim], tapi nyarinya sampai ke Jalan Jenderal Sudirman kemarin," kata Leha.

Leha berharap agar harga minyak goreng dapat kembali menurun. Harapan yang sama juga diungkapkan Anggi (35), pemilik warung di kawasan Marpoyan Damai.

"Mikir juga masyarakat kalangan bawah kayak gimana. Masa kita mau makannya yang rebus-rebus?" ucap Anggi.

Sebagai penjual minyak goreng, Anggi belum berani menyetok barang banyak.

"Karena selain harga minyak goreng mahal, pelanggan mungkin belum merata tahu harganya," kata Anggi.

Salah satu ibu rumah tangga di Rani (40), mengatakan, naiknya harga minyak goreng ini menyulitkan warga berekonomi lemah.

"Sangat-sangat merepotkan warga ya pastinya, apalagi yang berekonomi lemah," kata Rani melalui pesan tertulis.

Rani memohon kepada pemerintah agar menstabilkan harga sembako, khususnya minyak goreng. "Mohon kepada pemerintah bantulah warga, stabilkan semua harga sembako," ujarnya.

Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan video sebuah pembeli di supermarket yang rebutan saat membeli beras. Video yang diunggah oleh akun TikTok @annabelllifenpurnomo pada Minggu (25/2/2024) kemarin.

Dalam video berdurasi 26 detik ini terlihat cukup heboh dengan kurumunan para pembeli yang saling berebut. 

Terlihat bahwa dalam beras ini tengah dibawa oleh karyawan supermarket menggunakan troly dan langsung menjadi rebut para pembeli. Fenomena rebutan beras di supermarket ini pun langsung menjadi perhatian publik.

Selain itu memang harga beras belakangan ini tengah merangkak naik.

Banyak netizen pun memberikan berbagai komentar mengenai video viral tersebut. Banyak yang menyebut bahwa kini banyak orang mengalami panic buying. Berikut ulasan video viral rebutan beras di supermarket yang di kutip dari TikTok @annabelllifenpurnomo, Rabut (28/2/2024)

Mengutip dari video yang diunggah oleh akun TikTok @annabelllifenpurnomo memperlihatkan banyak para pembeli di supermarket yang berebut beras saat petugas membawanya menggunakan troly. Belum selesai di display, beras yang dibawa petugas ini langsung ludes menjadi rebutan. 

Sampai saat ini video ini pun telah viral dan disaksikan lebih dari 800 ribu netizen. Selain itu memang belakangan ini terjadi kenaikan harga beras yang cukup signifikan di pasaran. Namun, memang sampai saat ini masih cukup mudah untuk ditemui di pasar dengan harga yang terus naik.

Di supermarket sendiri, beras yang dijual adalah beras premium yang memang memiliki harga lebih mahal dari harga beras biasa di pasar. Menurut panel harga beras Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras premium saat ini menjadi Rp 16.450 per kg, sedangkan harga beras medium tetap di Rp 14.300 per kg.

Banyak dari netizen yang menyaksikan video tersebut memberikan berbagai komentar. Tidak sedikit yang menyebut momen rebutan tersebut bikin netizen heboh.

"ngapain berebutan beras di supermarket,,, di tukang beras bnyak kok.. cuma tinggal uang nya ajah di siappin🥰" tulis akun @diniha1

"rebutan masker, rebutan hand sanitizer, rebutan susu beruang, rebutan minyak, rebutan gula, rebutan beras, apalagi?" tulis akun @ryu

"ditoko² biasa masih aman, ya mskipun harga lbh tinggi drpda dtoko retail..alhamdulillah sy masih dpt kiriman beras dr hasil panen sawah sendiri.." tulis akun @anikimabon

Tetapi kembali disebutkan Ketum LMR, H. Darawi Wardhana Zalik Aris SE Ak yang mengaku hanya bisa hidup dengan sederhana mengaku soal beras, harga memamg sulit terjangkau.

Bahkan kiat untuk berhemat beras pun, bisa diakali dengan mencampurkan butiran jagung ke dalam beras. "Namanya beras jagung, enak juga rasanya," sebutnya.

Mengalami era dominasi Golkar yang dipaksakan menang di setiap Pemilu, zaman semua orang dipaksa mengelu-elukan Bapak Pembangunan Nasional dan era ketika semua hajat ekonomi orang banyak dikuasai anak-anak Presiden.

Menjadi kaget ketika generasi Z dan sebagian milenial sekarang begitu memuja-muja zaman susah di era Soeharto. Mereka tidak mengalami mata perih karena gas air mata saat berada di lautan aksi unjuk rasa.

Mereka tidak mengalami menyaksikan jalannya negara dikuasai oleh “orang dalam”. Jabatan yang dikejar Harapan akan terjadinya perubahan begitu tersemat dalam-dalam begitu melihat balihonya terpajang besar di jalan-jalan protokol.

Dirinya bertekad akan menjadi pemimpin di negeri dan berharap rakyat mendukungnya. Kritik demi kritik keras dilancarkan untuk mengingatkan rezim ini.

Entah untuk meminta perbaikan kondisi kenegaraan atau entah untuk menaikkan “nilai jualnya”, yang jelas rakyat akan menjadi saksi dan waktu yang bisa menjawabnya.

Begitu proses politik membuatnya tersingkir, dirinya rela menurunkan target. Tidak lagi menjadi pemimpin, menjadi wakil pemimpin pun jadilah.

Tidak ada yang melirik sekalipun, gerbong politik yang digamitnya rela masuk ke dalam barisan yang selalu dikritik habis.

Mencari pekerjaan di era jelang “generasi emas” betapa sulitnya. Dari anak-anak panggede akhirnya kita bisa menjadi saksi, betapa peran ayah dan paman bisa mencarikan solusi pekerjaan.

Pekerjaan yang dicarikan orangtua bagi anak-anaknya bukan lagi sekadar tenaga admin di kelurahan atau tenaga kebersihan di perusahaan pinjaman online.

Peran ayah dan paman sekarang begitu “mulia” di mata keluarga, kerabat dan partainya. Seorang anak bisa ditabalkan menjadi wakil presiden, bisa menjadi menteri walau seumur jagung, bahkan “sakti” juga menempatkan anak sebagai ketua umum partai.

Tidak hanya kerabat, seorang presiden pun bisa berbuat apa saja demi transaksi politik kepada penerusnya. Menitipkan sejumlah nama menteri di kabinet sekarang – ada yang membocorkan empat nama – agar bisa duduk di kabinet mendatang menjadi bukti mencari pekerjaan di zaman ini memang terasa sulit. Pola mencari dan mengejar jabatan yang dicontohkan para elite tanpa malu akhirnya menjadi pola panutan.

Seorang direktur pemenangan salah satu tim sukses calon presiden begitu mudah beralih ke tim sukses lain. Mungkin tidak dianggapnya aib karena jabatan komisaris sudah menanti.

Pesta belum berakhir, jabatan komisaris mulai “berterbangan” hingga ke istri anggota tim sukses. Logika pembenar untuk mendapatkan pekerjaan pun terlontar dengan heroik. Ketika negara memanggil, maka demi persatuan dan kesatuan negara akan rela mendapatkan jabatan tinggi.

Melupakan segala kritik tajamnya, entah mungkin juga menertawakan target politiknya yang muluk-muluk dulu, kini malah memuja setengah mati kepada sosok yang dulu sering dihujatnya.

Menyinggung rakyat miskin dan pengangguran membengkak seperti juga terjadi di Riau yang menunggu jatah makan gratis, sementara rakyat kita rela berjam-jam demi mendapatkan harga beras yang terjangkau mendapat tanggapan dari Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Tengku Azwendi Fajri SE MM.

Sebagai upaya untuk mengurangi angka kemiskinan di Kota Pekanbaru, misalnya, Tengku Azwendi Fajri minta Pemko memprioritaskan penguatan terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai salah satu solusi.

Menurut Tengku Azwendi Fajri SE MM, peran pemerintah sangat penting untuk menyikapi kondisi peningkatan angka pada tahun 2024 ini.

Dimana saat ini, angka kemiskinan di Kota Pekanbaru meningkat 3 persen jika dibandingkan tahun 2023 yang lalu.

"Sebagai salah satu solusi menurut kita yaitu bagaiman pemerintah melakukan penguatan di sektor UMKM. Pemerintah hadir untuk memberikan bantuan seperti pelatihan ataupun juga modal," ungkap Azwendi, Rabu (6/3).

Tidak hanya itu, pemerintah juga diminta hadir dan membantu para pelaku UMKM agar mampu menaikkan kualifikasi masing-masing unit usahanya yang dilakukan masyarakat. Baik dari sisi peningkatan skill maupun manajamen pengelolaan usaha.

"Peningkatan secara skill maupun manajemen usaha sangat penting sehingga mampu bersaing dan menyumbang peningkatan ekonomi terutama untuk keluarga," ujarnya.

Untuk itu, sebagai salah satu upaya atau solusi jangka pendek dalam rangka penekanan angka kemiskinan di Pekanbaru yaitu dengan pemberdayaan UMKM.

Eksistensi pelaku UMKM pada momen bulan suci Ramadan 1445 H nanti diharapkan mendapat support dari Pemerintah.

"Bagaimana keberadaan UMKM ini dikelola dan diberdayakan dengan baik. Apalagi sebentar lagi bulan suci Ramadan akan banyak pelaku UMKM muncul di pasar-pasar Ramadan dan harus ditata oleh pemerintah," tuturnya.

"Harapan kita tentu momen Ramadan nanti jadi momen meningkatkan pendapatan dan perbaikan ekonomi masyarakat dan menekan angka kemiskinan," sambungnya.

Pengawasan bagi pelaku UMKM terutama sektor kuliner juga dinilai sangat penting untuk memberi kepastian keamanan kepada konsumen atau masyarakat akan produk yang dijual.

"Peran serta pemerintah wajib mengawasi bahwasanya makanan yang dijual steril, layak dan juga sehat," sebutnya.

"Saya yakin jika pelaku UMKM bisa bersaing secara sehat, konsumen atau pembeli akan berdatangan dimana aja pasti akan dicari," pungkasnya. (*)

Tags : harga beras, naik beras langka, di atas dan bawah minyak, pekanbaru, warga berebutan untuk mendapatkan beras, Artikel,