PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengajak seluruh masyaraka Riau agar tidak membuka lahannya dengan cara dibakar, terlebih lagi Riau dalam musim kemarau kering.
"Masyarakat diminta tidak buka lahan dengan membakar."
"Khusus dalam rangka penanganan kebakaran hutan dan lahan, alhamdulillah terkendali. Kami mengharapkan juga kepada masyarakat, saat ini adalah musim kemarau kering, mari kita mengolah lahan jangan sampai dibakar," kata Gubri Syamsuar dalam acara peresmian Masjid Rosna di Tapung, Kabupaten Kampar yang juga dihadiri Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen. Pol. Prof. Dr. Drs Gatot Eddy Pramono, M. Si, Kamis (8/6).
Masalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Provinsi Riau, menurutnya, berhasil dikendalikan oleh Satuan Tugas (Satgas) Karhutla Riau.
"Bahkan beberapa tahun terakhir bencana kabut asap tidak lagi ada di Bumi Lancang Kuning."
Dihadapan Wakapolri, Gatot Eddy, Gubernur Syamsuar menjelaskan bahwa pada Rabu 7 Juni 2023 pihaknya melakukan rapat koordinasi bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia, Letjen TNI Suharyanto dalam rangka berdiskusi untuk mencegah terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Disampaikan Gubernur Syamsuar, suksesnya pengendalian karhutla di Provinsi Riau tidak terlepas dari kerjasama banyak pihak dengan melakukan berbagai upaya, pertama, membentuk dan mengaktivasi posko Satgas Karhutla mulai dari tingkat provinsi, kabupaten hingga kelurahan.
Kedua, penggunaan dashboard lancang kuning Polda Riau. Ketiga, deteksi dini hotspot serta melakukan penanganan secara cepat dan tepat agar api tidak membesar dan meluas. Keempat, melakukan patroli rutin dan mandiri secara terpadu, serta sosialisasi kepada organisasi dan penyuluhan kepada masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar.
Selanjutnya, kelima, menyiagakan seluruh sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana kebakaran hutan lahan, seperti alat berat excavator sebanyak 12 unit, mesin pompa pemadam, selang, kendaraan operasional, sekat kanal, embung, menara pemantau api dan lainnya serta memastikan sarana prasarana tersebut berfungsi dengan baik.
Keenam, meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan seluruh stakeholder, TNI/Polri, dunia usaha, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, akademisi, media massa, relawan, hingga masyarakat.
Lalu upaya ketujuh, melaksanakan apel kesiapsiagaan kebakaran dalam rangka untuk mengantisipasi dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Serta delapan, melakukan pembasahan lahan gambut terutama di wilayah rawan kebakaran, serta dalam penangan karhutla juga dibantu dengan adanya teknologi modifikasi cuaca (TMC).
"Kami harapkan juga dukungan camat, hingga kepada desa, supaya menyampaikan kepada masyarakat bahwa jangan sampai membakar lahan agar nanti tidak terjadi kebakaran yang menimbulkan masalah bencana asap yang tidak diharapkan," pungkas Gubernur Syamsuar.
Selain itu Gubri telah mengintruksikan untuk membentuk Satgas Karhutla sampai kecamatan dan desa/kelurahan.
Satgas Penanggulangan Karhutla desa diperlukan, mengingat masyarakat yang paling pertama mengetahui jika ada Karhutla. Termasuk dampaknya jika terjadi Karhutla juga mereka lah yang pertama akan merasakan. (*)
Tags : kebakarak hutan dan lahan, karhutla, gubri imbau waspada karhutla, masyarakat dilarang bakar lahan, larangan buka lahan dengan dibakar, musim kemarau kering ,