Artikel   10-04-2025 10:41 WIB

Ditangan Kades Misran, Desa Kualaraya Terus Genjot Pembangunan Pariwisata

Ditangan Kades Misran, Desa Kualaraya Terus Genjot Pembangunan Pariwisata
Misran, Kepala Desa Kualaraya

MISRAN MS, Kepala Desa Kualaraya, Kecamatan Singkep Barat Kabupaten Lingga, Kepri bertekat untuk menggenjot pembangunan pariwisata.

Dia ingin desa sebagai wilayah kerjanya bisa bertransformasi menjadi desa wisata.

"Desa Kualaraya, bergeliat dalam pembangunan pariwisata."

"Desa kami menitikberatkan pada kontribusi masyarakat sekitar perdesaan dan pelestarian lingkungan area perdesaan," kata Misran MS, Kepala Desa [Kades] Kualaraya dalam bincang-bincangnya dikontak belum lama ini.

Dia menginginkan Desa Kualaraya bisa menjadi desa wisata menjadi salah satu destinasi yang dapat dikunjungi masyarakat untuk mengisi liburan.

"Selain warga lokal, masyarakat yang melakukan mudik ke kampung halaman untuk liburan bisa meramaikan obyek wisata yang kini menjadi produk unggulan desa disini," sebutnya.

"Tren kunjungan harus terus meningkat dengan terus melakukan pembenahan-pembenahan diberbagai lini untuk mendongkrak sektor tumbuhnya pariwisata."

Paling tidak hal ini terekam pada hari besar Idul Fitri kemarin, Desa Kualaraya sedang tumbuh di daerah Lingga dalam menyambut lonjakan pengunjung tahun ini.

"Agaknya, Desa Kualaraya, misalnya, desa ini terus melakukan peningkatan kunjungan wisatawan selama libur Lebaran yang ingin mendapat penghargaan dari desa wisata terbaik di dunia [Best Tourism Villages] 2023 yang diberikan Organisasi Pariwisata Dunia PBB [UNWTO]."

"Untuk mendapatkan kunjungan turis lokal atau wisatawan domestik ke desa harus bisa menyandang desa tebersih," diakui Misran.

"Untuk masuk pada konteks wisata perdesaan setidaknya desa harus memiliki aset kepariwisataan yang berbasis pada potensi perdesaan dengan segala keunikan dan daya tariknya yang dapat diberdayakan dan dikembangkan sebagai produk wisata untuk menarik kunjungan wisatawan ke lokasi desa," tambahnya.

Tetapi menurut Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.26/UM.001/MKP/2010, desa wisata merupakan bentuk kesatuan antara akomodasi, atraksi, sarana, dan prasarana pendukung wisata yang disajikan dalam tatanan kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tradisi yang berlaku.

"Memang saat ini, untuk bisa menjadi desa wisata harus bisa terus menerus dikembangkan sebagai salah satu bentuk pembangunan desa secara terpadu untuk mendorong transformasi sosial, budaya, dan ekonomi desa," kata dia lagi.

Menurutnya, desa wisata bahkan telah ditetapkan sebagai salah satu program unggulan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

"Sebenarnya konsep desa wisata sudah ada tahun 2000-an."

Sejak tampuk Pemerintahan dijabat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mengeluarkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pengembangan Desa Wisata.

Tetapi perjalanan desa wisata waktu itu sempat ”mati suri” dengan datangnya pandemi Covid-19, dengan diberlakukannya kebijakan pembatasan sosial.

Kini, pascapandemi Covid-19, tren desa wisata semakin populer mengikuti tren wisata yang cenderung menjadi personalize, customize, localize, dan smaller in size.

"Kondisi ini membuat jumlah desa wisata terus berkembang setiap tahun," diakui Misran.

Kabupaten Lingga di ujung timur Pulau Kepri tercatat memiliki desa paling banyak, yaitu 275 desa di seluruh Kepulauan Riau.

Sejumlah desa wisata di Kepri sudah tersohor, mendapat banyak penghargaan, dan menjadi tujuan wisata favorit wisatawan.

"Desa Kualaraya kini sedang menuju sebagai desa wisata terus berbenah untuk mengusung konsep wisata alam dengan menawarkan berbagai kegiatan."

"Kami ingin desa ini dikembangkan dan ingin menorehkan banyak prestasi, seperti penghargaan sebagai Desa Wisata Mandiri Inspiratif, Desa Wisata Berkelanjutan, dan Desa Brilian Nasional," harap Misran.

Ia memaparkan, beragam obyek wisata yang ditawarkan yang ada di Desa Kualaraya, seperti wisata alam, wisata buatan, wisata budaya, dan edukasi, yang sekaligus menajdi sumber pendapatan dari desa di kaki Gunung Daik ini.

"Setidaknya dari sektor pariwisata ini bisa meraih pendapatan hingga Rp 3,5 miliar per tahun."

"Iya, kita tetap tingkatkan baik pada produktivitas masyarakatnya," kata dia.

Diakui, keberadaan desa ini pun turut memajukan perekonomian dan kesejahteraan desa setempat sebagaimana tujuan yang diharapkan dari pembangunan desa wisata.

"Memang keberadaan desa wisata telah memiliki peran aktif terhadap perkembangan ekonomi warga desa dan sekitarnya," sebut Misran.

Sejak Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif [Menparekraf] dijabat Sandiaga Salahuddin Uno sudah menargetkan pembentukan sebanyak 6.000 desa wisata dimulai tahun 2024 untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Jadi sebanyak 6.000 desa wisata yang tersebar di penjuru tanah air diharapkan dapat berkontribusi sekitar 4,5 persen terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) secara nasional.

Jika program ini terwujud , ada penambahan sekitar 4,4 juta lapangan kerja di bidang ekonomi kreatif. (*)

Tags : kepala desa kualaraya misran, daik lingga, kepri, desa kualaraya genjot pembangunan pariwisata, desa kualaraya punya destinasi wisata,