Ada 1,3 juta orang tahun ini bakal mudik di tengah wabah virus corona, sementara Gubernur Riau memperblehkan mudik lokal dilakukan sebelum tanggal 6 Mei 2021.
RIAUPAGI.COM, PEKANBARU - Dilema mudik ditengah wabah virus corona sepertinya tak bisa dicegah, seperti saat ini sudah ada sekitar 900 ribu orang yang telah bergerak mudik dari Jabodetabek ke daerah selama masa pandemi virus corona (Covid-19). Sementara masih ada 1,3 juta orang lainnya yang diperkirakan akan segera menyusul.
"Saya kemarin rapat dengan Kemenhub, tercatat saat ini sudah ada 900 ribu orang yang mudik. Sisanya tinggal 2,6 juta yang belum pulang. Separuh dari 2,6 juta itu, ada 1,3 juta orang dianggap ada potensi mudik," jelas Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Agus Taufik Mulyono dalam siaran pers online via aplikasi Zoom, Selasa (14/4).
Secara angka persebaran, ia menghitung, sebanyak 13 persen pemudik akan menyebar ke wilayah Jawa Barat. Jawa Tengah menjadi tujuan mudik paling banyak yakni 33 persen, Yogyakarta 7,8 persen, Jawa Timur 20 persen, dan wilayah Sumatera 7 persen. "Ini lah yang perlu dilihat dampak mudik Jateng, Jatim dan Jabar. Jateng, Yogyakarta jadi derah ODP atau penularan baru atau daerah wabah baru kalau misalkan mudik ini tidak ditangani pemerintah. Ini gambaran ya setelah ikuti beberapa diskusi," ujar Agus.
Dia menyatakan, banyak masyarakat yang nekat mudik di tengah wabah virus corona lantaran hal tersebut merupakan budaya tahunan. Selain itu, ia memaparkan beberapa faktor lainnya yang membuat budaya mudik menjadi sulit dilarang. "Kemudian ada yang nekat mudik gara-gara tidak ada masukan biaya hidup, ini pasti nekat mudik. Lalu bersikeras mudik karena permintaan orang tua dan keluarga. Orang-orang ini yang ada di dalam 1,3 juta itu," ungkap Agus.
Menindaki potensi tersebut, MTI dikatakannya gencar berkonsultasi dengan berbagai pihak untuk menekankan pentingnya tidak nekat mudik, agar aksi tersebut tak berimbas kepada keluarganya di kampung yang berpotensi jadi Orang Dalam Pemantauan (ODP) jika pemudik berstatus positif Covid-19. "Orang yang mau mudik ini tahu enggak orang di kampung menolak pemudik. Ada sebagian masyarakat juga kalau nanti dilarang. Namun kalau ada sifat kemasyrakatan tinggi tetap diterima tapi persoalannya jadi ODP," imbuh dia.
Mudik lokal diperbolehkan
Sementara Gubernur Riau (Gubri) meralat ucapannya yang pernah mengatakan masyarakat Riau diizinkan mudik lokal saat Lebaran Idul Fitri 1442 H pada tanggal 6-17 Mei 2021 mendatang. Padahal, Pemerintah Pusat sudah mengeluarkan larangan mudik dalam bentuk apapun.
Namun, baik Gubri ataupun Pemerintah Pusat tidak memberikan sanksi bagi masyarakat yang ingin mudik lokal sebelum tanggal tersebut. "Mudik lokal boleh, misalnya dari sini mau mudik ke Selatpanjang, boleh. Yang dilarang itu mudik keluar provinsi, kalau masih di dalam (Provinsi Riau) boleh," kata Gubri usai rapat koordinasi dengan Forkopimda di Balai Serindit didepan media, Senin (19/4).
Agar tidak kontradiktif dengan larangan mudik lebaran dari Pemerintah Pusat, Gubri mengharapkan masyarakat bisa menyesuaikan diri. "Kalau mau mudik lokal kami harap sebelum tanggal 6 Mei. Kalau di atas tanggal 6 Mei itu dilarang, itu berlaku untuk semua provinsi," ujarnya.
Gubri menegaskan bahwa nantinya akan ada pos-pos pengawasan dan penyekatan di tiap perbatasan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Masyarakat yang nekat mudik pada waktu tersebut akan disuruh putar balik ke daerah kedatangannya. (*)
Tags : Ditengah Corona, Mudik di Riau, Mudik Lokal Diperbolehkan,