"Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengumumkan warga yang telah mendapat vaksin covid dengan dosis penuh tak perlu lagi menggunakan masker saat berada di tempat terbuka"
edoman kesehatan terkini dari lembaga itu menyebutkan warga yang telah menerima dosis penuh vaksin corona bisa melepas masker saat sendirian atau saat sedang bersama kelompok kecil dengan orang-orang yang juga sudah mendapat vaksin dosis penuh di luar ruangan. Tapi petunjuk kesehatan dari CDC tetap mempertahankan kewajiban pakai masker di dalam ruangan maupun di tempat yang ramai orang bagi yang sudah divaksin.
Sejauh ini, lebih dari 95 juta warga AS sudah menerima sepenuhnya dosis vaksin Covid-19. Berdasarkan pengumuman CDC pada hari Selasa, Presiden Joe Biden menyambut baik petunjuk kesehatan itu sebagai "kemajuan yang luar biasa". "Para ilmuan kami meyakini berdasarkan data, bahwa kemungkinan untuk tertular atau menularkan virus ke orang lain itu sangat, sangat rendah," kata Biden.
Joe Biden juga mendesak warganya yang belum menerima vaksin untuk segera mendapatkannya, tindakan yang dia sebut "patriotik". "Intinya jelas: kalau Anda sudah divaksin, Anda bisa melakukan banyak hal. Vaksin tidak sekadar menyelamatkan nyawa Anda, tapi juga orang-orang di sekitar Anda - juga membantu kita untuk kembali lebih dekat dengan kehidupan normal."
Otoritas kesehatan mengumumkan pedoman kesehatan terbaru ini hari Selasa dalam rapat satgas pengendalian Covid-19 di Gedung Putih. "Kerumunan kecil dan sedang di tempat terbuka sudah aman buat orang-orang yang sudah mendapat vaksin tanpa menggunakan masker," kata Direktur CDC, Dr Rochelle Walensky.
Hal ini termasuk berolahraga atau makan makan di tempat terbuka. Dia mengatakan, ketentuan penggunaan masker di ruang terbuka besar yang ramai akan sangat tergantung pada persoalan lainnya, seperti seberapa baik ventilasi udara di ruangan, dan seberapa banyak ruang kosong di antara orang-orang yang berkumpul. Petunjuk kesehatan ini hanya berlaku bagi mereka yang sudah mendapatkan vaksin dosis penuh - yaitu dua minggu setelah mendapat vaksin dosis kedua.
Bukti menunjukkan bahwa, meskipun penularan Covid-19 dapat terjadi di ruang terbuka, namun risiko transmisinya sangat rendah. Penelitian baru-baru ini juga menunjukkan bahwa orang yang sudah divaksin secara penuh memiliki kemungkinan kecil untuk menyebarkan virus. Dr Walensky mengatakan petunjuk kesehatan tentang masker bagi orang yang sudah mendapat vaksin dosis penuh sebagian besar ditujukan "untuk melindungi mereka yang belum divaksin". "Kami sangat berharap orang-orang yang belum mendapat vaksin untuk membatasi interaksi dengan orang lain, untuk kembali pada prinsip dasar meningkatkan ventilasi, menjaga jarak," katanya dirilis BBC.
Otoritas kesehatan AS juga mencatat jumlah kasus di AS dalam kondisi stabil, seiring vaksinasi yang terus meningkat. Pada hari Selasa, mereka menyerukan kepada lebih banyak warga untuk mendaftarkan diri mendapatkan vaksinasi. CDC melaporkan hampir 141 juta warga Amerika - atau sekitar 42% dari total populasi - telah menerima sedikitnya satu dosis hingga 26 April kemarin. Warga AS yang tuntas divaksin Covid-19 boleh beraktivitas tanpa masker dengan sejumlah syarat
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengumumkan bahwa warga mereka yang tuntas menerima vaksin Covid-19 dalam dosis penuh dapat menjalani kembali sedikit normalitas sebelum pandemi. CDC menyatakan, setiap orang akan memiliki kekebalan terhadap Covid-19 dua pekan setelah mendapat vaksin dosis terakhir. Sejauh ini setidaknya 30 juta warga AS sudah mendapatkan vaksin dalam dosis penuh.
Otoritas kesehatan di AS ini mengumumkan petunjuk terbaru, Senin (08/03), dalam sesi jumpa pers gugus tugas penanganan Covid-19 di Gedung Putih. Tiga petunjuk yang mereka terbitkan menyebut bahwa warga AS yang sudah tuntas divaksin dapat bertemu orang-orang yang juga sudah divaksin di dalam ruangan tanpa masker atau prinsip jaga jarak.
Mereka juga dapat beraktivitas dengan orang-orang yang belum divaksin, asalkan orang itu tinggal dalam satu rumah yang sama dan memiliki risiko rendah terjangkit Covid-19. Warga AS yang sudah menyelesaikan vaksinasi juga diizinkan tidak mengikuti tes atau menjalani karaninta mandiri jika terpapar Covid-19. Petunjuk ketiga ini tidak berlaku jika mereka mengalami gejala klinis. "Kami mulai menggambarkan seperti apa dunia akan bergulir ketika kita mampu mengatasi Covid-19," kata penasihat senior CDC, Andy Slavitt kepada wartawan.
"Karena semakin banyak orang mendapatkan vaksin, daftar aktivitas yang bisa dilakukan akan terus bertambah," tuturnya.
Mereka yang sudah divaksin tetap diwajibkan mengikuti sejumlah protokol kesehatan dasar, seperti memakai masker dan menjaga jarak sosial di ruang publik serta menghindari keramaian dan perjalanan dengan transportasi umum. Pedoman CDC juga menyerukan setiap orang yang sudah divaksin untuk memakai masker dan menjaga jarak dari mereka yang tidak divaksinasi. Syarat ini juga berlaku terhadap orang yang mungkin berisiko tinggi mengalami komplikasi serius terkait Covid-19.
Jumlah orang yang setiap hari divaksin Covid-19 di AS belakangan ini terus meningkat. Lebih dari 90 juta vaksin telah diberikan hingga saat ini. Persetujuan penggunaan dalam kondisi darurat untuk vaksin dosis tunggal Johnson & Johnson disebut juga akan meningkatkan pasokan. Namun otoritas kesehatan AS memperingatkan bahwa Covid-19 masih akan diperhatikan secara serius. "Lebih dari 90% populasi masih belum divaksin," kata Direktur CDC, Rochelle Walensky.
"Tanggung jawab kami adalah memastikan, dalam konteks 60.000 kasus positif baru setiap hari, bahwa kami melindungi mereka yang rentan," tuturnya.
Di AS tercatat sudah terjadi 29 juta kasus positif Covid-19 dan 525 ribu kematian. Walensky berkata, pedoman untuk orang yang sudah divaksin itu akan terus diperbarui. "Karena lebih banyak orang akan mendapatkan vaksin dan ilmu pengetahuan serta bukti ilmiah terus berkembang," kata dia.
Adapun Slavitt mengatakan, munculnya pedoman itu adalah "pagi yang sangat penuh dengan harapan walau dengan peringatan lanjutan pada masa depan". Meski begitu, Leana Wen, seorang pakar kesehatan masyarakat dan mantan komisaris kesehatan Kota Baltimore, berkata kepada Associated Press bahwa panduan baru itu "terlalu berhati-hati".
Wen menilai CDC melewatkan momen besar untuk mengikat pencapaian vaksinasi dengan panduan aktivitas normal kembali. "Dengan mengeluarkan panduan terbatas seperti itu, mereka kehilangan peluang mempengaruhi kebijakan negara bagian dan nasional," ujar Wen.
Senin malam kemarin, Gedung Putih mengumumkan bahwa Presiden Joe Biden akan menyampaikan pidato besar pertamanya tanggal 11 Maret mendatang. Pidato itu akan menandai satu tahun pandemi Covid-19 di bawah berbagai kebijakan pengetatan. Pekan lalu, Biden menyebut pada akhir Mei nanti AS akan memiliki jumlah vaksin Covid-19 yang cukup untuk setiap orang dewasa.
Indonesia diprediksi wabah corona mereda 2022
Sementara Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr Ede Surya Darmawan, SKM, MDM mengaku, ada sejumlah prediksi sebelum berjalannya vaksinasi COVID-19 sempat mencuat. Hingga kini, wabah Corona di Indonesia belum juga mereda meski vaksinasi sudah dilakukan sejak awal Januari 2021. Beberapa permodelan yang memperhitungkan butuh waktu berapa lama kasus Corona di Indonesia mereda. Termasuk saat vaksinasi COVID-19 berjalan. "Beberapa permodelan menunjukkan wabah ini masih dalam setengah perjalanan, artinya ada potensi memang menuju kasus totalnya itu sampai 2,5 atau 3 juta," kata Dr Ede dalam konferensi pers, Kamis (29/4).
"Nah kalau penanganan masih seperti ini, perhitungannya itu redanya baru bisa terjadi di akhir tahun 2022, artinya masih satu setengah tahun yang akan datang," tuturnya.
Maka dari itu, ia mengimbau warga Indonesia untuk terus memperketat protokol kesehatan. Sebab, saat penularan kasus Corona sudah berkurang, kemungkinan wabah COVID-19 mereda lebih cepat. Berkaca pada kasus Corona di India, Dr Ede mewanti-wanti untuk menjaga angka bed occupancy rate (BOR) agar tidak serupa dengan India. Jika angka BOR terus tinggi, lonjakan kasus Corona semakin mungkin terjadi. "Tapi kalau kita tidak menerapkan protokol kesehatan yang baik, yang terjadi kasus ini terus ada mungkin tidak melonjak tetapi kasus lebih tinggi, sampai kapan? Sampai kita kelelahan sendiri, kelelahan itu lah yang kita khawatirkan menjadi lonjakan," sebut Dr Ede.
"Kalau sudah terjadi lonjakan harus kita ingat ya waktu bulan Januari-Februari itu sebenarnya kapasitas RS tuh masih sekitar 70 persen-an ya, belum seperti India, India tuh boleh dibilang BOR-nya itu sudah 100 persen sangat melelahkan, karena tidak ada pergantian, staf terus bekerja," katanya.
Ia kembali menegaskan vaksinasi bukan satu-satunya jalan melawan COVID-19. Angka penularan Corona akan terus meningkat jika pelonggaran protokol kesehatan terjadi sehingga bukan tak mungkin memicu ledakan kasus rawat inap pasien Corona. "Tempat tidur belum sempat berganti sudah ada pasien lagi, ini barang kali yang harus kita hindari supaya tidak ada kejadian dengan tsunami terkait COVID-19 ini. Jangan buru-buru merayakan menang melawan COVID-19, karena pandemi belum terkendali," jelasnya. (*)
Tags : Covid-19, Wabah Virus Corona, AS akan Bebas Wabah Corona, Indonesia Diprediksi 2022,