
DUMAI - Bahaya peredaran narkoba di Indonesia, saat ini masih dalam kategori mengkhawatirkan karena akses masuknya narkoba ini dinilai sangat gampang terutama melalui jalur laut.
"Dumai masuk peringkat lima peredaran narkotika."
"Dumai ini merupaman salah satu tempat primadona, para sindikat jaringan narkoba Internasional untuk memuluskan aksi penyeludupannya," kata Kepala BNN Riau, Brigjen Pol Drs Untung Subagyo dalam acara Sosialisasi narkoba di gedung pendopo jalan putri tujuh Dumai.
Untung Subagyo mengatakan, di Dumai adalah salah satu daerah yang merupakan 'sarang' atau jalur tempat masuknya narkoba dari luar yang sampai kini menjadi sasaran jaringan narkoba Internasional.
"Narkoba ini, tidak saja masuk melalui kalangan tertentu, namun dari semua aspek tidak terkecuali dari Aparatur Sipil Negara (ASN), oknum TNI, Polri, Jaksa, Hakim dan Instansi lainnya."
"Untuk mengindari peredaran narkoba ini masuk kelingkungan ASN, yang utama dilakukan adalah menjahui hal ini dan jangan sekali-kali mengenal orang yang berkecimpung dalam hal narkoba itu tadi," tandasnya.
Menurutnya, untuk memutus mata rantai peredaran narkoba ini, Badan Narkotika Nasional (BNN) Propinsi Riau, terus melakukan acara sosialisasi bahaya narkoba kepada ASN khususnya dilingkup pemerintah kota Dumai.
"Sekarang ini, para sindikat dan jaringan narkoba Internasional ini, masuk ke Indonesia dengan berbagai modus dan cara yang sangat unik," sebutnya.
"Seperti menggunakan bungkus atau kemasan teh, kuaci, sperpark kendaraan dan lainnya. Begitu juga dengan cara pemesanannya, saat ini sudah menggunakan akses internet."
Menurut Untung Subagyo, angka prevalensi atau penyalahgunaan narkoba ke Riau masuk rangking 5 di Indonesia (sejak 2017), setelah DKI Jakarta, Jawa Timur dan Sumatera Utara.
Angka ini dikarenakan, di Riau selain letak geografisnya yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia dan juga menkadi sasaran empuk para jaringan narkoba Internasional untuk menyalurkan narkoba.
Karena itu di Riau khususnya di pantai Timur yang berbatasan lagsung dengan selat Malaka, banyak terdapat pelabuhan tak resmi yang dijadikan lokasi untuk melakukan penyeludupan.
"Saat ini ada sekitar 899 jenis narkoba yang beredar di indonesia dan hanya baru sebanyak 66 jenis saja yang sudah diatur dalam undang-undang," tambah Untung Subagyo lagi.
Karena Dumai menjadi salah satu daerah yang rawan masuknya narkoba, diminta semua unsur penegak hukum bersama masyarakat untuk selalu bersinergi. Sehingga akan tercipta suatu komunikasi yang lancar dan membuat peredaran narkoba akan dapat ditekan dan tentu akan berkurang. (*)
Tags : narkotika, peredaran narkotika, dumai masuk peringkat lima peredaran narkotika, dumai rawan jadi pintu masuk narkotika dari luar negeri ,