Pekanbaru   2025/09/02 9:38 WIB

Ekonomi Sedang Tak Baik-Baik Saja, KNPI Riau: 'Tetap Jaga Kesehatan Mental'

Ekonomi Sedang Tak Baik-Baik Saja, KNPI Riau: 'Tetap Jaga Kesehatan Mental'
Larshen Yunus, Ketua DPD Tingkat I, KNPI Provinsi Riau

PEKANBARU - Ketua Dewan Pengurus Daerah [DPD] Tingkat I, Komite Nasional Pemuda Indonesia [KNPI] Provinsi Riau, Larshen Yunus, menilai berbagai sektor perekonomian di Riau ikut terimbas dalam situasi kondisi saat ini.

"Tingginya harga bahan kebutuhan pokok, inflasi, rupiah semakin terpuruk dan PHK menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari."

"Ekonomi memang sedang tidak baik-baik saja. Tapi tidak lantas mengabaikan menjaga kesehatan mental di saat sulit," kata Larshen Yunus dalam bincang-bincangnya mengamati situasi di Kota Pekanbaru itu.

Ia juga berharap pemerintah untuk tidak berlama-lama menahan belanja anggaran.

Sebagaimana diketahui, saat pemberlakuan kebijakan efisiensi anggaran melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025, belanja pemerintah sempat tersendat dalam struktur produk domestik bruto (PDB).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), saat pertumbuhan ekonomi Indonesia ke level 4,89% pada kuartal I-2025, belanja atau konsumsi pemerintah minus 1,38% dibanding periode yang sama tahun lalu.

"Jadi ibaratnya kalau uang itu tidak digunakan, dan sempat nganggur, ya ekonominya juga nganggur. Sederhana itu. Karena apa? Karena uang itu adalah menjadi penggerak daripada ekonominya," kata dia.

Larshen mengatakan, saat pemerintah mulai merealokasi anggaran dari hasil efisiensi berdasarkan Inpres 1/2025, pemerintah sudah melakukan langkah yang tepat.

Ia menganggap, periode realokasinya tidak lagi boleh dalam durasi yang terlalu lama.

"Tapi jangan sampai ada uang yang menganggur. Itu yang paling penting sebetulnya. Jadi kalau memang mau dilakukan penghematan di sini, kemudian di tempat lain mau dialokasikan, pastikan pada saat yang sama kita hemat di sini, di sini sudah harus bergerak dengan cepat, sehingga tidak ada bolongnya," tuturnya.

"Jadi kalau dia uangnya berhenti, ya sudah ekonominya juga berhenti. Itu yang menurut saya yang kita harus perbaiki ke depan. Mudah-mudahan di semester II pemerintah setempat bisa belajar dari situ," tegasnya.

Larshen Yunus melihat gejala ekonomi yang sekarang serba sulit, tetapi warga diharap tetap jaga kesehatan mental.

Diakuinya, tingginya harga bahan kebutuhan pokok, inflasi, rupiah semakin terpuruk dan PHK menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. 

"Hampir semua sektor terganggu. Banyak perusahaan yang terpaksa memutuskan hubungan kerja (PHK) karyawannya. Seperti yang terjadi pada banyak perusahaan startup atau perusahaan rintisan," sebutnya.

Jumlah lowongan kerja juga menurun yang bikin orang makin sulit buat cari kerjaan.

"Boro-boro mencari pekerjaan ideal sesuai passion atau yang diinginkan, mendapatkan pekerjaan yang pragmatis untuk sekadar bertahan hidup saja tidak mudah. Sementara, di sisi lain yang sudah dapat kerja pun masih mengeluhkan beban hidup dengan kenaikan harga-harga bahan pokok," dalam penilaiannya.

Menurutnya, yang sudah kerja, mendapatkan gaji aman setiap bulannya juga tak terlepas dari berbagai persoalan.

"Seperti tuntutan pekerjaan yang lebih tinggi untuk menghidupkan perusahaan, gaji yang tidak sesuai dengan beban kerja, hingga konflik pekerjaan dengan bos atau lingkungan perusahaan."

"Baik yang tidak bekerja maupun yang bekerja tentu semua persoalan dan ini bukan hal yang mudah. Kadang masalah bisa diatasi, dengan bertahan namun tetap saja tidak sehat bagi kesehatan mental," ungkapnya.

Kondisi perekonomian yang sedang tidak sedang baik-baik saja ini, katanya lagi, berpotensi meningkatkan tekanan psikologis masyarakat.

"Bagi orang yang tidak kuat menahan dampak dari situasi ini akan sangat mungkin mengalami gangguan kesehatan mental seperti gangguan kecemasan, stres, depresi.".

Ia menyarakan, tetap bersyukur, menerima keadaan dan sabar sering menjadi kata kunci dari apa yang terjadi dengan kondisi perekonomian saat ini.

Jadi, Larshen menyarankan, sebaiknya sekarang lakukan yang bisa dikontrol oleh diri sendiri. Segeralah move on seperti melakukan penghematan. Saat ini waktu yang tepat untuk hidup sederhana jauh dari konsumtif. Tetapi bukan berarti pelit membeli barang berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan apalagi gara-gara diskon. Dengan demikian membeli barang berdasarkan fungsi dan bukan gengsi. (*)

Tags : ekonomi, perekonomian, ekonmi sulit, pekanbaru, ekonomi sedang tak baik-baik saja, jangan biarkan uang nganggur,