Bisnis   2024/09/24 21:29 WIB

Ekspor Karbon Aktif Cangkang Sawit Masih Terbuka Luas, SALAMBA: Digunakan untuk Bahan Bakar PLTBM di Jepang

Ekspor Karbon Aktif Cangkang Sawit Masih Terbuka Luas, SALAMBA: Digunakan untuk Bahan Bakar PLTBM di Jepang

PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Jepang membutuhkan cangkang sawit [palm kernel shell] sebanyak 10 juta ton sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa [PLTBM].

Nilai ekspor yang dihasilkan dari komoditas ini diperkirakan mencapai 100 miliar yen atau setara Rp 13,4 triliun.

"Tentang biomassa Jepang butuh 10 juta ton setahun, sehingga perusahaan sangat memerlukan kestabilan harga dan pasokan dari luar negeri," kata Aktivis Sahabat Alam Rimba [SALAMBA], Ir Marganda Simamora SH M.Si dalam bincang-bincangnya tadi ini, Selasa (24/9).

Menurutnya, Pemerintah Jepang saat ini terus menggenjot penggunaan energi baru terbarukan [EBT] yang ramah lingkungan, salah satunya dengan memanfaatkan cangkang sawit dan wood pellet.

Pada 2030, Jepang menargetkan dapat memanfaatkan EBT sebanyak 25-35 persen dari total produksi listrik negerinya.

Oleh karena itu, potensi untuk ekspor cangkang sawit dan wood pellet ke Jepang sangat terbuka lebar. Riau salah satunya juga telah ekspor cangkang sawit ini, namun memenuhi komoditas ini juga bukan tanpa hambatan, katanya.

"Salah satu teman saya [Edy Kuang] juga aktif ekspor cangkang juga mengalami kesulitan dalam mencari stok barang jika tak melewati sindikasi besar.  Selama ini pihaknya juga kesulitan menetapkan harga. Padahal sebagai barang sisa dari pengolahan minyak sawit stoknya melimpah dan biaya produksinya pun sangat murah," kata Ganda Mora, nama sapaan hari-harinya. 

Menurutnya, untuk memudahkan ekspor, jalur distribusi komoditas perlu dibuat agar biaya pengiriman semakin murah.

"Ada biaya lainnya yang akan timbul seperti transportasi, gudang, biaya pengapalan sampai ke Jepang serta biaya lainnya yang ditimbulkan setelah di Jepang, oleh karena itu perlu ada struktur logistik," kata dia.

Edy Kuang dikonfirmasi melalui ponselnya tak bersedia berkomentar.

Tetapi kembali disebutkan Ganda Mora, pemerintah Jepang bakal menerapkan EBT sekitar 14 persen dari seluruh sumber energi yang digunakan tahun ini.

"Potensi ini sangat besar bagi Indonesia untuk memasok biomassa kepada Negeri Sakura."

"Terlebih lagi, pengembangan PLTBM di sana [Jepang] sangat cepat dan populer untuk mengurangi emisi gas karbon. Tentu ini akan membuka peluang kerja sama yang sangat besar dalam hal pengiriman bahan bakar," kata dia.

Ganda melihat, sawit merupakan salah satu komoditas andalan Indonesia dan Riau sendiri menjadi penyumbang devisa terbesar setelah batu bara.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian tahun 2019, produksi sawit [minyak sawit dan inti sawit] 2018 tumbuh 6,85 persen menjadi 48,68 juta ton dari tahun sebelumnya.

Jadi Ganda Mora memperkirakan pemanfaatan karbon aktif cangkang sawit masih cukup terbuka luas, diantaranya untuk pemurnian minyak goreng bekas, penjernihan air, penjernihan sari buah, penjernihan asap cair, penjernihan air limbah industri batik, dan lain-lain pemanfaatannya. (*)

Tags : ekspor cangkang sawit, karbon aktif, ekspor cangkang sawit masih terbuka luas, cangkang sawit untuk bahan bakar, sawit, energi terbarukan, energi, minyak sawit,