PEKANBARU - Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terbaru mengenai calon gubernur Riau, Syamsuar.
"Elektabilitas Cagub Syamsuar menunjukkan 38,3 persen masyarakat Riau."
"Angka ketidakpuasan ini menunjukkan rendahnya kepercayaan publik, mengingat Syamsuar adalah incumbent," kata Direktur SIGI-LSI Denny JA, Ardian Sofa dalam pernyataannya, Kamis (18/10).
Tetapi yang disebutkan Lembaga Penelitian Pengembangan Pendidikan (LP3) Anak Negeri, Wawan Sudarwanto justru menyebut terbalik.
Ia menilai ada mitos Pilkada Riau soal calon dengan elektabilitas tinggi tak selalu menang.
Ia juga soroti pentingnya akar rumput dan program realistis untuk memikat warga Kota Pekanbaru yang sudah kritis dan rasional.
"Selama ini calon dengan survei elektabilitas tertinggi belum pernah memenangkan Pilkada Riau."
"Dulu Fauzi Bowo tahun 2012, surveinya tinggi, kalah sama Jokowi. Ahok juga sama, 2017 punya survei tinggi, tumbang oleh Anies. Jadi menurut saya biasanya yang surveinya tinggi justru kalah di Pilkada Riau," ungkap Wawan Sudarwanto mencontohkan, saat ditanya pendapatnya, Jumat (18/10).
Seperti disebutkan Denny JA, menjelaskan ada ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja Syamsuar selama menjabat gubernur cukup signifikan. 39,5 persen responden merasa tidak puas, sementara hanya 42,4 persen yang puas.
Sementara lanjutnya hanya 23,8 persen responden yang mendukung Syamsuar untuk kembali maju, angka ini hampir sama dengan tingkat elektabilitasnya. Selain itu, 37,9 persen responden mengaku tida tahu.
Denny JA menekankan bahwa seharusnya angka kepuasan terhadap Syamsuar lebih tinggi, mengingat pengalamannya sebagai bupati Siak selama dua periode dan gubernur Riau satu periode.
"Dengan pengalaman panjang tersebut, publik seharusnya memiliki harapan lebih tinggi," tambahnya.
LSI Denny JA juga mencatat bahwa jarak elektabilitas antara pasangan Syamsuar-Mawardi dengan pasangan Abdul Wahid - Sf Hariyanto mencapai 13 persen, menunjukkan ketidakstabilan posisi Syamsuar sebagai incumbent.
"Seharusnya, sebagai incumbent, posisi elektabilitas tidak terlalu melebar," pungkasnya.
Semantara Wawan Sudarwanto malah melihat, selama ini calon dengan survei elektabilitas tertinggi belum tentu memenangkan Pilkada di Riau.
Dia menyoroti kekuatan akar rumput di Riau.
"Karena akar rumput di partai seperti PKS-Golkar diperkirakan belum sepenuhnya bergerak," lanjutnya.
Dia mengingatkan agar paslon SUWAI nomor urut 3 lebih tawarkan program yang rasional.
Wawan mengingatkan calon gubernur yang akan berkompetisi untuk menawarkan program-program yang rasional dan realistis bagi warga Kota Pekanbaru berpenghuni lebih dari 2 juta penduduk itu juga terkenal kritis dan realistis.
"Warga Pekanbaru ini sadis, maunya banyak dan saking rasional, warga Pekanbaru bisa ketawa sama program dari calon gubernur yang dianggap tidak realistis," kata Wawan.
Wawan menilai, dari ketiga paslon Pilkada Riau saat ini, Abdul Wahid-SF Hariyanto, M Nasir-Wardan dan Syamsuar-Mawardi masih bersaing ketat.
"Tapi kalau secara popularitas, saya masih melihatnya Syamsuar-Mawardi unggul di Riau, karena faktor incumbent Syamsuar (mantan Gubernur Riau), tapi kita lihat ke depannya nanti seperti apa", kata Wawan.
Menurut Wawan, Paslon nomor urut 3 bisa buat Kampung Destinasi dengan menawarkan home stay maka wisatawan akan tertarik dan bisa bisa berinteraksi dengan warga sekitar sehingga menumbuhkan kecintaan.
"Kalau kampungya kita tata menjadi kampung destinasi, maka wisatawan itu senang berinteraksi dengan warga kampung kan pada saat dia jatuh cinta di kampung itu dengan suasananya ada pilihan balik lagi nginep di hotel biasa atau nginep di homestay," kata dia.
Bila perlu program itu masuk didalam sebuah situs pemesanan penyewaan tempat dengan harga terjangkau.
"Di sini nanti menyesuaikan, kelebihannya apa. Malamnya ngobrol sama pemilik rumah, paginya ngobrol sama pemilik rumah kan, mungkin tahun depannya ngelamar anaknya. Jadi macam-macam," ujarnya.
"Poin saya yaitu kembali ke sila ke-5 yaitu ekonomi Riau jangan hanya dimiliki oleh konglomerasi koorporasi, tapi warga kampung juga asal negaranya hadir mengelola pariwisata kampung, potensi ekonomi homestay menginap di kampung. Jangan ngomongin harga, tapi menyesuaikan pasar," sambungnya.
Selain itu, dirinya menjelaskan, dengan dibuatnya homestay di Kampung Destinasi tersebut juga untuk memudahkan wisatawan agar tidak jauh untuk berwisata. Jadi contoh programnya lebih rasional bukan?. (*)
Tags : calon gubernur riau syamsuar, cagubri syamsuar, paslon syamsuar-mawardi, paslon nomor urut 3, elektabilitas cagub syamsuar turun, News,