SEJARAH - Dunia kini sudah serba digital, namun banyak profesi dan industri yang masih bergantung pada kertas setiap harinya. Seberapa penting peran kertas sehingga sulit untuk mereka tinggalkan atau ini hanya menunggu waktu saja?
Selama sekitar 400 tahun, para ahli hidrograf Inggris telah membuat peta tentang laut dan samudra dunia di atas kertas.
Setiap peta dari kertas itu menampilkan detail-detail penting garis pantai, teluk, selat, hingga sungai. Isinya mengenai kedalaman laut di berbagai lokasi, posisi bebatuan, serta tempat kapal tidak bisa berlabuh.
“Ini memberikan gambaran yang sangat kaya bagi para pelaut, yang memungkinkan mereka melakukan pekerjaannya,” kata Steven Bastable, manajer produk di Kantor Hidrografi Inggris (UKHO - UK Hydrographic Office).
Peta bahari ini memiliki peran penting di masa lalu, bahkan sering kali ditampilkan dalam lukisan para pelaut legendaris, seperti James Cook, penjelajah dunia yang pernah menginjakkan kaki di Nusantara.
Di era modern, peta laut dari kertas selalu diperbarui dengan cermat. Setiap hari, staf di UKHO melakukan koreksi pada sekitar 3.500 peta yang mereka kelola, seperti menambahkan lokasi bangkai kapal baru, perubahan garis pantai, hingga kabel bawah laut yang berbahaya.
Setiap pekan, peta ini disebarkan kepada kapal-kapal pengiriman di seluruh dunia.
Namun, perlahan era keemasan peta dari kertas ini akan segera berakhir.
UKHO secara bertahap bersiap untuk menghentikan layanan kertasnya dan beralih ke versi digital, yang dapat diakses melalui Sistem Tampilan Bagan Elektronik di kapal.
Sebelumnya, UKHO berencana melakukan hal tersebut pada tahun 2026 – namun dibatalkan baru-baru ini .
“Menjadi jelas bahwa ada masalah, dan jika kita melakukan hal ini terlalu cepat, ada risiko yang sangat nyata bahwa kita akan meninggalkan para pelaut,” kata Bastable. "Itu adalah sesuatu yang kami tidak siap melakukannya."
Jika peralihan ke digital ini terlaksana maka akan mengakhiri tradisi pembuatan peta hidrografi berbasis kertas dalam bentuk apa pun, dari awalnya digambar dengan tangan lalu ke mesin cetak dan kini perangkat lunak komputer.
Walau demikian, ternyata masih cukup banyak kapal yang membutuhkan peta kertas sebagai cadangan atau, dalam beberapa kasus menjadi satu-satunya sumber navigasi di kapal.
Bukan hanya itu, Royal Yachting Association juga mengatakan bahwa meskipun peta kertas UKHO telah ditarik, mereka akan terus mengajarkan teknik navigasi dengan menggunakan peta dari kertas.
Tampaknya, kertas masih mendominasi arus gelombang.
Dan bukan itu saja. Sebuah tradisi berusia 2.000 tahun, kertas asli yang terbuat dari pohon masih dianggap penting bagi banyak bisnis dan sistem pemerintahan secara global, meskipun produksinya menimbulkan dampak lingkungan.
Kelenturan tajam pada lembaran putih pucat yang dipegang di tangan, atau cara tinta yang baru dimasukkan dari pena meresap ke dalam permukaan yang berserat – adalah bukti, tidak ada yang bisa menandingi kertas.
Kertas itu keras kepala. Akan sangat sulit bagi banyak organisasi untuk sepenuhnya menerapkan nirkertas (paperless).
Hal ini mungkin karena kebiasaan, namun dalam beberapa kasus terdapat alasan kuat untuk tetap menggunakan kertas – dari estetika, fungsionalitas, dan bahkan keamanan.
"Lihat bagaimana deretan kotak emas ini bahkan tidak terlihat dari sisi lain halaman? Hal ini mungkin terjadi karena ketebalan kertasnya," kata Erin Smith, seorang YouTuber populer yang menjalankan konten tentang alat tulis.
Dia menjelaskan manfaat kertas berkualitas baik dalam salah satu videonya tentang bullet journal – metode merancang agenda pribadi atau jurnal di buku catatan.
Bullet journal sering kali dibuat dengan bantuan tinta tebal berwarna-warni, atau motif yang ditempelkan pada halaman buku catatan. Ini hanyalah salah satu contoh penggunaan khusus kertas yang muncul di dunia yang penuh dengan alternatif digital.
Smith, yang berbasis di Australia, mengatakan bahwa ada industri rumahan produsen alat tulis berkualitas tinggi yang menargetkan produk mereka pada orang-orang yang ingin menggunakan kertas asli, pensil dan pena, atau bahkan cat air dalam bullet journal.
Buku kertas perlahan mulai ditinggalkan ke digital.
Umumnya, kertas catatan jurnal terbaik ini memiliki berat 160 gram per meter persegi (gsm), kata Smith – sekitar dua kali lebih tebal kertas dibanding kertas kantor. “Sekarang ketika saya mengambil selembar kertas fotokopi printer, saya merasa sedikit ngeri,” aku Smith.
Namun keterikatannya pada alat tulis fisik tidak berarti membuat Smith menghindari segala sesuatu yang bersifat digital. Smith adalah seorang YouTuber dan bahkan lebih suka membaca e-book daripada buku kertas.
Membuat jurnal di atas kertas adalah kesempatan baginya untuk berkreasi, dan menjauhi layar komputer atau ponsel pintar – dan dia menginginkan kertas yang terbaik.
Ada juga manfaat lain, kata Smith.
“Jika saya menyimpan sesuatu di kalender Google, saya akan mengingatnya jika memeriksanya,” katanya. “Tetapi jika saya menuliskannya, saya tidak perlu memeriksanya.”
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2021 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas otak dalam mengingat informasi ketika ditulis dengan tangan, dibandingkan di ponsel pintar.
Penelitian ini didasarkan pada eksperimen yang melibatkan sekelompok kecil pelajar di Jepang, meskipun penulis tidak mengeksplorasi dampak yang lebih luas atau jangka panjang dari aktivitas otak ini.
Ada perbedaan besar antara informasi yang disajikan di atas kertas dan layar digital, kata Richard Harper, pakar interaksi manusia dan komputer di Universitas Lancaster.
Pada tahun 2002, Harper dan rekannya menerbitkan The Myth of the Paperless Office, tentang mengapa kertas tetap sangat penting di banyak organisasi bisnis.
“Otak akan lebih baik dalam menangkap argumen yang rumit, kompleks, dan mendalam yang tersebar di beberapa halaman kertas,” kata Harper, sambil mencatat bahwa ketika memiliki sesuatu yang rumit untuk dikatakan, menuliskannya di atas kertas menjadi cara yang bagus.
Industri kesehatan juga memiliki ketergantungan historis pada kertas.
Sama seperti UKHO, banyak organisasi yang kini berupaya beralih ke digital, namun menemui kendala.
Tahun lalu, Badan Arsip dan Pencatatan Nasional AS terpaksa memperpanjang batas waktu penerapan nirkertas selama 18 bulan, hingga 30 Juni 2024 karena sepertiga pemerintah federal masih belum mengadopsi pencatatan elektronik.
Di Inggris, misalnya, Markas Besar Komunikasi Pemerintah (GCHQ) menyimpan ribuan berkas kertas rahasia personelnya di ruang bawah tanah sementara dinas keamanan MI5 Inggris menyatakan di situs webnya : "Berkas kertas tetap penting bagi MI5."
Layanan Garda Federal Rusia (FSO), yang bertanggung jawab atas keamanan di Kremlin, bahkan kembali menggunakan mesin tik pada tahun 2013, dilaporkan untuk mencegah kebocoran komputer.
Kemudian adalah industri logistik yang telah lama mengandalkan dokumen kertas untuk pendataan transit barang. Meskipun hal ini mulai berubah, sangat sulit untuk menghilangkan penggunaan kertas di sektor ini, kata seorang pekerja dalam industri ini.
Industri kesehatan juga memiliki ketergantungan historis pada kertas. Dari resep hingga dokumentasi rumah sakit, kertas bertahan hingga abad ke-21.
Sebagai contoh, mayoritas panti jompo di Skotlandia tenggara masih menggunakan sistem manajemen berbasis kertas, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan tahun lalu.
Di Uni Eropa terdapat 11 negara yang masih menggunakan kertas untuk resep medis dibandingkan sistem digital.
Di AS, kertas tetap digunakan di beberapa bagian sistem layanan kesehatan meskipun ada upaya untuk melakukan modernisasi – 96% rumah sakit dan 78% dokter ditemukan menggunakan catatan kesehatan elektronik pada tahun 2021.
Kertas masih dianggap sebagai media cadangan ketika sistem elektronik mengalami gangguan – dan hal ini tentu saja terjadi.
Pascaserangan dunia maya terhadap komunitas kecil di Alaska pada tahun 2018, staf kota dengan cepat beralih ke formulir kertas dan mesin tik ketika komputer mereka offline.
Bahkan Wikipedia, sumber informasi dunia, mempunyai rencana darurat yang disebut "Kebijakan Manajemen Peristiwa Terakhir".
Maksudnya, ketika mungkin terjadi peristiwa luar biasa seperti apokaliptik di dunia ini, para editor Wikipedia ditugaskan untuk mencetak ulang di atas kertas untuk generasi mendatang.
Ini adalah ide yang lucu namun sering dibahas – karena kertas pada akhirnya dianggap dapat diandalkan.
Maka mungkin tidak terlalu mengejutkan bahwa dalam episode Star Trek: Voyager "The Disease", Kapten Kathryn Janeway mengingatkan salah satu krunya tentang buku pegangan bernama Starfleet setebal tiga sentimeter, bahkan di tahun 2375, dicetak di atas kertas.
Oskar Lingqvist, pemimpin global bidang kertas dan produk hutan di konsultan manajemen McKinsey, mengingat tumpukan materi presentasi setebal 100 halaman yang ia dan rekannya biasa bawa ke pertemuan klien.
Grafik, data, semuanya dicetak dan dibagikan di meja ruang dewan.
“Itu adalah segmen penggunaan kertas yang menurut saya hampir habis,” katanya. Tapi menghilangkan kuitansi atau formulir terakhir yang dicetak? “Itu akan memakan waktu lama.”
Namun tren keseluruhan jelas menunjukkan penurunan, tegas Lingqvist. Dan penurunan tersebut semakin cepat seiring dengan merebaknya pandemi Covid-19.
Jumlah surat kabar dan majalah yang dicetak saat ini jauh lebih sedikit dibandingkan satu atau dua dekade yang lalu, dan hal ini merupakan salah satu faktor utama. Meningkatnya praktik bekerja dari rumah, dan upaya keberlanjutan perusahaan yang bertujuan mengurangi konsumsi kertas, juga berperan.
Namun penelitian McKinsey juga mengungkapkan bahwa jenis kertas non-grafis lainnya, terutama kemasan karton sedang berkembang pesat. Data dari perusahaan tersebut menunjukkan bahwa produksi kertas jenis ini hampir dua kali lipat antara tahun 2000 dan 2020 di Eropa.
Di China, pada periode yang sama, angkanya meningkat sekitar empat kali lipat. Maraknya belanja online terkait dengan lockdown akibat Covid-19 adalah salah satu alasannya.
Kemasan makanan, belanja online, dan kertas tisu – semua jenis kertas ini semakin banyak diminati, kata Alice Palmer, konsultan lepas untuk industri kehutanan yang berbasis di Kanada. Kertas dan karton dipandang lebih ramah lingkungan, namun perbedaan ini tidak sejelas yang dipikirkan banyak orang .
Banyak pengusaha yang beralih dari kemasan plastik menghadirkan tantangan bagi industri kertas karena ada dua cara utama pembuatan kertas, jelas Palmer.
Salah satunya melibatkan penggunaan bahan kimia untuk mengolah kayu menjadi bubur kertas, yang cenderung menghasilkan kertas berkualitas tinggi dan penuh serat kuat.
Metode lainnya adalah menggunakan panas dan penggilingan untuk membentuk bubur kertas, tanpa bantuan bahan kimia. Kertas yang Anda peroleh dari proses mekanin ini kurang kuat.
Meskipun permintaan terhadap kertas mekanis saat ini berkurang di beberapa wilayah, pabrik yang memproduksinya tidak dapat dengan mudah beralih ke pembuatan bubur kertas kimia, kata Palmer. “Anda harus membangun kembali pabrik tersebut,” katanya. “Itu berarti investasi jutaan atau bahkan miliaran dolar.”
Karton memang banyak diminati, namun hal ini membutuhkan serat yang kuat, sehingga produsen koran bekas kesulitan mendominasi pasar bahan kemasan. Namun mereka dapat menyediakan komponen kunci dalam karton bergelombang: “lapisan bergelombang di tengah”, kata Palmer.
Perusahaan kertas asal Kanada, Catalyst Paper, yang bekerja sama dengan Palmer dalam proyek penelitian pada tahun 2015 , adalah salah satu contoh perusahaan yang telah melakukan transisi serupa di beberapa pabriknya.
Jika Anda memperluas "kertas" menjadi segala sesuatu mulai dari buku catatan mewah hingga kemasan belanja online, jelas bahwa bahan tersebut lebih populer dari sebelumnya.
Namun ketergantungan kita pada kertas sebagai media sekali pakai untuk membawa makanan, atau barang, merupakan suatu permasalahan, kata Sergio Baffoni, koordinator kampanye di Environmental Paper Network (EPN), sebuah jaringan organisasi dunia yang berfokus pada menjadikan kertas sebagai industri yang berkelanjutan.
EPN melaporkan tiga miliar pohon ditebang setiap tahun hanya untuk memenuhi permintaan kemasan kertas. "Itu gila," kata Baffoni. "Membuangnya saja – itu omong kosong."
Di Inggris dan Amerika , sekitar sepertiga sampah kemasan berbahan kertas dan karton tidak didaur ulang.
Baffoni mengatakan akan lebih baik jika kita mencari bahan kemasan yang dapat digunakan kembali, sarannya. Bahkan wadah plastik pun akan lebih baik, menurutnya, jika dapat digunakan berulang kali, dibandingkan wadah kardusd sekali pakai.
Kertas kemungkinan besar tidak akan pernah ketinggalan zaman.
Namun mengingat kita telah menebang kawasan hutan yang lebih luas dari pulau Kalimantan, yaitu lebih dari 800.000 km persegi, hanya dalam waktu 60 tahun , banyak yang berpendapat bahwa kita terlalu mudah menebang pohon demi lembar kertas.
Yang lain akan membantah bahwa kadang-kadang, hal itu sepadan: karena aroma buku baru, surat tulisan tangan untuk seorang teman lama, atau catatan yang harus bertahan bahkan di masa depan yang apokaliptik ketika komputer dan database terakhir gagal. (*)
Tags : Penggunaan Kertas, Era Penggunaan Kertas Segera Berakhir, Serba Digital, Teknologi, Sejarah, Pekerjaan, Sains,