OLAHRAGA - Sektor ganda putra kembali ditarget pulang membawa gelar juara All England, turnamen badminton tertua dan salah satu yang paling bergengsi di dunia, yang dihelat di Birmingham, Inggris, 14-19 Maret 2023.
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, menempati unggulan pertama, sesuai dengan status yang mereka sandang - pasangan nomor satu dunia saat ini - menyusul prestasi gemilang yang diraih selama setahun terakhir.
Pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi, mengatakan sependapat bahwa dengan status pemain nomor satu, banyak yang berharap Fajar/Rian bisa mencatat hasil maksimal.
"Saya pribadi berharap Fajar/Rian bisa juara ... kekurangan mereka, kadang-kadang kepercayaan diri mereka turun. Bagusnya, akhir-akhir ini kepercayaan diri mereka stabil," kata pelatih ganda putra Herry IP dalam perbincangan dengan wartawan BBC News Indonesia, Mohamad Susilo, Senin (13/03).
Di All England, Fajar/Rian belum sekali pun juara.
Tahun lalu, Fajar/Rian dikalahkan sesama pasangan muda, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, dua game langsung 21-16 22-20. Namun usai All England 2022, Fajar/Rian berhasil membuktikan diri sebagai ganda putra terbaik dengan meraih banyak gelar juara.
Fajar/Rian antara lain menjuarai Super 750 Denmark Terbuka 2022 dan Super 1000 Malaysia Terbuka 2023.
Di antara pasangan-pasangan muda Indonesia, Leo/Daniel termasuk yang paling konsisten.
Dalam beberapa bulan terakhir, Leo/Daniel menjuarai turnamen Super 300 Thailand Masters 2023 dan Super 500 Indonesia Masters 2023.
"Menurut saya di All England [tahun ini] the Babies (julukan untuk Leo/Daniel) ada harapan untuk bisa memberikan yang terbaik," kata Herry.
"Tetapi di putaran pertama, the Babies [langsung] berhadapan dengan Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Ini menjadi pembuktian bagi mereka ... saya berharap the Babies bisa melangkah jauh di All England tahun ini," kata Herry.
Aaron Chia/Soh Wooi Yik, pasangan Malaysia, diunggulkan di tempat kedua dan datang ke Birmingham dengan status sebagai juara dunia 2022.
Bagi Leo/Daniel, ujian pertama memang ada di laga awal ini. Jika Aaron Chia/Soh Wooi Yik bisa dilewati, di atas kertas, Leo/Daniel, bisa melangkah lebih jauh lagi.
Leo/Daniel sudah empat kali bertemu Aaron Chia/Soh Wooi Yik dan belum pernah mencatat kemenangan.
"Kami mencoba bermain maksimal dulu di sini. Optimistis pasti mau juara. Semoga diberi kelancaran," kata Leo dalam keterangan tertulis.
"Tadi tidak ada kendala di lapangan. Hanya mungkin antisipasi perubahan arah angin saja, kalau hari ini belum ada angin tetapi tidak tahu bagaimana besok saat pertandingan dimulai. Lawan Aaron/Soh kami sudah persiapkan sejak latihan di Indonesia, sudah sama-sama tahu juga pola permainannya jadi nanti tinggal penerapan di lapangannya," kata Daniel.
Di All England 2022, Aaron Chia/Soh Wooi Yik terhenti di putaran kedua, sementara Leo/Daniel melaju hingga perempat final.
Di peringkat dunia, Leo/Daniel berada di posisi 11.
Bagaimana dengan Bagas/Fikri?
Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana tahun lalu menggebrak dan membuat kejutan besar dengan tampil sebagai juara. Namun, setelah All England 2022, Bagas/Fikri kurang tampil konsisten, yang membuat pasangan ini tidak diunggulkan.
Pelatih Herry IP memahami situasi ini.
"Masih turun naik, masih belum stabil ... jadi yang paling memungkinkan [untuk tampil maksimal] adalah the Babies," kata Herry.
Kepada BBC News Indonesia, Bagas mengatakan ia dan Fikri tentu berharap gelar juara bisa dipertahankan.
"Persiapan saya sebelum ke All England benar-benar dimaksimalkan. Pastinya saya juga ingin mempertahankan juara ... ya kita nothing to lose (bermain tanpa beban), tetap semangat terus jangan lengah di lapangan," kata Bagas.
Di putaran pertama, Bagas/Fikri berhadapan dengan pasangan Korea Selatan, Kim Gi Jung/Kim Sa Rang.
Selain Fajar/Rian, Leo/Daniel dan Bagas/Fikri, Indonesia mengirim pemain veteran Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan pasangan muda Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan yang langsung saling bertemu di putaran pertama.
Ahsan/Hendra terakhir kali juara pada All England 2019 dan pada perhelatan tahun lalu menduduki posisi runner up.
Di usia yang tak lagi muda, Ahsan/Hendra masih sangat konsisten ditandai dengan status sebagai unggulan ketiga. Bersama para pemain lain, Ahsan/Hendra mencoba lapangan di Birmingham, hari Ahad (12/03).
"Hari ini coba recovery (pemulihan) dulu, mengembalikan kondisi dan adaptasi pukulan-pukulan lagi jelang pertandingan. Termasuk dengan cuaca yang dingin seperti ini," kata Ahsan.
"Dengan cuaca seperti ini memang pemanasannya harus diperbanyak. Jadi ketika masuk lapangan sudah benar-benar panas dan siap," ujar Hendra.
Temperatur turun drastis di Inggris dalam beberapa hari terakhir yang memaksa para pemain harus menyiapkan strategi yang pas, meski suhu dingin bukan hal yang baru di Birmingham.
Indonesia sebenarnya mencatatkan mantan ganda putra terbaik dunia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, namun duo ini harus mundur karena Kevin terkena DBD.
Kevin/Marcus adalah juara All England 2017 dan 2018. Selama kurang lebih lima tahun pasangan berjuluk Minions ini memegang predikat sebagai ganda putra terbaik di dunia.
Pelatih ganda putra Herry IP menegaskan tidak ada alasan lain dibalik mundurnya Marcus/Kevin, selain karena sakit yang diderita Kevin.
"Tidak ada alasan lain. Mereka sangat fokus untuk main. Bahkan menurut saya di sesi latihan sebelum sakit, Kevin sangat ngotot dalam latihan. Semua program dijalankan dengan baik, tidak ada yang ditinggalkan," kata Herry dalam keterangan yang diterbitkan PBSI.
"Ini murni karena sakit DBD yang menyerangnya," imbuh Herry.
Mundurnya Minions akan membuat peringkat mereka semakin turun.
"Tetapi tidak masalah nanti kita start dari Super 300 dulu ... saya berpesan untuk lebih sabar lagi, jaga kondisi juga walaupun namanya penyakit kita tidak tahu kapan datangnya. Akan tetapi jangan pernah menyerah dan putus asa, masih ada sisa waktu untuk mengejar. Race to Olympic menuju Olimpiade juga masih bisa," kata Herry.
Di antara gelar-gelar bergengsi, Minions belum bisa meraih prestasi puncak di Olimpiade ataupun Kejuaraan Dunia.
Tunggal putra
Tim Indonesia juga berharap para pemain tunggal putra bisa juara meski di atas kertas tidak mudah untuk mewujudkan target tersebut, di tengah dominasi bintang Denmark Viktor Axelsen.
Indonesia mengirim Jonatan Christie (unggulan kedua), Anthony Sinisuka Ginting (unggulan ketiga), Chico Aura Dwi Wardoyo, dan Shesar Hiren Rhustavito. Baik Ginting maupun Vito sama-sama di satu blok undian dengan Axelsen.
Di blok undian lain, ada Jojo dan Chico. Di blok ini ada pemain Jepang yang tengah menanjak Kodai Naraoka dan pemain Thailand Kunlavut Vitidsarn.
Kunlavut adalah satu dari sangat sedikit pemain yang bisa mengalahkan Axelsen, juara dunia, juara All England 2022 dan peraih emas Olimpiade 2022.
Di babak pertama All England 2023, Jojo akan berhadapan Weng Hong Yang, Chico melawan Daren Liew, Vito melawan Ng Tze Yong, dan Ginting melawan Kanthapon Wangcharoen.
Indonesia sudah lama sekali puasa gelar juara tunggal putra.
Terakhir kali Indonesia menjuarai tunggal putra All England melalui Hariyanto Arbi pada 1994.
Untuk tungal putri, Indonesia terakhir kali juara melalui Susy Susanti, juga pada 1994.
Tags : fajri dan rian, ganda putra, bulu tangkis, Juara di all england 2023, olahraga, badminton,