GAJIAN memang hari yang paling ditunggu-tunggu. Namun, baru beberapa hari gajian, tak terasa uang sudah habis. Pernahkah Anda merasa demikian? Mungkin jawabannya 'Tentu saja'.
Mungkin banyak dari Anda yang bertanya-tanya ke mana uang tersebut melayang. Tanpa disadari, Anda sering melakukan hal-hal kecil yang membuat gaji cepat habis. Maka muncul lah pertanyaan "kenapa sih kok uang cepat habis?"
Jadi baru hari ini ada di kantong, besoknya sudah habis. Baru sebentar masuk tabungan, besoknya sudah habis. Jadi rekening tabungan hanya 'numpang lewat' saja. Akhirnya di rekening tabungan anda hanya ada sisa minimum saldo. Inilah problem banyak orang, dan coba kita bahas mengapa uang cepat sekali berlalu.
Kurang Pendidikan Finansial
Kita harus mengakui bersama bahwa sedari kecil tidak ada yang namanya pendidikan finansial secara formal dari jenjang pendidikan manapun, termasuk saat kuliah. So ketika sudah mulai dewasa dan bisa menghasilkan uang sendiri, apa yang terjadi?
Tentu kita bisa lihat sendiri hasilnya seperti apa. Ini ketika single lho, mungkin masih dianggap biasa saja ketika uang cepat habis, maka berlanjutnya ketika memasuki dunia pernikahan, di mana menggabungkan dua pola pikir dan karakter yang berbeda, tentu berpotensi bermasalah nantinya. Ini salah satu masalah yang kerap kali dihadapi oleh setiap keluarga.
Apakah masalah keuangan selesai sampai di sini? Oohh tentu tidak. masih ada yang perlu disiapkan, seperti biaya saat masa pensiun nanti. Kita harus sudah mulai menyiapkan sedini mungkin.
Bila kita tidak siapkan, yang terjadi apakah akan mengandalkan dari anak? Itu pun kalau anaknya bisa berbakti kepada orang tuanya. Kalau tidak bisa bagaimana? Anaknya punya kehidupan masing-masing.
Akhirnya di masa tua pun hidup dengan kekurangan dan berbelas kasihan dari orang lain. Banyak orang yang seperti itu dan tentu kita tidak ingin terjadi pada hidup kita kan.
Masalah keuangan seperti ini bisa terjadi pada siapa saja. Masalah keuangan terjadi tidak memandang besar kecilnya penghasilan. Seberapa besarpun penghasilan anda, bila tidak memiliki pengetahuan dalam mengelola keuangan, hasilnya akan sama saja yaitu numpang lewat bahkan bisa minus sekalipun.
Coba kita tengok beberapa public figure yang memiliki penghasilan besar namun pada akhirnya jatuh akibat terlilit utang. Awalnya hanya untuk minum, berlanjut membeli jam tangan mewah, beli baju mahal dan selalu makan siang di tempat berkelas yang pada akhirnya menggerus pendapatannya terus menerus.
Seberapapun banyaknya uang tetap akan habis. Jadi ketika penghasilan anda Rp 10 juta dalam sebulan, maka akan habis juga. So inilah yang harus kita pahami bersama, bukan besar kecilnya penghasilan yang kita terima, tapi bagaimana kita mengelola pendapatan saat ini.
Penghasilan Rp 50 juta per bulan, masih kurang. Anda tahu masalahnya di mana? Masalahnya adalah masih minim pendidikan finansial yang diterima masyarakat. Pendidikan finansial bisa melalui artikel ini, buku hingga mengikuti training.
Lalu ada yang nyeletuk, apakah memiliki pendidikan finansial yang baik menjadi jaminan keuangan seseorang pasti baik bahkan kaya raya? Maka saya akan menjawab dengan pertanyaan balik, apakah kuliah di kampus unggulan dan menjadi sarjana dengan nilai tinggi menjadi jaminan seseorang untuk memiliki karir baik?
Nah tentu jawaban belum tentu kan. Ya dengan kita kuliah, itu menjadi salah satu cara untuk meningkatkan pergaulan, karakter yang menjadi penunjang dalam karir nanti. Begitu juga pendidikan finansial yang baik menjadi salah satu cara kita untuk memilih produk keuangan yang tepat dan sesuai hingga pada akhirnya menjadi faktor pendukung dalam mengambil keputusan finansial.
Gaya Hidup
Di atas sudah disinggung berkali-kali bahwa yang menentukan keuangan anda bukan berdasarkan besar kecil penghasilan, pengetahuan dan kemampuan anda dalam mengelola keuangan. Nahh coba dibayangkan bila tidak memiliki pendidikan finansial yang oke dan berlanjut dengan ikut gaya hidup yang konsumtif seperti contoh public figure tadi, apa jadinya keuangan kita?
Hal yang harus kita pahami adalah jangan sampai terjerat gaya hidup konsumtif. Karena sebesar-besarnya gaji yang anda dapat, tak akan cukup untuk menutupi gaya hidup. Namun saat ini di masyarakat kita terjadi beberapa hal yang mencengangkan lho seperti menunjukkan potong rambut di salon desainer papan atas di mall mewah, atau berlibur ke Raja Ampat hingga Maldives.
Ya memang Liburan saat ini sudah menjadi kebutuhan kita semua di tengah penatnya dan kesibukkan dalam bekerja. Namun seakan menjadi sebuah hal yang begitu miris ketika melihat teman-teman yang berlibur ke berbagai pelosok daerah dengan bermodalkan keuangan yang belum baik alias mengandalkan utang. Umumnya mereka memaksakan ego untuk berlibur dan mencari cara untuk mendapatkan pinjaman uang demi menambal keuangan yang bocor.
inilah yang membuat gaji terkuras dengan mudah, yang membuat uang anda cepat habis, tanpa terasa. Tadi baru disinggung mengenai liburan lho, belum hal lain seperti elektronik, gadget hingga fashion dan semua bisa didapatkan dengan mudah melalui handphone anda.
Semua berada dalam genggaman tangan anda. Belum lagi godaan akan cicilan dengan bunga 0% plus mendapatkan cashback sekian persen. Wah menyenangkan sekali rasanya. Dan bila kita berjalan ke pusat pembelanjaan, di mana setiap supermarket besar atau bagian elektroniknya pasti terdapat booth pembiayaan yang menawarkan cicilan ringan dengan modal KTP saja.
Iya hanya modal KTP saja dan tentu ada 'pemanis' lainnya yaitu 'proses cepat, bunga ringan, hanya 10 menit'. Iya apa iya?? Pasti anda sering melihat hal yang seperti ini bukan. Pada akhirnya anda membeli produk tersebut. Entah benar karena kebutuhan atau karena keinginan saja. Melihat kemudahan tersebut, apakah ini menjadi gaya hidup anda saat ini?
Penipuan
Setelah pendidikan finansial yang kurang serta dipengaruhi oleh gaya hidup, hal ketiga yang dapat membuat keuangan anda cepat habis adalah anda kena tipu atau terjadi penipuan terhadap diri anda.
Tentu anda pernah mendengar cerita para pahlawan devisa kita yang berjuang di luar negeri untuk mendapatkan uang, saat mereka kembali ke Indonesia dengan membawa uang yang cukup banyak, namun hanya bertahan beberapa bulan saja.
Ketika mereka pulang, mereka ditawarkan sebuah penawaran menarik untuk menyimpan uang mereka di koperasi atau diinvestasikan ke bisnis, namun itu semua berkedok money game atau biasa kita kenal investasi bodong.
Setelah mengalami peristiwa seperti tersebut, tentu mereka akan stress dan berpikir untuk kembali merantau kerja di negeri orang lagi entah sampai kapan. Ini baru dari para pahlawan devisa kita lho.
Tentu kita pernah mendengar para pensiunan yang mendapatkan pesangon cukup besar. Ketika mereka mendapatkan dana pensiunan yang cukup besar, ratusan sampai miliaran rupiah, tiba-tiba mereka kena tipu dengan model yang sama juga seperti tadi. Maksud hati ingin pensiun yang tenang dan damai, ini malah stress karena uangnya sudah habis total.
Tidak hanya para pensiunan lho yang menjadi korban, anggotan TNI, POLRI aktif juga menjadi korban bahkan anggota dewan pun menjadi korban kasus penggandaan uang.
Maka sangat terbuka kemungkinan uang anda tergerus habis karena tergiur oleh iming-iming yang wow tadi, semua kembali lagi pada kurangnya pendidikan finansial yang kita terima. Maka jangan ragu untuk terus belajar, kapan pun dan di manapun untuk mencapai keuangan yang lebih baik.
Banyak orang yang penghasilannya besar tapi pengeluarannya lebih besar lagi. So sekali lagi, seberapa besar penghasilan anda, itu tidak menentukan kekayaan anda, tetapi yang menentukan adalah berapa banyak uang yang anda investasikan.
Gaya Hidup
Di atas sudah disinggung berkali-kali bahwa yang menentukan keuangan anda bukan berdasarkan besar kecil penghasilan, pengetahuan dan kemampuan anda dalam mengelola keuangan. Nahh coba dibayangkan bila tidak memiliki pendidikan finansial yang oke dan berlanjut dengan ikut gaya hidup yang konsumtif seperti contoh public figure tadi, apa jadinya keuangan kita?
Hal yang harus kita pahami adalah jangan sampai terjerat gaya hidup konsumtif. Karena sebesar-besarnya gaji yang anda dapat, tak akan cukup untuk menutupi gaya hidup. Namun saat ini di masyarakat kita terjadi beberapa hal yang mencengangkan lho seperti menunjukkan potong rambut di salon desainer papan atas di mall mewah, atau berlibur ke Raja Ampat hingga Maldives.
Ya memang Liburan saat ini sudah menjadi kebutuhan kita semua di tengah penatnya dan kesibukkan dalam bekerja. Namun seakan menjadi sebuah hal yang begitu miris ketika melihat teman-teman yang berlibur ke berbagai pelosok daerah dengan bermodalkan keuangan yang belum baik alias mengandalkan utang. Umumnya mereka memaksakan ego untuk berlibur dan mencari cara untuk mendapatkan pinjaman uang demi menambal keuangan yang bocor.
Inilah yang membuat gaji terkuras dengan mudah, yang membuat uang anda cepat habis, tanpa terasa. Tadi baru disinggung mengenai liburan lho, belum hal lain seperti elektronik, gadget hingga fashion dan semua bisa didapatkan dengan mudah melalui handphone anda.
Semua berada dalam genggaman tangan anda. Belum lagi godaan akan cicilan dengan bunga 0% plus mendapatkan cashback sekian persen. Wah menyenangkan sekali rasanya. Dan bila kita berjalan ke pusat pembelanjaan, di mana setiap supermarket besar atau bagian elektroniknya pasti terdapat booth pembiayaan yang menawarkan cicilan ringan dengan modal KTP saja.
Iya hanya modal KTP saja dan tentu ada 'pemanis' lainnya yaitu 'proses cepat, bunga ringan, hanya 10 menit'. Iya apa iya?? Pasti anda sering melihat hal yang seperti ini bukan. Pada akhirnya anda membeli produk tersebut. Entah benar karena kebutuhan atau karena keinginan saja. Melihat kemudahan tersebut, apakah ini menjadi gaya hidup anda saat ini?
Penipuan
Setelah pendidikan finansial yang kurang serta dipengaruhi oleh gaya hidup, hal ketiga yang dapat membuat keuangan anda cepat habis adalah anda kena tipu atau terjadi penipuan terhadap diri anda.
Tentu anda pernah mendengar cerita para pahlawan devisa kita yang berjuang di luar negeri untuk mendapatkan uang, saat mereka kembali ke Indonesia dengan membawa uang yang cukup banyak, namun hanya bertahan beberapa bulan saja.
Ketika mereka pulang, mereka ditawarkan sebuah penawaran menarik untuk menyimpan uang mereka di koperasi atau diinvestasikan ke bisnis, namun itu semua berkedok money game atau biasa kita kenal investasi bodong.
Setelah mengalami peristiwa seperti tersebut, tentu mereka akan stress dan berpikir untuk kembali merantau kerja di negeri orang lagi entah sampai kapan.
Ini baru dari para pahlawan devisa kita lho.
Tentu kita pernah mendengar para pensiunan yang mendapatkan pesangon cukup besar. Ketika mereka mendapatkan dana pensiunan yang cukup besar, ratusan sampai miliaran rupiah, tiba-tiba mereka kena tipu dengan model yang sama juga seperti tadi. Maksud hati ingin pensiun yang tenang dan damai, ini malah stress karena uangnya sudah habis total.
Tidak hanya para pensiunan lho yang menjadi korban, anggotan TNI, POLRI aktif juga menjadi korban bahkan anggota dewan pun menjadi korban kasus penggandaan uang. Maka sangat terbuka kemungkinan uang anda tergerus habis karena tergiur oleh iming-iming yang wow tadi, semua kembali lagi pada kurangnya pendidikan finansial yang kita terima.
Maka jangan ragu untuk terus belajar, kapan pun dan di manapun untuk mencapai keuangan yang lebih baik. Belajar bisa dari manapun, termasuk dari kelas dan workshop yang dilaksanakan oleh tim IARFC Indonesia atau tim AAM & Associates.
Di Jakarta dibuka workshop sehari tentang bagaimana cara Mengelola Gaji dan Mengatur Uang bulanan dan Belajar dan Teknik Menjadi Kaya Raya dan juga workshop sehari tentang Reksadana. Ada juga workshop khusus tentang Asuransi membahas Keuntungan dan Kerugian dari Unitlink yang sudah anda beli.
Karena banyak permintaan, dibuka lagi workshop Komunikasi yang memukau lawan bicara anda (menghipnotis), cocok untuk anda orang sales & marketing, untuk komunikasi ke pasangan, anak, boss, anak buah, ke siapapun, info.
Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda bisa belajar tentang perencanaan keuangan komplit, bahkan bisa jadi konsultannya dengan sertifikat Internasional bisa ikutan workshop Basic Financial Planning dan workshop Intermediate dan Advance Financial Planning di Pertengahan Info lainnya. (*)
Tags : gajian, gaji paling ditunggu-tunggu, gaji baru diterima, tak terasa uang gaji habis sebelum waktunya,