JAKARTA - Jumlah terinfeksi virus corona masih terus bertambah setiap hari. Selain mutasi, virus ini pun memuncurlkan gejala corona terbaru.
Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat per 25 September 2020 jumlah terinfeksi virus corona di Indonesia mencapai 266.845 orang, bertambah 4.823 kasus dibandingkan sehari sebelumnya. Dari jumlah itu, sebanyak 60.231 orang masih terinfeksi corona (kasus aktif), lalu yang sembuh 196.196 orang, dan 10.218 orang meninggal dunia.
Sejak pandemi corona masuk ke Indonesia Maret 2020, Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 menyebut, gejala corona antara lain demam, batuk kering, sesak nafas hingga hilang kemampuan indra penciuman. Namun belakangan muncul gejala corona terbaru yang belum diketahui banyak orang. Gejala corona terbaru itu terkuak berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman para dokter yang menangani kasus tersebut. Melakukan pemeriksaan dan mencari bantuan profesional memang merupakan langkah yang paling tepat ketika kita merasakan gejala yang mengganggu.
Namun mengetahui gejala-gejala corona terbaru bisa menjadi cara efektif untuk deteksi dini. Berikut gejala corona terbaru:
1. Gejala corona terbaru berupa Silent hypoxia
Gejala corona terbaru ini mengejutkan bagi sebagian dokter yang sudah berpengalaman puluhan tahun. Gejala corona terbaru ini membuat pasien menderita infeksi paru-paru kronis, dengan tingkat oksigen yang sangat rendah. Namun, tidak ada masalah pernapasan sama sekali.
Dalam sebuah opini yang ditulis untuk New York Times, Richard Levitan, MD, menjelaskan lebih dalam tentang hal ini. Dia mengatakan, kebanyakan pasien dengan kondisi tersebut dilaporkan sakit selama seminggu atau lebih dengan gejala demam, batuk, sakit perut dan kelelahan, tetapi napas mereka menjadi pendek di hari mereka datang ke rumah sakit. "Pneumonia mereka jelas telah berlangsung selama berhari-hari, tetapi saat mereka merasa harus pergi ke rumah sakit, mereka seringkali sudah dalam kondisi kritis," ungkap dia.
2. Gejala corona terbaru berupa pembekuan darah dan stroke
Salah satu gejala corona terbaru yang terkadang mematikan berkaitan dengan pembekuan darah yang tidak normal. Ahli radiologi intervensi Yale Medicine yang berspesialisasi dalam prosedur jantung yang dipandu gambar, Hamid Mojibian, MD memberikan penjelasannya.
Dia mengatakan, otopsi pasien Covid-19 menunjukkan mikroemboli (gumpalan kecil) di berbagai organ yang menjelaskan beberapa disfungsi organ pada pasien. "Pasien Covid-19 memiliki risiko lebih tinggi untuk membentuk gumpalan darah arteri yang bisa sangat berbahaya," kata dia.
Namun, tingkat berbahayanya bergantung pada di mana gumpalan terbentuk atau bermigrasi. "Semua organ dalam tubuh kita bergantung pada darah yang dibawa melalui sistem arteri untuk berfungsi dengan benar. Setiap gangguan suplai darah dapat mengakibatkan konsekuensi yang parah," tambah Mojibian. Ada sejumlah laporan pembekuan terjadi di aorta, arteri ginjal (menyebabkan infark ginjal), dan tungkai (menyebabkan kaki hitam dan gangren). Namun, yang paling merusak adalah gumpalan di pembuluh darah otak yang dapat menyebabkan stroke, bahkan pada orang yang lebih muda.
3. Gejala corona terbaru mirip sindrom kawasaki
Pada 6 Mei lalu, otoritas negara bagian New York mengeluarkan peringatan yang menjelaskan bahwa ada 64 anak di negara bagian tersebut dirawat di rumah sakit dengan kondisi aneh. Para dokter menggambarkan kondisi mereka seperti "sindrom inflamasi multisistem pediatrik." "Secara klinis menyerupai proses inflamasi masa kanak-kanak lainnya, penyakit kawasaki." Demikian diungkapkan profesor pediatri sekaligus dokter penyakit menular pediatrik dari Yale School of Medicine, Thomas Murray, MD. Contoh gejala corona terbaru yang harus diwaspadai orangtua antara lain demam tinggi yang berkepanjangan, mata merah, ruam, nyeri otot, muntah, dan diare. Biasanya, kondisi ini terjadi beberapa hari setelah infeksi awal.
4. Gejala corona terbaru berupa gangguan pencernaan
Penelitian baru mengklaim, banyak pasien Covid-19 mungkin tidak mengalami gejala pernapasan sama sekali, pasien malah mengalami gejala corona terbaru yakni menderita gejala gastrointestinal seperti diare, mual, dan muntah. Sementara penelitian awal menemukan, kurang dari 4% pasien Covid-19 memiliki gejala gastrointestinal. Lalu, sejumlah penelitian yang lebih baru menemukan angka itu mendekati 11%, sementara beberapa penelitian lain mengklaim angkanya bisa mencapai 60%.
5. Gejala corona terbaru pasien mengalami kebingungan parah
Kelelahan adalah gejala umum Covid-19, tetapi pada beberapa orang terutama lansia, dilaporkan pula sejumlah gejala corona terbaru seperti disorientasi dan kebingungan parah. Dalam pedoman klinis yang diterbitkan The University of Lausanne Hospital di Revue Medicale Suisse, disebut, kondisi tersebut dapat menyertai demam dan masalah pencernaan. Joseph R. Berger, profesor neurologi di Rumah Sakit Universitas Pennsylvania, meyakini, gejala corona terbaru dari sisi kejiwaan ini mungkin disebabkan oleh silent hypoxia yang dijelaskan di atas. Kondisi itu adalah kekurangan oksigen di otak karena rendahnya kadar dalam darah. "Otak tidak dapat menahan tingkat oksigen yang rendah. Ketika otak tidak mendapatkan cukup oksigen, pasien akan menderita hipoksia, yang pada akhirnya dapat mengubah cara berpikir mereka," kata Berger kepada Inquirer.
6. Gejala corona terbaru pasien merasa lemah dan dehidrasi
Direktur medis dari Ruth and Harry Roman Emergency Department di Cedars-Sinai Medical Center, Dr. Sam Torbati, memaparkan tentang kondisi ini. Dia menjelaskan, manula yang dirawat awalnya tampak seperti pasien trauma tetapi belakangan ditemukan mengidap Covid-19.
Menurut dia, mereka menjadi lemah dan dehidrasi yang menjadi gejala corona terbaru. Ketika mereka berdiri untuk berjalan, mereka pingsan dan itu membuat mereka mengalami luka parah. Torbati melihat orang dewasa yang lebih tua terlihat sangat bingung dan tidak dapat berbicara, yang pada awalnya tampak seperti menderita stroke. "Ketika kami mengujinya, kami menemukan apa yang menyebabkan perubahan ini adalah efek sistem saraf pusat dari virus corona," kata dia dilansir CNN.
7. Gejala Berlanjut
Menurut WHO, kebanyakan orang dengan kasus Covid-19 ringan akan pulih dalam dua minggu, sementara infeksi yang lebih parah membutuhkan waktu 3-6 minggu untuk mereda. Namun, menurut laporan baru dari New York, ada beberapa orang melewati batas 30 hari tersebut dan masih melaporkan gejala corona terbaru terhitung sejak dites negatif.
Kerri Noeth, wanita yang sudah memasuki hari ke-36 infeksi, mengatakan kepada ABC7NY, dia pernah ke UGD dua kali sejak tanda 14 hari dengan gejala berkelanjutan masih saja ada. Termasuk rasa terbakar dan kesemutan di dada dan lehernya disertai dengan hot flash. Ada pula Susan Silverman, yang pada hari ke-38 masih menderita kehilangan indra dan penciuman, sakit lengan dan vertigo, meskipun semua gejala tersebut tidak hanya berkaitan dengan Covid-19. "Berbagai gejala yang tersisa, terutama jantung berdebar-debar, dan ketidaknyamanan yang luar biasa di dada dan tulang rusuk saya," kata Silverman
Yang harus dilakukan
Jika kita merasakan gejala-gejala corona terbaru tersebut, atau bahkan gejala corona lainnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan untuk segera hubungi profesional medis, terutana dirasa ada risiko tinggi. Mereka yang memiliki risiko tinggi menderita penyakit dari Covid-19 adalah:
Usia di atas 65 tahun
Orang yang tinggal di panti jompo atau fasilitas perawatan jangka panjang. Orang yang memiliki penyakit paru-paru kronis atau asma sedang hingga berat, kondisi jantung yang serius, memiliki berat badan berlebih atau obesitas, dan memiliki diabetes. Juga mereka yang memiliki penyakit ginjal kronis dan sedang menjalani dialisis, atau memiliki penyakit hati. Ingat, pandemi corona belum berakhir. Tetap jaga jarak, menggunakan masker, dan sering mencuci tangan. Cermati gejala corona terbaru untuk deteksi dini agar lebih cepat mendapat penanganan. (*)
Tags : gejala corona, gejala corona terbaru, gejala terinfeksi virus corona, gejala baru terinfeksi virus corona, Virus Corona, Jangan Lewatkan,