Linkungan   2024/10/24 10:2 WIB

Gelombang Panas Menghantam Kota Minyak, 'Hingga Kulit Terasa Terbakar dan Penuh Sesak'

Gelombang Panas Menghantam Kota Minyak, 'Hingga Kulit Terasa Terbakar dan Penuh Sesak'

PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Sejumlah kota di Provinsi Riau [Pulau Sumatera Bagian Tengah] sedang dilanda gelombang panas ekstrem, dengan suhu di beberapa kota besar mencapai lebih dari 34 derajat Celsius.

Terik matahari menghantam kota minyak terasa sudah penuh sesak. Tetapi hingga saat ini belum ada laporan kematian akibat gelombang panas ini.

Meskipun demikian, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa kondisi ini tidak memenuhi syarat untuk disebut gelombang panas di Indonesia.

Masyarakat di Riau, khususnya Kota Pekanbaru belakangan ini sudah merasa sengatan matahari dengan perubahan cuaca yang tidak biasa.

Siang hari yang panas terik hingga terasa membakar kulit, tiba-tiba diikuti oleh hujan deras di malam hari.

"Ini sungguh menyakitkan dan tidak seperti biasanya kan. Keluar sebentar dari rumah sengatan tajam terasa dikulit," kata Mufli Gusendhi, Kamis (23/10).

Mengenai hal itu, Forecaster Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Bibin Sulianto memberikan penjelasan.

Menurutnya, saat ini wilayah Riau memang sudah memasuki musim hujan, dengan puncaknya diperkirakan terjadi pada November hingga Desember 2024.

Namun, panas terik yang dirasakan belakangan ini disebabkan oleh gangguan tekanan rendah di wilayah Filipina, yang dipicu oleh Tropical Cyclone “Trami”.

Gangguan ini menyebabkan massa udara di Riau tertarik ke arah siklon tropis tersebut, sehingga memicu cuaca yang terik di siang hari.

"Dalam beberapa hari terakhir cuaca Riau cukup terik, dikarenakan adanya gangguan tekanan rendah di Filipina (Tropical Cyclone “Trami”) sehingga massa udara tertarik Tropical cyclone tersebut," ujarnya.

Meski begitu, Bibin menambahkan bahwa hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih akan sering terjadi di malam hari, seiring masuknya Riau ke musim penghujan.

Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi banjir di beberapa wilayah yang rentan genangan air.

Perubahan cuaca yang cepat ini menjadi perhatian tidak hanya masyarakat, tetapi juga para ahli cuaca. BMKG mengingatkan agar masyarakat mempersiapkan diri menghadapi kondisi cuaca yang lebih ekstrem di bulan-bulan mendatang.

Menurut Bibin, gelombang panas ditandai dengan kenaikan suhu rata-rata harian lebih dari 5 derajat Celsius selama lima hari berturut-turut.

Peningkatan suhu teramati, tetapi bukan gelombang panas.

Tetapi gelombang panas kali ini yang juga menyorot  di kota penghasil minyak bumi memang sudah menyakitkan. Sinar matahari dipantulkan kembali oleh minyak. Meskipun suhu maksimum di beberapa wilayah mencapai 35 derajat Celsius tetapi terasa seperti 43 derajat Celsius, hal itu tidak memenuhi syarat untuk disebut sebagai heatwave. (*)

Tags : gelombang panas, sengatan matahari menghantam kota minyak, pekanbaru, sengatan matahari terasa kulit terbakar,