
PEKANBARU – Upaya untuk meningkatkan cakupan imunisasi di Provinsi Riau terus digencarkan, kali ini melalui pendekatan digital yang lebih cerdas dan berdaya jangkau luas. Global Health Strategies (GHS), bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RIa dan Dinas Kesehatan Provinsi Riau, menggelar pelatihan peningkatan kapasitas promosi imunisasi berbasis media sosial pada 1–2 Juli 2025 di Hotel Grand Zuri, Pekanbaru.
Pelatihan ini menjadi bagian dari program VaxSocial, sebuah inisiatif inovatif yang bertujuan membangun kesadaran dan minat masyarakat terhadap imunisasi, khususnya melalui media sosial dan strategi komunikasi digital yang terarah.
“Kami melihat potensi besar dari media sosial, terutama WhatsApp, dalam menyampaikan pesan kesehatan. Di dua puskesmas di Pekanbaru, kami coba bentuk grup WhatsApp, dan dari tiga pesan yang disebar, satu langsung menghasilkan niat membawa anak untuk imunisasi,” ungkap Direktur GHS, Ganendra Awang Kristandya.
Menurutnya, strategi komunikasi publik harus menyesuaikan dengan dinamika lokal. Di Pekanbaru, pesan yang datang dari tokoh agama atau influencer lebih dipercaya ketimbang tenaga kesehatan. Oleh karena itu, pendekatan kolaboratif bersama komunitas, tokoh agama, hingga media lokal menjadi kunci.
“Isu kehalalan vaksin masih sering menjadi kekhawatiran. Karena itu kami libatkan tokoh masyarakat dalam menyampaikan informasi, agar lebih dipercaya,” tambah Ganendra.
Senior Advisor GHS, Dr. dr. Anung Sugihantono, M.Kes, memaparkan bahwa hasil survei awal di Pekanbaru dan Kampar menunjukkan bahwa 85 persen ibu—yang mayoritas menjadi pengambil keputusan imunisasi dalam keluarga—mengandalkan WhatsApp sebagai sumber utama informasi kesehatan.
"Dari empat kota riset kami, hanya Pekanbaru yang punya Mal Pelayanan Publik dengan layanan imunisasi. Dan itu sangat diapresiasi warga karena dinilai nyaman dan berkualitas,” terang Anung.
Meski begitu, kepercayaan terhadap tenaga kesehatan masih belum optimal. “Baru sekitar 50 persen responden yang menyatakan percaya. Inilah mengapa pelatihan komunikasi interpersonal sangat penting bagi tenaga kesehatan,” ujarnya.
Dari sisi pemerintah pusat, pelatihan ini juga menjadi upaya memperkuat strategi komunikasi lintas sektor. Anggota Tim Komunikasi dan Edukasi Kemenkes RI, Danu Ramadityo, menegaskan bahwa penanganan isu imunisasi tak cukup hanya dengan membantah hoaks (debunking), tetapi juga harus dilakukan pencegahan sejak dini melalui prebunking.
“Kami tidak bisa terus menerus memburu hoaks setelah viral. Harus dicegah lebih dulu. Karena itu pendekatannya harus menyentuh semua segmen: masyarakat, tenaga kesehatan, pemerintah daerah, hingga media,” jelas Danu.
Ia juga mendorong penyampaian pesan imunisasi dengan gaya edutainment—pendekatan edukasi yang menghibur, tidak kaku, dan dekat dengan kebiasaan audiens digital saat ini. “Konten edukasi harus terasa ringan, segar, dan tidak menggurui,” tambahnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, drg. Sri Sadono Mulyanto, menegaskan bahwa pelatihan ini sangat penting untuk memperkuat peran tenaga kesehatan sebagai komunikator yang andal di era media sosial.
“Masih banyak hoaks beredar. Anak imunisasi lalu demam sedikit saja langsung viral. Padahal itu reaksi normal. Kami punya tim KIPI yang siap siaga,” katanya.
Ia memastikan bahwa ketersediaan vaksin di Riau mencukupi, bahkan Pemprov Riau telah menjalin koordinasi rutin dengan Bio Farma dan Inspektorat Jenderal Kemenkes. “Kalau kurang, tinggal minta. Tantangannya kini bukan stok, tapi bagaimana masyarakat terdorong untuk datang,” tegasnya.
Untuk itu, Dinas Kesehatan Provinsi Riau mendorong masyarakat memanfaatkan berbagai layanan imunisasi yang tersedia, termasuk Mal Vaksin yang buka setiap hari Rabu dan terbuka untuk seluruh warga, tanpa memandang domisili.
Melalui pelatihan ini, para tenaga kesehatan, tokoh masyarakat hingga influencer, pengelola program, hingga pemerintah daerah dibekali strategi komunikasi digital yang lebih kuat, empatik, dan sesuai dengan zaman. Tujuan akhirnya jelas: meningkatkan kesadaran dan kepercayaan publik terhadap pentingnya imunisasi demi mewujudkan generasi Riau yang sehat, terlindungi, dan bebas dari penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. (rilis)
Tags : imunisasi, kesehatan, pekanbaru, pelatihan promosi imunisasi,