Riau   2021/10/14 20:55 WIB

Gubri Lihat Potensi Karet Bagus, Jika 'Konsisten Memanfaatkan Lahan Petani Sejahtera'

Gubri Lihat Potensi Karet Bagus, Jika 'Konsisten Memanfaatkan Lahan Petani Sejahtera'
Gubernur Riau, Drs H Syamsuar MSi

Potensi pertanian karet dinilai bagus, Asosiasi Petani minta dipersiapkan Industri Hilir. 

PEKANBARU - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengatakan pertanian karet di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) menjadi contoh bagi daerah lain yang ada di Riau.

harga karet pun dirasakan belakangan memiliki nilai sangat bagus. "Hanya di Kabupaten Kuansing inilah yang memiliki harga terbaik, yakni hampir mencapai angka Rp13 ribu perkilo pada September lalu. Sehingga menjadikannya sebagai percontohan di Riau," kata Gubri saat melakukan panen raya padi di Desa Tebing Tinggi Kecamatan Benai Kabupaten Kuansing dirilis mediacenterriau, Rabu (13/10).

"Salah satu percontohan di Riau adalah pertanian karet di Kuansing."

Gubernur Syamsuar meminta kepada Bupati Kuansing, Andi Putra untuk mengajak petani karet Kuansing untuk berbagi ilmu kepada petani lainnya di Riau agar harga karet di daerah lain bisa sama rata dengan Kuansing.

"Kami minta izin kepada pak Bupati untuk nanti membawa petani dari Kuansing dan kami ajak untuk mesosialisasikan atau berbagi dengan petani karet didaera lain," imbuhnya.

Bahkan, Gubri tidak segan-segan meminta petani karet di daerah Meranti untuk belajar ke Kuansing demi terwujudnya kesejahteraan para petani. "Waktu kemarin kami ke Meranti, kami bertanya berapa harga karet disini, petani menjawab Rp 9 ribu pak. Lalu kami mengatakan kalian perlu  belajar ke Kuansing. Ini tujuannya supaya nanti harga karet di Riau standarnya bisa seperti Kuansing," jelasnya.

Pihaknya berharap, dengan memanfaatkan lahan pertanian dan konsisten dalam bertani kesejahteraan masyarakat dapat terwujud dan kebutuhan akan bahan panganpun bisa terpenuhi di Provinsi Riau.

Industri hilir karet

Sebelumnya pihak Asosiasi Petani Karet Kuantan Singingi (Apkarkusi) minta disipakan industri hilir karet. Badan Usaha Milik Petani (BUMP) PT Apkarkusi Mutiara Nagori di bawah naungan asosiasi tengah merampungkan pembangunan gudang workshop dan ditargetkan mulai produksi awal 2021.

Pembangun gedung workshop dilakukan seluas 7x9 meter. Dananya bersumber dari APBN tahun 2020 sebesar Rp115 juta melalui Dinas Perkebunan Provinsi Riau. “Di sana ada mesin-mesin pengolahan. Sudah ada mesin brown crepe bantuan 2019,” kata Pembina Apkarkusi Syoffinal dalam keterangan pers nya belum lama ini.

Lokasi kegiatan Industri hilir karet ini berada di Gapoktan Berkah Basamo, Desa Lubuk Terentang. Dia mengatakan pembangunan gudang workshop untuk pengolahan industri karet. Saat ini sedang mengisi peralatan penunjang produksi.

Syoffinal melanjutkan, ada juga bantuan mesin pembuatan vulkanisir ban mobil, motor, alat kerok ban, molding (mesin cetak) sandal jepit, hand grip, keset kaki, karpet mobil dan mangkok sadap. Pihaknya sudah menyiapkan tim yang akan mengelola industri hilir karet ini. Pada Maret 2019 lalu telah dilatih di Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand), Palembang.

Kemudian operator nantinya tetap akan diberi lagi pelatihan melalui kerjasama Pemkab Kuansing dengan Baristand, Palembang. Syoffinal melanjutkan pendanaan pengembangan industri hilir karet ke depan didukung oleh perbankan. Apkarkusi bekerjasama dengan Bank Rakyat Indonesia untuk mendapatkan modal dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Kita teken kerjasama. Setiap petani yang tergabung PT Apkarkusi Mutiara Nagori bisa meminjam maksimal Rp50 juta tergantung kebutuhannya nanti. Dana dikelola bersama di Apkarkusi,” tambah Syoffinal.

Bahan olahan karet (bokar) hasil petani sebagian dilelang dan sebagian lagi akan diolah menjadi barang jadi di industri hilir ini. Sekretaris Apkarkusi Sri Dwi Astuti sampaikan hasil lelang bokar di Apkarkusi pada Senin lalu. Ada tujuh perusahaan yang mengikuti penawaran yaitu PT Kilang 5 Gunung dengan tawaran Rp9.765, PT Wipolimex Rp9.500, PT Teluk luas Rp9.600, PT. Kapuas Besar Rp9.558, PT. Batang Hari Barisan, Rp10.160, PT. Mas Mulia, Rp10.319 dan PT. Anugerah Bumi Pratama Rp10.290.

Pemenangnya PT. Mas Mulya Rp10.319 dengan laporan produksi sementara kurang lebih 44,7 ton. “Harga bokar tingkat petani UPPB/poktan/gapoktan/koperasi sebesar Rp10.319 menurun Rp532 dari lelang minggu lalu,” katanya. (*)

Tags : Gubernur Riau Syamsuar, Potensi Karet Bagus, Petani Konsisten Memanfaatkan lahan di Kuansing,