Gubernur Riau Syamsuar sedih dan meneteskan air mata melihat pertambahan dan kondisi pasien Covid-19 dalam acara silahturahmi virtual Salam Idul Fitri.
PEKANBARU - Gubernur Riau Syamsuar menggelar silahturahmi virtual dalam acara Salam Idul Fitri bersama dengan pasien COVID-19, tenaga kesehatan (Nakes) COVID-19, dan petugas pos perbatasan di Provinsi Riau, bertempat di Kediaman Rumah Dinas Gubernur Riau.
Pada saat momen silahturahmi bersama pasien dan Nakes COVID-19, Gubri Syamsuar menetaskan air mata mendengarkan suara para pasien dan Nakes COVID-19 yang langsung dari ruangan pinere, dan ruangan isolasi pasien COVID-19. "Saya ingin menyapa dari petugas tenaga kesehatan yang ada di seluruh rumah sakit yang hari ini bisa melaksanakan kegiatan pelaksanaan tugasnya. Pada kesempatan ini bersama kami dalam rangka silahturahmi idul fitri, sekaligus ingin mendengar kondisi terkini di masing-masing rumah sakit," ucap Syamsuar dirilis mediacenter, Kamis, (13/5).
Dokter spesialis paru, dr Sri Melati Munir menyampaikan hari ini bertugas di Ruangan Pinere RSUD Arifin Ahmad. "Assalamualaikum, Pak Gub, saya dokter spesialis paru, hari ini bertugas di Ruang Pinere IGD dan Ruang Pinere 1, 2 dan 3. Saat ini ada beberapa pasien yang kita rawat dalam keadaan sedang dan berat," ungkap dr Sri Melati Munir.
Ia menyebut saat ini juga di Ruang Pinere 1 ada 27 orang, Pinere 2 ada 12 orang, dan Pinere 3 ada 17 orang. "Kemudian, Ruang ICU Pinere ada 8 orang, saat ini kondisi pasien dalam pantauan kita. Insya Allah, kita bisa melaksanakan perawatan dalam masa pandemi ini di saat lebaran. Demikian Pak Gubernur, terimakasih," imbuhnya.
Gubri Syamsuar pun menyampaikan ucapan terimakasih atas jerih payah para dokter dan tenaga kesehatan COVID-19. "Kami mengucapkan terimakasih ibu atas jerih payah saat ini, walaupun suasana hari raya idul fitri, meninggalkan keluarga, konsentrasi merawat pasien COVID-19. Bapak/ibu senantiasa bertugas di rumah sakit, semoga ini menjadi amal ibadah kita di sisi allah atau tuhan yang maha kuasa. Kami doakan bapak/ibu dan dokter senantiasa sehat selalu, pada kesempatan ini kami mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri, minal aidin wal faizin mohon maaf lahir batin," kata Gubri Syamsuar yang juga hadir di acara silahturhami virtual itu Asisten I Jenri Salmon Ginting, bersama Kepala Satpol PP Provinsi Riau Hadi Penandio, serta hadir secara virtual Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir, dan OPD terkait.
dr Sri Melati Munir menyampaikan selamat hari raya idul fitri. "Kami juga mengucapakan minal aidin wal faizin, Pak Gubernur semoga semua dalam keadaan sehat dan bisa melewati pandemi ini sampai selesai dan kita dalam keadaan sehat semunya. Semoga kita semua sehat selalu, sehinggai kita bisa merawat pasien COVID-19 sampai sembuh," ucap dr Sri Melati Munir.
Salah satu pasien COVID-19 menceritakan pengalamannya saat sudah 10 hari berada di isolasi di LPMP yang memberikan pelayanan maksimal. "Assalamualaikum, Pak Gubernur, minal aidin wal faizin mohon maaf lahir, kami sudah 10 hari disini di LPMP pelayanan 24 jam. Teman-teman disini tetap berjuang melayani pasien COVID-19 disini. Terimakasih Pemerintah Provinsi Riau, terimkasih Pak Gubernur," ucapnya.
Covid-19 terus bertambah
Gubernur Riau Syamsuar mengakui jumlah daerah zona merah di provinsi itu terus bertambah menjelang Idul Fitri 1442 Hijriah dengan jumlah kasus baru pada bulan April mencapai 9.000 kasus. "Tidak ada lagi zona kuning, sebagian besar zona oranye mendekati merah. Zona merah di Kota Pekanbaru, Dumai, Bengkalis, dan Kota Siak, menyusul kabupaten Kampar, Rokan Hulu, Rokan Hilir, setiap hari meningkat," kata Syamsuar.
Ia mengatakan pada bulan April ini Riau mengalami lonjakan kasus tertinggi sejak wabah terjadi pada awal 2020, karena pada bulan ini terdapat penambahan sekitar 9.000 pasien terkonfirmasi Covid-19. Sebelumnya, penambahan kasus tertinggi yang pernah dialami Riau adalah bulan Oktober 2020 yang mencapai 7.000 kasus. Menurut dia, saat ini penambahan kasus baru dan peningkatan kasus kematian sangat tinggi. Berdasarkan data dinas kesehatan setempat, rata-rata kasus terkonfirmasi baru mencapai 300-400 dalam sehari. Angka kematian juga terus naik. "Hari ini kasus kematian 15 orang, termasuk yang tertinggi," katanya.
Kondisi tersebut ditandai dengan keterisian semua ruang isolasi rumah sakit yang menangani pasien Covid-19. Ia mengatakan tidak ada cara lain selain melakukan pengetatan terhadap aktivitas manusia, terutama di daerah zona merah Covid-19. "Sekarang kita buat berbagai kebijakan sesuai instruksi Satgas Covid-19 Pusat. Kita harus melakukan pengetatan, pendirian posko-posko, patuhi protokol kesehatan. Kita perlu penguatan tempat isolasi mandiri untuk pasien tanpa gejala, dan penambahan ruang ICU dan ruang isolasi di rumah sakit," katanya.
Ia mengatakan pusat penyebaran Covid-19 paling besar di Riau adalah Kota Pekanbaru, yang selama dua pekan terakhir tren lonjakan kasus baru sangat tinggi dan tidak bisa ditangani. Ia berharap semua pihak bisa belajar dari kondisi tsunami pandemi Covid-19 di India agar tidak terjadi di Riau. "Mari patuhi protokol kesehatan, belajar dari India karena (di sana) ada ketidakpatuhan anjuran pemerintah, sehingga ada ledakan jumlah pasien," katanya.
Ia mengatakan pemerintah juga terus berupaya meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19 di Riau, meski vaksinasi bukan satu-satunya cara untuk menekan transmisi virus mematikan tersebut. Apalagi, upaya vaksinasi di bulan Ramadhan ternyata tidak berjalan mulus sesuai harapan. "Usaha vaksin ini adalah bagian ikhtiar kita dan sebagian besar masyarakat belum bisa divaksin. Harapan kita di bulan Ramadhan vaksin berjalan, namun kenyataan di lapangan tidak bisa maksimal karena berbagai ha, tidak seperti yang dilakukan di hari biasa," katanya.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Riau, pada 1 Mei daerah itu mengalami penambahan 377 kasus baru. Secara kumulatif jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di Riau mencapai 44.554 kasus, sudah sembuh sebanyak 38.651 orang, sedangkan kasus kematian ada 1.100 orang.
Dewan menilai pemprov cuma buat imbauan
Melihat pertambahan kasus covid-19 ini Wakil Ketua DPRD Riau, Syafaruddin Poti menilai Pemprov Riau hanya banyak mengeluarkan imbauan terkait Covid-19, namun tidak maksimal eksekusinya. "Pemerintah Provinsi Riau ini banyak imbauan aja, eksekusinya bagaimana saya tidak tahu. Jangan imbauan saja, kita harus beri contoh ke masyarakat, jangan masyarakat ditindas terus. Kita tidak menyalahkan siapa-siapa, tapi ini kesadaran masing-masing," kata Poti.
Ia menilai, Pemprov Riau nyaris tidak memiliki kebijakan yang merupakan inisiatif sendiri, melainkan hanya mengikuti kebijakan nasional. "Kegiatan provinsi yang dananya dari refocusing anggaran kemarin untuk apa saja? Itu yang perlu diawasi DPRD, dana pencegahan untuk apa? Apa yang sudah dilakukan," ujarnya pada media.
Namun, dia menyarankan supaya Komisi V melakukan pengawasan langsung di lapangan, jadi tidak hanya sebatas data diatas meja saja. Sebelumnya, Komisi V DPRD Riau telah menyelesaikan surat rekomendasi terkait penanganan Covid-19. Dimana, rekomendasi tersebut keluar setelah rencana Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi V dengan Satuan tugas (Satgas) Covid-19, 'diabaikan' Satgas karena tidak hadir dalam undangan resmi komisi V tersebut.
Adapun dua rekomendasi yang dikeluarkan komisi V adalah, mengusulkan hak interpelasi DPRD kepada Gubernur Riau dan kedua pembentukan panitia khusus penanganan Covid-19. Ketua Komisi V DPRD Riau Eddy A Mohd Yatim menyebutkan bahwa surat rekomendasi tersebut sudah diteken dan akan diserahkan kepada pimpinan DPRD Riau.
Sebaran Covid-19 terbanyak di Pekanbaru
Hingga saat ini perkembangan kasus COVID-19 di Riau per hari Kamis 13 Mei 2021 kemarin Riau bertambah sebanyak 513 kasus. "Penambahan positif Covid-19 di Riau sebanyak 513 kasus. Alhamdulillah, terdapat penambahan pasien sembuh dari Covid-19 berjumlah 263 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir.
Disebutkan Mimi, penambahan 513 kasus positif COVID-19 tersebar di Bengkalis 35 kasus, Indragiri Hilir 7 kasus, Indragiri Hulu 21 kasus, Kampar 38 kasus, dan Dumai 38 kasus. "Kemudian, Kota Pekanbaru 245 kasus, Kuansing 29 kasus, Pelalawan 18 kasus, Rokan Hilir 7 kasus, Rokan Hulu 3 kasus, Siak 33 kasus, dan provinsi lain di luar Riau 16 kasus," ungkapnya.
Lanjut Mimi, Pemerintah Provinsi Riau turut berduka cita atas meninggalnya pasien terkonfirmasi positif Covid-19. "Innalillahi wa innalillahi roji'un, kabar duka terdapat 14 pasien Covid-19 meninggal dunia di Riau," ucapnya.
Total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Provinsi Riau berjumlah 51.046 orang. "Dengan rincian pasien positif Covid-19 yang isolasi mandiri ada 4.910 orang, rawat di rumah sakit 859 orang. Total pasien sembuh 43.987 orang, dan total pasien meninggal dunia 1.290 orang," jelasnya. (*)
Tags : Gubernur Riau Syamsuar, Gubri Sedih Lihat Pasien Covid-19, Pertambahan dan Kondisi Pasien Covis-19 di Riau,