Gubernur Syamsuar: Pengunjukkan Direksi dan Komisaris PT SPR Sudah Tepat

Direksi dan Komisaris PT Sarana Pembangunan Riau (SPR) akhirnya ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa oleh Pemerintah Provinsi Riau.

RIAUPAGI.COM, PEKANBARU - Sebelumnya, untuk melakukan pemilihan Komisaris BUMD PT Sarana Pembangunan Riau (PT SPR) telah dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 3 Februari 2021 kemarin. 

Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Setdaprov Riau, Jhon Armedi Pinem mengaku untuk penunjukan sebagai calon Komisaris PT SPR pada saat RUPSLB PT Sarana Pembangunan Riau (PT SPR) dan PT Pengembangan Investasi Riau (PT PIR), ditentukan siapa yang duduk sebagai direktur dan komisarisnya. "Jadi, pada saat RUPSLB, SPR dan PIR disitulah nanti dikukuhkan siapa ya duduk. Karena disitukan resminya ditentukan oleh pemegang saham," sebutnya. 

Menurutnya, untuk nama-nama yang ditetapkan oleh Gubernur Riau Syamsuar sudah ada. "Iya di kantong saya sudah ada nama yang ditetapkan oleh Pak Gub sudah ada, cuman kan resminya di tanggal 3 (Februari) di RUPSLB," pungkasnya.  

Sebelumnya, calon kuat Komisaris PT Sarana Pembangunan Riau (PT SPR) tiga nama calon komisaris PT SPR yaitu Indra Agus Lukman, Jhon Armedi Pinem, dan Jonli, berdasarkan pengumuman hasil Uji kelayakan dan Kepatutan, pada tanggal 12 Desember 2020 lalu. Sebagaimana sudah dipilih oleh Tim Pansel beberapa waktu lalu, dan disetujui oleh Gubernur Riau bahwa Komisaris dipercayakan kepada Jhon Armedi Pinem dan Direktur kepada Fuady Noor.

Pemilihan Direksi dan Komisaris BUMD Riau itu ternyata tak mencapai seiasekata. Sanggahan terutama datang dari Husaimi Hamidi Komisi III Bidang Perekonomian DPRD Riau yang minta pemilihan ditinjau ulang. Karena DPRD Riau menilai penunjukan ini terlalu cepat. Namun Gubernur Riau, Syamsuar menilai tidak ada yang  berubah dan penunjukan ini harus jalan terus. Bukan cuma itu, ketika ditanya keberatan anggota DPRD Riau terhadap penunjukan tim panitia seleksi, ia mengatakan bahwa perusahaan ini punya target. Target itulah yang dijadikan tolok ukur. "Tidak ada perubahan. Pertimbangan dewan sudah kita bicarakan ke dewan. Kita kan punya target. Kalau tak capai target tinggal kita ganti," kata Syamsuar. (*)