
PEKANBARU-- Gubernur Riau, H Abdul Wahid S.Pd M.Si memanfaatkan hari Libur dan momentum Idul Fitri 1446 Hijriyah berkunjung ke kediaman pribadi mantan Gubernur Riau, Drs H Syamsuar M.Si.
"Gubri Abdul Wahid lebaran ke rumah mantan Gubri Syamsuar bahas soal sepertinya sudah terjadi matahari kembar (dua kepemimipinan)."
Ketua DPD I Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Riau melihat gerakan seperti itu sudah muncul sejak terjadi masa kampanye dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Riau 2024 lalu.
"Dua pentolan partai Abdul Wahid, Ketua PKB dan SF Hariyanto Calon Ketua Partai Golongan Karya (Golkar) Riau itu mulai tampak tak bisa bersatu," kata Larshen Yunus, Ketua DPD I KNPI Riau tadi, Kamis (3/4).
Kunjungan Gubernur Abdul Wahid ke mantan Gubri Syamsuar ditemani oleh Sekdaprov dan beberapa Kepala OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau.
Pada kesempatan itu juga, bak seperti petir disiang bolong, mantan Gubri Syamsuar menasehati Gubri Abdul Wahid soal istilah Matahari Kembar.
Seraya menyantap hidangan Hari Raya Idul Fitri, Gubernur Abdul Wahid diberikan nasehat oleh Syamsuar soal kepemimpinan, kendati Syamsuar sendiri gagal sebagai pemimpin, perbincangan tersebut tak lepas soal kepemimpinan ganda di Pemprov Riau.
Larshen Yunus melihat hal itu, juga sangat menyesalkan mengapa hal seperti itu terjadi.
Sementara Syamsuar juga menyesalkan yang terjadi, artinya (keduanya) tak bisa menyesuaikan situasi dan kondisi. Lagi-lagi dihembuskan pula hal hal yang tidak-tidak.
"Matahari kembar yang bagaimana? Jangan pula ada niat yang jahat ya! Ayo Berbenah," ajak Syamsuar.
Tetapi Larshen menilai, dari awal sudah yakin dua pasangan Gubri dan Wagubri itu bisa berkoalisi di Pilgubri 2024. "yang terjadi seperti itu dan ini tentu berpotensi ada matahari kembar."
Istilah matahari kembar yang dimaksud Abdul Wahid dan SF Hariyanto dalam terpilihnya memimpin Riau.
"Pemahaman tersebut wajar karena SF Hariyanto (Wakil Gubernur Riau) sekarang yang sebelumnya dikabarkan pada awal kampanye sudah banyak berkorban," sebut Larshen menggarisbawahi bahwa koalisi itu dibentuk atas dasar logika para elite partai lokal.
Larshen menilai meski berada di permukaan tampak komunikasi begitu mesra antar masing-masing pemimpin, tetapi keputusan akhir tetap berada di tangan Abdul Wahid.
"Sepertinya koalisi politik memang tak bisa dibangun secara langsung. Terlebih lagi jika berkaitan dengan kontestasi sekaliber SF Hariyanto yang sudah makan asam garam (memegang tampuk jabatan di Menteri) pada Pilgubri kemarin," sebut Ketua Umum (Ketum) Relawan Gabungan Rakyat Prabowo Gibran (GARAPAN) ini.
Larshen menjelaskan bahwa kerja sama keduanya (Gubri-Wagubri) mulai renggang, sepertinya komunikasi masih tetap jalan, hanya pertemuan mereka tampak mulai berjarak. Tetapi ada hal baik yang dapat diambil dari keduanya, yakni Abdul Wahid masih sebagai Gubri sementara SF Hariyanto juga masih Wagubri, semuanya bahagia karena bisa guyub dan rukun untuk memastikan masih mempunyai perhelatan demokrasi yang baik ke depannya. (*)
Tags : gubri abdul wahid, wagubri sf hariyanto, matahari kembar, pasangan gubri dan wagubri, komite nasional pemuda indonesia, knpi riau nilai terjadi matahari kembar,