Memasuki malam ke-27 Ramadan, adat dan budaya Melayu Riau mulai memasang colok.
PEKANBARU - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar harapkan budaya lampu colok bisa terus di lestarikan ke depannya di seluruh kabupaten/kota di Riau.
"Gubri berharap budaya lampu colok bisa terus dilestarikan."
"Hari ini kita telah memasuki malam ke-27 Ramadan, dan sebagaimana adat dan budaya melayu kita juga mulai memasang colok. Dan seperti Bengkalis mungkin sudah mulai duluan," sebut Gubri Syamsuar usai melakukan penyulutan pertama api pada lampu colok, Kamis (28/4/2022) malam di Kediaman Gubernur.
Menurutnya, lampu colok telah masuk warisan budaya tak benda nasional.
"Sebab itu juga budaya yang turun temurun ini perlu kita jaga dan lestarikan," ujarnya.
"Salah satu upaya untuk melestarikan budaya lampu colok ini, pada tahun ini (2022) Pemprov Riau gelar festival lampu colok kreatif, supaya juga tumbuh anak-anak Riau kreatif dalam rangka membudayakan dan melestarikan budaya lampu colok di bumi Riau yang kita cintai," sambungnya.
Nantinya, festival lampu colok kreatif ini akan dinilai atau diperlombakan.
"Jadi nanti kita liat daerah mana yang paling kreatif. Dan untuk menentukan pemenang sekaligus pemberian hadiah akan diumumkan pada hari lebaran Idul Fitri," ujarnya.
Gubri menyampaikan makna yang terkandung dalam budaya lampu colok ini sendiri yaitu ikut bergembira dalam menyambut Hari Taya Idul Fitri. Dan di samping itu, memasang lampu colok ini kenapa dimalam ke-27 Ramadan karena banyak orang yang berpendapat bahwa malam lailatul qadar itu jatuh pada malam ke-27 Ramadan.
"Intinya budaya lampu colok ini berkaitan pada syariat islam," terangnya.
"Maka dari itu, kita berharap semoga kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut disepanjang masa, dan tidak hanya di Pekanbaru dan Bengkalis saja, tetapi juga diseluruh daerah di Riau. Karena ini bagian dari kebudayaan Riau yang tidak boleh kita lupakan," ujarnya. (*)
Tags : Gubernur Riau Syamsuar, Budaya Lampu Colok Terus Dilestarikan, Budaya Lampu Colok di Kabupaten dan Kota,