PT PERTAMINA (Persero) melalui Refinery Unit (RU) II kembali tunjukkan komitmen jalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di berbagai bidang. Berlokasi dekat dengan Kilang RU II Sei Pakning di Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Pertamina resmikan Kawasan Eco-Wisata Mangrove Desa Pangkalan Jambi yang dipimpin langsung oleh Gubernur Riau Syamsuar didampingi oleh Pj Bupati Bengkalis Syarial Abdi serta General Manager Pertamina RU II Didik Bahagia, Minggu (27/9/2020).
Ditemui di sela kegiatan Didik Bahagia mengungkapkan, melalui program TJSL atau yang lebih dikenal dengan istilah Corporate Social Responsibility (CSR) ini, Pertamina terus berupaya untuk memberikan kontribusi nyata bagi lingkungan dan masyarakat. Program pengembangan Kawasan Eco-Wisata Mangrove ini, dijelaskan Didik, Pertamina sentuh 4 pilar TJSL sekaligus dalam pelaksanaan satu program. “Pengembangan Eco-Wisata ini merupakan paket komplit yang menggabungkan beberapa aspek dari pilar program TJSL Pertamina. Dengan ini, kami berharap manfaat yang dirasakan masyarakat dapat lebih optimal karena dapat menyentuh berbagai lini kehidupan,” ungkap Didik.
Secara umum program ini menyentuh pilar Pertamina Hijau mewakili program TJSL yang bergerak di bidang lingkungan. Selain itu, dengan adanya kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui pengolahan produk mangrove, penyediaan pusat informasi pendidikan mangrove di Mangrove Education Center serta perbaikan kualitas lingkungan yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat, program ini juga menyentuh aspek-aspek dari pilar Pertamina Berdikari (pilar pemberdayaan ekonomi masyarakat), Pertamina Cerdas (pilar pendidikan) dan Pertamina Sehat (pilar kesehatan).
Lebih lanjut mengenai program, Didik menjelaskan salah satu inovasi utama dalam rangkaian pengembangan kawasan ini adalah Pertamina RU II di Sungai Pakning kembangkan Pemecah Ombak Alami yaitu TRIMBA (Triangle Mangrove Barrier) yang memanfaatkan kayu nibung sebagai bahan utama. Inovasi TRIMBA ini dikembangkan sebagai buah pemikiran bersama antara perusahaan dengan masyarakat yang berfokus kepada solusi bagi kerusakan lingkungan mangrove.
Alpan, Tokoh Masyarakat Desa Pangkalan Jambi mengatakan dahulunya lokasi ini hanya berupa semak belukar dengan kondisi abrasi yang parah yang mengakibatkan harus dipindahnya pemukiman warga. “Lokasi ini dapat diselamatkan dengan adanya pendampingan dari Pertamina RU II Sungai Pakning sejak tahun 2017 melalui Program Konservasi Mangrove, Pengolahan Hasil Perikanan serta Budidaya Ikan Nila Air Payau,” katanya.
Alpan juga berharap, dengan dikembangkannya Pemecah Ombak Alami yaitu TRIMBA dapat menyelamatkan lingkungan mangrove serta mencegah abrasi akibat ombak air pasang. “Dengan adanya TRIMBA, kekhawatiran akan terjadinya abrasi dapat dikurangi,” harapnya.
Dikembangkannya TRIMBA, Eco-Wisata Mangrove tentunya akan terjaga dari abrasi, sehingga banyak memberikan manfaat bagi warga. “Jika ibu-ibu di Desa Pangkalan Jambi yang dahulunya tidak memiliki pekerjaan, saat ini telah memperoleh tambahan pendapatan dari hasil pengolahan produk mangrove seperti Amplang Ikan Lomek, Sirup Buah Kedabu dan Dodol Buah Kedabu yang telah dipasarkan oleh Kelompok Harapan Bersama. Belum lagi aktivitas ibu-ibu yang bisa lebih padat karya dengan bonus tambahan penghasilan untuk rumah tangga,” tutup Alpan.
Sementara, Gubernur Riau Syamsuar pada kesempatan yang sama menyampaikan apresiasinya atas upaya yang telah dilakukan Pertamina bersama-sama dengan masyarakat dalam mengembangkan kawasan ini sehingga menjadi seperti sekarang. Khususnya terkait inovasi TRIMBA, Syamsuar secara khusus berpesan kepada pemerintah setempat untuk nantinya dapat mengembangkan inovasi ini di beberapa lokasi konservasi mangrove seperti Kabupaten Bengkalis, Pulau Rupat dan Kepulauan Meranti sebagai pencegah abrasi alami.
Menanggapi arahan Gubernur Riau tersebut, GM Pertamina RU II menyatakan komitmennya untuk mendukung upaya sosialisasi terkait TRIMBA apabila dibutuhkan untuk diduplikasi oleh lokasi yang lain. Ia juga menuturkan selain sosialisasi program, sinergi antara Pertamina, masyarakat dan pemerintah serta peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan lingkungan adalah hal yang juga perlu ditumbuhkan.
Selain sinergi antara perusahaan, elemen masyarakat dan pemerintah, kunci keberhasilan dari pelaksanakaan program TJSL adalah komitmen seluruh pihak dalam membangun program yang dijalankan. "Dengan milestones yang telah kami susun, kami berharap mitra program TJSL kami yang sudah bergabung maupun yang akan terlibat di masa mendatang dapat memahami bahwa untuk menciptakan hasil yang terbaik terdapat proses yang tidak mudah dan Pertamina siap untuk mendukung hal tersebut,” pungkasnya. (rilis)
Tags : PT Pertamina (Persero), Refinery Unit (RU) II, Gubernur Riau H Syamsuar, Sosial dan LIngkungan, Program CSR Pertamina,