AGAMA - Gunung Daik merupakan tanda kebesaran Allah. Tetapi belakangan ini Gunung Daik mengalami suhu dingin luar biasa ditengah musim panas yang terjadi disekitarnya.
Gunung Daik di kabupaten Lingga mengalami suhu dingin luar biasa yang bertolak belakang dengan musim panas yang terjadi di sekitarnya.
Fenomena ini menjadi perhatian para pendaki gunung yang mengharuskan mereka ekstra hati-hati jika hendak menapaki kawasan tersebut.
Sebabnya, mereka [pendaki] harus menyiapkan perbekalan yang lebih banyak untuk menjamah tiga dataran tinggi di gunung tersebut, seperti jaket tebal dan juga logistik yang memadai.
Dengan begitu, tubuh mereka terlindung dari dingin dan terus dapat mendaki hingga mencapai puncak.
Gunung Daik merupakan makhluk Allah yang luar biasa terletak pada koordinat: 0°12′03″S 104°33′01″E / 0.20083°S 104.55028°E.
Gunung Daik adalah gunung yang terletak di Pulau Lingga, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.
Gunung ini adalah gunung tertinggi 1.165 m [3.822 kaki] di Provinsi Kepulauan Riau.
Jenis gunung non vulkanik itu memiliki tiga puncak, yakni: Gunung Daik, Gunung Pejantan dan Gunung Cindai Menangis.
Selain puncak tertinggi Gunung Daik yang bercabang dua, tetapi ada tiga dataran tinggi [Gunung Daik, Gunung Pejantan dan Gunung Cindai Menangis] tersebut merupakan bagian dari penyangga yang menjadikan bumi Bunda Tanah Melayu itu jadi seimbang.
Dahulu, di saat Allah menciptakan bumi, dataran mengalami goncangan dahsyat. Lalu Allah menciptakan gunung sehingga dataran menjadi tenang.
Malaikat yang biasa bertawaf di Baitul Makmur pun terperanjat dan mendadak kagum menyaksikan proses penciptaan gunung, mereka bertanya, ”Wahai Tuhan kami, apakah ada dari makhluk yang lebih kuat dari gunung?” Pertanyaan dengan kalimat ‘Adakah yang lebih kuat’, terus diulangi oleh para malaikat, karena mereka sungguh ingin mengetahui keagungan Allah.
Gunung rata oleh besi. Besi leleh dengan api. Api padam dengan air. Air dapat digerakkan kemanapun oleh angin. Hingga pertanyaan terakhir: ”Wahai Tuhan kami, apakah ada makhluk-Mu yang lebih kuat dari pada angin?” Allah menjawab, ”Ada, yaitu seorang anak Adam yang bersedekah dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya tidak mengetahuinya.”
Maksudnya adalah mereka yang bersedekah dengan ikhlas, yang hanya diketahui dirinya dan Allah. Bersedekah tanpa diketahui orang lain.
Bersedekah dalam diam, jauh dari pamer, dan memang menyembunyikan amal kebaikan itu untuk dirinya, seperti orang banyak menyimpan barang yang paling berharga sehingga hanya diketahui diri sendiri.
Ini merupakan gambaran bagaimana orang sungguh mengamalkan ikhlas dengan sepenuh hati. Imam Al-Ghazali menjelaskan hakikat ikhlas.
Ikhlas artinya kamu menjadikan segala amalan kamu hanya untuk Allah SWT dan hati kamu tidak merasa senang dengan pujian manusia. Kamu juga tidak peduli dengan celaan manusia.
Dalam kitabnya, Raudhatut Thalibin wa Umdatus Salikin, al Ghazali menjelaskan sebagai berikut:
Pertama, ikhlas ada dua macam
Yaitu ikhlas dalam beramal dan ikhlas dalam mencari pahala.
Kedua, Ikhlas dalam beramal
Ini merupakan kehendak untuk mendekat kepada Allah SWT, mengagumkan urusan-Nya dan menjawab seruan-Nya.
Munculnya keikhlasan semacam ini didorong keyakinan yang benar kebalikan dari semuanya adalah nifaq atau kemunafikan atau mendekat kepada selain Allah SWT.
Ketiga, mencari pahala
Adapun ikhlas dalam mencari pahala berarti kehendak untuk memperoleh keuntungan akhirat dengan melakukan kebaikan.
Keempat, pengaruh
Kedua bentuk keikhlasan di atas mempunyai pengaruh yaitu bahwa keikhlasan dalam beramal menjadikan amal sebagai sarana mendekatkan diri pada Allah SWT (taqarrub), dan keikhlasan mencari pahala membuat amal diterima serta memperoleh pahala berlimpah. (*)
Tags : gunung daik, tiga dataran tinggi di gunung daik, gunung daik, gunung pejantan dan gunung cindai menangis, gunung daik bersalju, pendaki gunung, misteri gunung, penciptaan gunung, makhluk yang lebih kuat dari gunung, lingkungan, alam,