Daik Lingga   2021/01/12 16:9 WIB

Hadapi Cuaca Ekstrem, Polisi dan Masyarakat di Lingga Bersihkan Jalan

Hadapi Cuaca Ekstrem, Polisi dan Masyarakat di Lingga Bersihkan Jalan
Polsek Dabo Singkep di Backup Polres Lingga dan masyarakat bersama - sama membersihkan sampah berserakan Jalan Raya Kecamatan Singkep Pesisir, Selasa (11/1/2021)

DAIK LINGGA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) menyebutkan adanya potensi cuaca ekstrem. Cuaca ekstrem bisa menimbulkan dampak kerugian baik jiwa maupun harta. Beberapa hal yang bisa terjadi saat cuaca ekstrem antara lain banjir, longsor, banjir bandang, hujan lebat dan angin kencang.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Tanjungpinang menyatakan cuaca ekstrem di wilayah Provinsi Kepulauan Riau berpotensi terjadi mulai 1-3 Januari 2021. Prakirawan BMKG Tanjungpinang Miranda Putri Permata Sari mengatakan cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang dan tinggi, angin kencang, gelombang tinggi, dan petir disebabkan pusaran tekanan rendah di sebelah timur Pulau Bintan.

Kondisi itu menyebabkan muncul belokan angin di Pulau Bintan (Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan) yang mengakibatkan penumpukan massa udara dan pertumbuhan awan cumulonimbus (awan berwarna hitam pekat). "Awan tersebut menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang dimana angin yang kencang mengakibatkan gelombang laut yang cukup tinggi," kata Miranda.

Miranda mengatakan berdasarkan pemantauan satelit, di Pulau Bintan tidak berpotensi terjadi angin puting beliung. Namun perlu diwaspadai angin kencang, hujan yang disertai petir. Ia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai intensitas hujan yang tinggi selama tiga hari ini, terutama di kawasan yang rawan banjir. Selain itu, pengguna alat transportasi laut juga harus mewaspadai gelombang laut yang disertai angin kencang dan kabut. "Waspadai hujan lebat di kawasan yang potensial terjadi longsor," ucapnya.

Kenali cuaca ekstrem

Masyarakat harus mengenali kondisi tempat tinggalnya dan potensi terdampak cuaca ekstrem. "Masyarakat mulai membiasakan mengetahui apakah sebenarnya tempat/rumah di mana mereka berada itu rawan atau memiliki kerentanan tinggi terhadap bencara banjir/longsor/banjir bandang tidak," kata Miranda.

Observasi kondisi lingkungan bisa dilakukan dengan bertanya pada sesepuh desa atau orang yang berpengalaman. "Jika kita mengetahui wilayah kita adalah zona yang rentan, maka diri sendiri dan keluarga harus mengetahui apa yang disebut zona evakuasi, jika terjadi bencana hidrometeorologi tersebut. Bisa dilatih langkah apa yang harus dilakukan," kata dia, jika masih awam bisa menghubungi BMKG/BPBD/relawan untuk mengetahui bagaimana cara evakuasi yang baik. "Pointnya adalah harus mulai membangun pemahaman dan kebiasaan sesuai kerentanan di mana kita sering beraktivitas," ungkapnya.

Musim hujan, badai petir sering terjadi. Hal ini membuat masyarakat harus menyesuaikan diri dengan tidak berlindung di bawah pohon. "Kebiasaan masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan, seperti di persawahan yang luas, maka justru kita tidak boleh berlindung di bawah pohon. Karena petir cenderung mencari tempat yang tinggi," tuturnya. Menurutnya masyarakat bisa berlindung di rumah atau bangunan permanen. Masyarakat harus memanfaatkan informasi peringatan dini ketika hujan lebat terjadi di hulu sungai agar masyarakat di bantaran sungai memiliki critical time untuk menyelamatkan harta benda mereka. "Apalagi kondisi Covid-19, masyarakat harus tetap jaga protokol kesehatan," imbuhnya.

Cuaca ekstrem melanda kepulauan

Cuaca ekstrem mulai melanda daerah kepulauan umumnya di Kabupaten Daik Lingga, Kepri. Tiga desa di Kecamatan Singkep Pesisir dilanda angin kencang dan air pasang membawa sampah dan pasir di sepanjang Jalan Raya Desa Persing, Desa Sedamai dan Desa Lanjut. Lantas, apa yang bisa dilakukan masyarakat dalam menghadapi cuaca ekstrem yang terjadi di Kabupaten Daik Lingga, Kepulauan Riau [Kepri]? Polsek Dabo Singkep di Backup Polres Lingga dan masyarakat bersama - sama membersihkan sampah berserakan Jalan Raya Kecamatan Singkep Pesisir, akibat angin kencang dan adanya gelombang pasang air laut  besar yang terjadi wilayah kepulauan itu. 

"Kita himbau masyarakat yang tinggal di wilayah pantai untuk tetap waspada dengan situasi cuaca alam yang kini adanya gelombang pasang air laut  besar, terutama masyarakat yang tinggal di atas pelantar. Kalau situasi tidak memungkinkan segera mengungsi atau pindah tempat tinggal sememtara untuk menghidari kejadian yang tidak di ingini," kata Kapolsek Dabo Singkep, Iptu Fredyando, Selasa (12/1/2021) yang pukul pukul 02.00 wib dini hari tadi ini melakukan bersih-bersih bersama masyarakat melalui press releasenya.  

Polres Lingga menurunkan Mobil Water Canon di Bantu Mobil Damkar menyemprot Sampah dan Tanah yang bertumpuk di Jalan Raya Kecamatan Singkep Pesisir. Di perkirakan kejadian ini akan berlangsung beberapa hari, masyarakat Kecamatan Singkep Pesisir juga di himbau agar waspada. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wakapolres Lingga Kompol M. Tahang, Kapolsek Dabo Iptu Fredyando, Camat Singkep Pesisir Ricky Sarman Timur, Kasat Samapta beserta Anggota Polsek Dabo dan Polres Lingga di bantu masyarakat Kecamatan Singkep Pesisir. (*)

Tags : BMKG, musim penghujan, waspada cuaca ekstrem, hal yang bisa dilakukan saat cuaca ekstrem, cuaca ekstrem, potensi cuaca ekstrem, banjir dingin,