PEDAGANG es cendol durian teramat mudah ditemukan di Pekanbaru. Di setiap titik nyaris bisa ditemui pedagang es ini. Ada yang ramai. Tapi ada pula yang tampak selalu sepi pembeli.
Jika mengetik “es cendol durian” di mesin pencari, rata-rata sepakat menyebut kalau es ini menjadi minuman yang memiliki banyak peminat. Namun, di sisi lain, banyak pakar yang sama-sama sepakat juga kalau minuman tersebut memiliki risiko kesehatan tinggi.
Pasalnya, jika dikaji dari aspek kesehatan, es cendol durian mengandung kadar gula dan campuran pemanis buatan yang bisa memicu beragam penyakit.
Hista, salah satu pedagang es cendol durian dibilangan Jalan Adi Sucipto, Pekanbaru, misalnya yang belakangan sedang merintis usaha nya hitungan tahun mengaku memang belum lama merintis usaha es cendol durian. Baru pada Ramadan 2025 lalu.
“Milih buka di bulan puasa karena hitungan pasti yang beli banyak untuk buka puasa,” katanya.
Awalnya dia tergiur untuk membuka es cendol durian karena bayangan modal tak seberapa besar tapi bisa memberi pemasukan besar. Toh kalau jualan es cendol durian rasa-rasanya memang tidak pakai musiman. Mau musim panas atau hujan sekalipun, orang akan tetap beli.
Namun, bayangan sekadar bayangan. Untung yang dia dapat selama Ramadan tidak sebesar yang dia prediksi.
Setelahnya situasinya malah makin tidak pasti: pesaing bisnis ini sudah terlalu banyak.
“Sampai sekarang ya nggak pasti. Kita buka seharian dari pagi sampai malam, hanya hitungan jari yang mampir untuk beli,” ungkapnya.
Di lingkungan Hista, banyak juga pedagang es. Selain dengan perhitungan seperti Hista (modal kecil, hasil besar), rata-rata menilai bahwa jualan minuman tersebut menjadi solusi di tengah situasi ekonomi yang serba sulit. Karena bisnisnya cenderung mudah untuk dieksekusi oleh orang-orang kecil.
Hista hanya ingin menggambarkan kepada saya, di balik label “es cendol durian”, ada banyak orang yang menggantungkan hidup.
Beda pedagang, beda pula cara penyajian. Itu yang kemudian Hista tekankan. Misalnya soal penggunaan air mentah, memakai gula berlebihan, campuran pemanis buatan, dan pemberian es batu yang kelewat banyak ketimbang air santan sendiri.
Banyak pakar kesehatan menyebut, praktik tersebut sebenarnya tidak baik. Pasalnya, selain mengubah aroma dan rasa, daun teh yang sudah terendam air beberapa jam lamanya sudah riskan ditumbuhi bakteri.
Tetapi ada juga pedagang di sekitarnya yang memisahkan gula dan tidak memiliki takaran pasti soal es batu. Dengan begitu, saat es cendol dibuat, pembeli sebenarnya bisa request: misalnya gulanya sedikit saja atau bahkan tawar sama sekali. Bisa juga request es batunya jangan banyak-banyak.
“Harga es cendol durian Rp10.000. Lalu dituntut tanpa cela. Sementara misalnya beli minuman manis di gerai besar dengan harga jauh lebih mahal, seperti nggak ada masalah. Dinikmati saja. Padahal punya risiko penyakit juga,” sambungnya.
Sudah sejak Ramadhan lalu Hista menjadi pedagang es cendol durian. Awal-awal hasilnya memang manis karena sangat laris. Hanya selang beberapa menit, ada saja pembeli yang mampir.
Tapi seiring waktu, seiring makin menjamurnya berbagai menu es, butuh waktu dua jaman untuk mendapat satu pembeli. Alhasil, kini si Hista malah kepikiran untuk menutup lapaknya.
Harga satu cup es cendol durian milik Hista adalah Rp10.000. Bahkan, ada pedagang lainnya menjual Hingga Rp15.000 sampai Rp25.000.
“Mau nggak mau harus turun, Mas. Karena yang lain banting harga,” ungkap Hista.
“Jadi kalau lihat angka harga Rp10 ribu, kayaknya orang akan pikir-pikir untuk beli, mending cari yang harganya di bawahnya,” sambungnya.
Tapi karena dengan harga Rp10 ribu pun masih sepi, masa harus turun lagi menjadi Rp7000? Harga itu sudah tidak masuk dalam hitung-hitungan laba Hista. Alhasil, harga paling mungkin yang bisa dia pasang adalah Rp8000.
Untuk membunuh bosan, hanya dua pilihan yang bisa Hista lakukan dalam hari-hari menanti pembeli: kalau tidak lihat YouTube atau TikTok, ya melamun. Tapi… lihat hp juga ada jenuhnya, sementara kalau melamun, pikiran malah jadi ke mana-mana: termasuk pikiran putus asa untuk menutup lapaknya. (*)
Tags : es cendol durian, keuntungan bisnis es cendol durian, modal bisnis es cendol durian, pedagang es cendol durian,