Artikel   2023/12/29 12:12 WIB

Hj Herayulwita dapat Penghargaan dari 'Puan Aspektraf', 'karena Turut Mengembangkan Literasi Anak'

Hj Herayulwita dapat Penghargaan dari 'Puan Aspektraf', 'karena Turut Mengembangkan Literasi Anak'
Hj Herayulwita M.Si peroleh penghargaan bidang pengembangan literasi oleh Lembaga Puan Aspektraf di sempena hari ibu 22 Desember 2023.

FAKTA menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia mudah termakan oleh berita yang belum tentu kebenarannya kemudian menyebarkannya.

Inilah membuat tak luput dari perhatian Hj Herayulwita, MSi selalu mengingatkannya agar masyarakat Indonesia tidak mudah mempercayai hoax atau berita palsu yang menjadi rendahnya budaya literasi di Indonesia.

Hj Herayulwita lantas mendapat penghargaan bidang pengembangan literasi oleh Lembaga Puan Aspektraf di sempena hari ibu 22 Desember 2023. 

Dipilihnya Herayulwita sebagai salah satu penerima penghargaan karena pengabdian di bidang minat baca dan ke literasian di Riau yang sejak menjadi abdi negara di perpustakaan wilayah sampai detik ini masih tetap ditekuninya.

Herayulwita beranggapan bahwa jika masyarakat Riau melek literasi dan tinggi minat baca akan menjadi sdm unggul di segala bidang.

Bukan tidak mungkin calon pemimpin, pengusaha global, pengusaha artificial intelegent [AI] akan berasal dari anak jati Melayu Riau maupun masyarakat yang telah lama bermastutin di Riau.

Herayulwita juga mengingatkan peran Ibu atau emak-emak semakin diharapkan kedepan terhadap keberhasilan sdm riau.

"Kita sebut beberapa tokoh Riau yang adik beradik menjadi pejabat di Riau yang rata rata ibu nya sangat berperan dalam mendorong kedisiplinan mereka dalam meraih cita cita waktu itu," kata Herayulwita.

"Banyak lagi penelitian yang mengungkapkan peran Ibu terhadap prestasi anak anak di Indonesia."

"Jika minat baca tumbuh dengan baik, peran media online akan semakin kompetitif memberikan informasi informasi yang ada, walaupun sudah ada badan yang  mengurusi tentang keterbukaan informasi tetapi masyarakat rendah minat baca dan keliterasiannya, tetap juga informasi tidak terserap oleh masyarakat."

"Banyak dipintu pintu kantor ataupun toko tertulis "dorong" atau "tarik" tetapi pengunjung tetap saja salah dalam memperlakukannya."

Jadi menurut Herayulwita, masih rendahnya literasi di Indonesia menyebabkan hoax merajalela, "ini perlu melawan dengan membiasakan budaya literasi sejak dini.

Perbedaan menarik antara buku cetak dan buku digital

"Dalam beberapa waktu ini, negara kita Indonesia dikejutkan oleh beberapa peristiwa, salah satunya ialah kasus Papua dan 22 Mei di mana terjadi peristiwa memilukan yang mencoreng demokrasi di Indonesia."

"Hal ini terjadi karena terdapat oknum yang diduga sebagai provokator agar aparat dan masyarakat terpancing untuk bertindak represif dan terbakar emosinya untuk berbuat anarkis."

"Taman baca siswa, perpustakaan kampung, perpustakaan daerah, perpustakaan kota Anak-anak sangat diperlukan," menurut Herayulwita.

Data dari UNESCO menunjukkan indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001 atau 1 dari 1.000 orang Indonesia yang memiliki minat baca serius. Selain itu, World Most Literate Nations juga mengeluarkan pernyataan bahwa Indonesia termasuk negara dengan minat baca yang sangat rendah. Padahal, Organisasi Pendidikan dan Kebudayaan PBB menetapkan standar durasi membaca antara 4-6 jam sehari.

Tetapi Herayulwita melihat, salah satu penyebab masyarakat khususnya di Riau memiliki kebiasaan membaca yang rendah ialah kurangnya bahan bacaan non-pelajaran.

"Jenis bacaan yang paling populer justru masih di level novel, komik dan buku anak."

Melihat fakta ini, Herayulwita, perlunya ditimbulkan Mahoni Edukasi Digital yang merupakan sebuah startup edutech di Indonesia.

"Program Komik Pendidikan yang menyediakan bacaan literasi berupa komik dengan mengangkat topik seperti moral-budi pekerti, kesehatan, pengetahuan dan sejarah yang dikemas dengan cerita dan gambar yang menarik bisa disukai oleh anak-anak."

Menurutnya, program KomikPendidikan perlu dilakukan ujicoba mencetak komik dan membagikannya gratis ke banyak sekolah.

"Ini sudah dilakukan dan berlangsung dibeberapa kota di jawa sampai dengan Pulau Timor & Papua. Kegiatan ini secara langsung dapat membantu untuk meningkatkan minat baca anak secara perlahan-lahan namun pasti," ungkapnya.

Tetapi menurutnya, kegiatan mencetak komik kemudian membagi-bagikannya tidaklah terlalu efektif karena tidak semua anak Indonesia kebagian mendapatkan Komik Pendidikan ini.

Hj Herayulwita, MSi

Karena itu, Pendidikan.id bisa membuat solusinya yaitu dengan menciptakan sebuah aplikasi edutech di mana nanti bisa 250 Komik Pendidikan ada di dalam aplikasi Kipin School dan komik-komik pendidikan dapat diunduh gratis melalui gawai Android atau IOS maupun lewat personal komputer berbasis Windows 10.

"Selanjutnya semuanya bisa didownload gratis tanpa perlu membayar sepeser pun melalui aplikasi, sehingga bisa dibaca dimanapun dan kapanpun tanpa membutuhkan jalur internet lagi," sebutnya.

Jadi Herayulwita berharap dengan adanya Komik Pendidikan dapat meningkatkan minat baca anak-anak sehingga menjadikan mereka pribadi yang mampu berpikir kritis, mampu menyeleksi segala informasi yang ada dan menjadi pemuda/pemudi bangsa yang berintegritas dan berdaya saing. (rilis)

Tags : herayulwita peroleh penghargaan, lembaga puan aspektraf, herayulwita kembangkan literasi anak, artikel,