Riau   2024/07/25 4:20 WIB

Hotspot Riau Merembet Paling Cepat dan Tersebar di 9 Kabupaten/Kota, BPBD Riau: 'Kita Atasi dengan 7 Helikopter yang Sudah Siaga'

Hotspot Riau Merembet Paling Cepat dan Tersebar di 9 Kabupaten/Kota, BPBD Riau: 'Kita Atasi dengan 7 Helikopter yang Sudah Siaga'

PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau kembali mendapatkan bantuan berupa helikopter water bombing untuk mengatasi Kebakaran hutan dan lahan (Karhuta) di Riau.

"Hotspot Riau menyebar paling cepat dan tersebar di 9 Kabupaten/Kota."

“Jadi di Riau hingga saat ini sudah ada tujuh helikopter dan satu pesawat yang bisa digunakan untuk mengatasi Karhutla. Nantinya juga akan ada tambahan dua unit helikopter lagi di Riau,” kata Kepala pelaksana BPBD Riau M Edy Afrizal, Selasa (23/7).

Helikopter tersebut merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

M Edy Afrizal mengatakan, dengan adanya tambahan helikopter tersebut  hingga saat ini sudah ada enam unit helikopter water bombing, satu helikopter patroli dan satu pesawat tipe caravan untuk patroli.

Untuk mengatasi Karhutla, pihaknya telah menyiapkan peralatan yang sewaktu-waktu dapat digunakan. Karena memang setiap tahun, pihaknya selalu menyiapkan peralatan untuk penanganan Karhutla.

“Kalau peralatan pemadaman dan personil selalu siap, karena memang sudah cukup lengkap peralatan di Riau. Jika nantinya kurang, kita juga bisa meminta bantuan dari Pemerintah pusat,” ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa sejak Januari hingga saat ini, tercatat sudah 745,42 hektare (Ha) luas lahan terbakar di Provinsi Riau. Luas lahan terbakar tersebut tersebar di kabupaten/kota di Riau. Saat ini Karhutla sudah ditemukan di 12 kabupaten/kota di Riau.

“Daerah yang terluas terjadi Karhutla di kota Dumai dengan 236 hotspot dan 36 fire spot dan lahan yang terbakar seluas 189,60 hektar.

Selanjutnya adalah Kabupaten Meranti dengan 339 hotspot dan 25 fire spot. Sedangkan lahan yang terbakar mencapai 145,64 hektar. Kabupaten Pelalawan terdapat 165 hotspot, 17 titik api dan lahan yang terbakar seluas 128,23 hektar,” katanya.

Sebelumnya, pihak BMKG mencatat hotspot atau titik panas di Pulau Sumatera mulai turun, Minggu 21 Juli 2024 sore.

Hotspot terbanyak masih muncul di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu).

"Total titik panas atau hotspot wilayah Sumatera melonjak sore ini, terdeteksi 393 titik. Terbanyak terdeteksi 111 titik di Sumatera Utara dan Sumatera Selatan 87 titik," ujar Prakirawan BMKG Pekanbaru, Bella R Adelia, Selasa (23/7).

Kemudian Aceh 21 titik, Jambi 21 titik, Lampung 37 titik, dan Bangka Belitung 25 titik. Lalu Bengkulu 12 titik, Sumatera Barat 10 titik, dan Kepulauan Riau satu titik.

"Bahkan hotspot Riau terdeteksi 68 titik, paling banyak muncul di Kabupaten Rokan Hilir 38 titik. Lalu Kabupaten Kepulauan Meranti 16 titik, Bengkalis dua titik, Kampar satu titik, Kuantan Singingi tiga titik, Pelalawan dua titik, Rokan Hulu dua titik, Indragiri Hilir dua titik, dan Dumai satu titik," sebutnya.

Sebagai informasi Pemprov Riau menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) nomor: Kpts.293/III/2024 itu diteken Penjabat (Pj) Gubernur Riau SF Hariyanto, status siaga ini akan berlangsung hingga akhir November 2024.

BNPB juga menambah helikopter water bombing untuk membantu penanganan Karhutla Riau 2024. Total ada enam helikopter WB dan patroli yang disiagakan dalam penanganan Karhutla. Hingga saat ini hujan buatan atau juga dikenal Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) masih dilakukan.

BMKG mencatat hotspot atau titik panas di Pulau Sumatera masih banyak membara, Selasa (23/7/2024) pagi. Hotspot terdeteksi paling banyak di Provinsi Riau.

"Total titik panas (hotspot) wilayah Sumatera terdeteksi 65 titik. Tersebar paling banyak di Riau ada 27 titik. Membara di Inhu 14 titik dan Rohil tujuh titik. Kemudian Meranti dua titik, Pelalawan tiga titik, dan Siak satu titik," sebutnya.

Kemudian hotspot juga terdeteksi di Aceh 10 titik, Jambi satu titik, Lampung enam titik, Sumbar 11 titik, Sumsel enam titik, Sumut tiga titik, dan Babel satu titik.

Sebagai informasi Pemprov Riau menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) nomor: Kpts.293/III/2024 itu diteken Penjabat (Pj) Gubernur Riau SF Hariyanto, status siaga ini akan berlangsung hingga akhir November 2024.

BNPB juga menambah helikopter water bombing untuk membantu penanganan Karhutla Riau 2024. Total ada enam helikopter WB dan patroli yang disiagakan dalam penanganan Karhutla.

Hujan buatan atau juga dikenal Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) masih dilakukan. Pesawat berasal dari Skadron Udara 4 Wing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh dan sudah berada di Pekanbaru.

Pihak juga telah BMKG mencatat hotspot atau titik panas di Pulau Sumatera masih banyak membara sejak Senin 22 Juli 2024 sore.

Hotspot terdeteksi paling banyak di Provinsi Riau.

"Total titik panas (hotspot) wilayah Sumatera terdeteksi 65 titik. Tersebar paling banyak di Riau ada 27 titik. Membara di Indragiri Hulu 14 titik dan Rokan Hilir tujuh titik. Kemudian Kepulauan Meranti dua titik, Pelalawan tiga titik, dan Siak satu titik," sebutnya.

Kemudian hotspot juga terdeteksi di Aceh 10 titik, Jambi satu titik, Lampung enam titik, Sumatera Barat 11 titik, Sumatera Selatan enam titik, Sumatera Utara tiga titik, dan Bangka Belitung satu titik.

Sebagai informasi Pemprov Riau menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) nomor: Kpts.293/III/2024 itu diteken Penjabat (Pj) Gubernur Riau SF Hariyanto, status siaga ini akan berlangsung hingga akhir November 2024.

BNPB juga menambah helikopter water bombing untuk membantu penanganan Karhutla Riau 2024. Total ada enam helikopter WB dan patroli yang disiagakan dalam penanganan Karhutla.

Hujan buatan atau juga dikenal Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) masih dilakukan. Pesawat berasal dari Skadron Udara 4 Wing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh dan sudah berada di Pekanbaru. (*)

Tags : hotspot, riau, hotspot menyebar di 9 Kabupaten/Kota, BPBD Atasi Hotspot dengan 7 Helikopter,