PEKANBARU,RIAUPAGI.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru melihat jumlah hotspot di Pulau Sumatera terdeteksi 148 titik.
Hotspot di Provinsi Riau masih terdeteksi muncul 14 titik tersebar di enam kabupaten hingga Kamis 10 Agustus 2023.
"Total hotspot Sumatera da 148 tersebar paling banyak di Sumatera Selatan 35 titik, Bangka Belitung 42 titik, dan Lampung 33 titik. Lalu Aceh dua titik, Sumatera Utara empat titik, Sumatera Barat tujuh titik, Jambi 10 titik, Kepulauan Riau satu titik," sebut Anggun, petugas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru.
"Riau membara 14 titik tersebar paling banyak di Kuantan Singingi lima titik dan Bengkalis empat titik. Lalu Indragiri Hulu dua titik, selanjutnya Rokan Hulu, Kampar, dan Kepulauan Meranti masing-masing satu titik," sambungnya dalam keterangan resmi BMKG.
Seperti diketahui, Pemprov Riau bersama pemerintah daerah 12 kabupaten/kota mengantisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) sejak lama. Tetapi sempat terjadi Karhutla di wilayah Rohil, Pelalawan, Bengkalis, dan Dumai.
Pemprov Riau telah punya enam helikopter bantuan patroli dan water bombing. Bahkan pemerintah pusat sudah menyetujui untuk penambahan satu helikopter water bombing ke Riau. Kemudian Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengantisipasi bencana Karhutla di Provinsi Riau dengan menyemai garam masih dilakukan.
Namun Gubernur Riau Syamsuar mengklaim total luas Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Riau menurun.
Sejak tahun 2020 sampai sekarang tak ada lagi Karhutla skala besar, sehingga bencana asap tak terjadi.
Keberhasilan menangani Karhutla di Provinsi Riau tentunya tidak terlepas dari dukungan semua pihak, baik Pemerintah, TNI-Polri. Serta seluruh lapisan masyarakat yang selalu siap siaga mengendalikan kebakaran jika ditemukan titik api.
"Alhamdulillah tidak ada lagi kebakaran besar, trendnya sampai sekarang turun sekali. Tentunya ini berkat dukungan semua pihak yang ikut membantu mengatasi persoalan ini," sebut Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar saat ramah tamah dengan Pangdam I/Bukit Barisan, Rabu (9/8).
Gubri menjelaskan bahwa hubungan Pemerintah dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Riau terjalin dengan baik sehingga jika ada persoalan bisa diatasi bersama.
"Tanpa kerja sama yang baik dan dukungan semua stakeholder tidak akan mungkin kita dapat membangun daerah ini dengan baik," imbuhnya.
Sebagai informasi, dalam mengantisipasi Karhutla, pada 13 Februari 2023 yang lalu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau telah menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan melalui Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts.191/II/2023.
Jika dibandingkan tahun 2022, total luas Karhutla di Riau jauh menurun. Penurunan ini tidak terlepas dari peran Pemerintah Daerah bersama TNI, POLRI, BNPB, KLHK dan semua pihak yang bersinergi.
Upaya yang dilakukan terus membuahkan hasil, luasan lahan terbakar sejak tahun 2019 terus mengalami penurunan. Pada tahun 2019, luasan Karhutla 3.818,79 Ha, pada tahun 2020 1.337,55 Ha, pada tahun 2021 1.121,58 Ha, tahun 2022 1.046,85 Ha dan per 27 Juli 2023 tercatat seluas 862,89 Ha.
Pemprov Riau telah berusaha untuk memberikan upaya yang terbaik dengan mengerahkan sumberdaya yang miliki dengan didukung dan didampingi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan segala upaya penanggulangan dengan tidak mengenal hari libur.
Seperti pengerahan Satgas Bidang Pemadaman Darat (TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD Damkar, Kelompok Masyarakat/MPA), Satgas Bidang Perawatan dan Pelayanan Kesehatan, Satgas Bidang Penegakan Hukum, Satgas Bidang Pemadaman melalui udara dengan menggunakan Water Bombing dan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). (*)
Tags : kebakaran hutan dan lahan, karhutla di riau, hotspot sumatera terdeteksi 148 Titik, karhutla di riau menurun,