Linkungan   2024/05/08 20:57 WIB

Hujan Makin Rajin Menyirami Bumi, 'Buat Suhu Panas Turun dan Hotspot Nihil'

Hujan Makin Rajin Menyirami Bumi, 'Buat Suhu Panas Turun dan Hotspot Nihil'

LINGKUNGAN - Hujan mulai rutin kembali mengguyur banyak kota usai sempat ada 'serangan' panas. Hujan menyirami Bumi buat suhu panas turun dan hotspot nihil.

Apakah itu bisa membuat Indonesia makin adem?

Beberapa wilayah, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Riau mengalami hujan cukup rutin sejak sepekan terakhir.

"Fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan, jika ditinjau secara lebih mendalam dengan dua penjelasan diatas secara karakteristik fenomena maupun secara indikator statistik pengamatan suhu, tidak termasuk ke dalam kategori gelombang panas," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika [BMKG], Dwikorita Karnawati dalam keterangan persnya, Selasa (8/5/2024).

Untuk hari Minggu 7 Mei 2024 kemarin, BMKG memprediksi banyak kota kembali akan diguyur hujan.

Contohnya, Banda Aceh (siang), Yogyakarta, (siang dan malam), Gorontalo (siang), Bandung (siang), Banjarmasin (siang), Palangkaraya (siang), Manado (siang), Medan (siang) dan Riau (malam).

Fenomena ini terjadi usai serangan panas maksimum di beberapa daerah dengan intensitas curah hujan yang juga menurun. Ini terjadi bersamaan dengan gelombang panas yang melanda beberapa negara Asia.

Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand dan Laos sempat melaporkan suhu panas lebih dari 40º celcius yang berlangsung beberapa hari di akhir April.

Sementara, Indonesia, meski sempat mengalami peningkatan suhu maksimum, diklaim tak mengalami gelombang panas.

Pasalnya, RI berada di khatulistiwa dan suhu maksimumnya tak melebihi ambang batas statistik, yakni 5º celcius lebih panas dari rata-rata suhu maksimum selama minimal 5 hari berturut-turut.

Menurut BMKG, hal itu lebih terkait dengan fenomena gerak semu Matahari, yang kali ini tengah berada dekat khatulistiwa, yang siklusnya berulang setiap tahun.

Dwikorita juga mengungkap "suhu maksimum harian sudah mulai turun."

Bedasarkan data BMKG, suhu maksimum di beberapa wilayah memang mengalami penurunan.

Surabaya, misalnya, sempat memiliki suhu maksimal 32 derajat Celcius, Sabtu (6/5), turun dari hari sebelumnya 34 derajat Celcius. Untuk prakiraan Minggu (7/5) dan Senin (8/5), suhu maksimalnya diprediksi mencapai 34 dan 32.

Gorontalo punya suhu maksimal 33 derajat Celcius pada Sabtu (6/5), turun dari sehari sebelumnya 34 derajat Celcius. Hingga Senin, wilayah ini diprakirakan memiliki suhu maksimal 33º celsius.

Banjarmasin juga mengalami penurunan suhu maksimum 3 derajat Celcius dari sebelumnya 33º C pada Jumat (5/5) menjadi 30º C pada Sabtu (6/5). 

Banda Aceh sempat mencapai suhu 31º C pada Kamis (4/5). Pada Minggu (7/5) diprediksi mencapai 32º C, dan 31º C  pada Senin (8/5).

Denpasar mencapai 34º C pada Kamis (4/5), dan diprakirakan mencapai suhu maksimum 32º C pada hari ini dan 31º C besok.

Soal pengaruh hujan yang mulai rutin, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengakui ada dampaknya pada penurunan suhu.

"Kalau turun hujan itu menurunkan suhu dong," katanya pada Rabu (3/5).

Sementara Bella Rizki Adelia, petugas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyebutkan, hotspot atau titik panas di Pulau Sumatera masih terdeteksi hingga Senin 6 Mei 2024 pagi.

BMKG mencatat hotspot Sumatera ada 32 titik.

Hotspot di Pulau Sumatera disumbang paling banyak dari Provinsi Aceh.

"Total titik panas atau hotspot wilayah sumatera ada 32 titik. Tersebar aceh 13 titik, lampung sembilan titik, jambi empat titik, Sumut tiga titik dan Sumsel tiga titik" kata Indah.

Sedangkan Riau, sejak hujan mengguyur beberapa hari belakangan, hotspot mau pun titik api terpantau nihil.

Sebagai informasi Pemprov Riau menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) nomor: Kpts.293/III/2024 itu diteken Penjabat (Pj) Gubernur Riau SF Hariyanto, status siaga ini akan berlangsung hingga akhir November 2024.

Terbaru, untuk membantu penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera mengirim helikopter jenis AS 350 B3A ke Riau.

Helikopter ini tidak hanya akan difungsikan untuk patroli, namun juga bisa dipakai untuk water bombing jika diperlukan, dengan kapasitas bucket sebesar 800 liter. (*)

Tags : hujan makin rajin turun, hujan sering sirami bumi, suhu panas berkurang, hujan turun hotspot nihil, lingkungan, alam,