Linkungan   21-07-2025 18:4 WIB

Hutan Riau Terbakar Hebat Hingga Melanda ke Daerah yang Harus Dipadamkan Melalui Operasi Hujan Buatan Selama 7 Hari

Hutan Riau Terbakar Hebat Hingga Melanda ke Daerah yang Harus Dipadamkan Melalui Operasi Hujan Buatan Selama 7 Hari

 

PEKANBARU — Hutan Riau terbakar hingga melanda ke daerah-daerah yang harus dipadamkan segera karena sudah berdampak adanya kabut asap.

"Kebakaran hutan dan lahan melanda sampai tujuh daerah di Riau."

“Sekarang sudah tujuh daerah yang sudah ada kejadian Karhutla. Namun titik api tidak besar, api kecil dan sudah bisa dipadamkan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD Damkar) Riau, M Edy Afrizal, Kamis (13/2/2025).

Menurutnya, sebanyak tujuh daerah di Provinsi Riau sudah dilanda kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Terbaru Kota Pekanbaru dan Pelalawan terpantau terjadi kebakaran.

Sebelumnya lima daerah yang terpantau terjadi Karhutla diantaranya, Kabupaten Bengkalis, Kepulauan Meranti, dan Indragiri Hilir (Inhil), Siak, dan Kota Dumai.

Edy Afrizal mengatakan, hingga minggu kedua Februari 2025 ini sedikitnya luasan lahan terbakar di Provinsi Riau mencapai 44,03 hektare (Ha) lahan.

Terluas lahan terbakar berada di Kota Dumai 14,50 Ha.

“Kemudian disusul Kabupaten Bengkalis 13,20 Ha, Pelalawan 6,00 Ha, Siak 4,65 Ha, Inhil 3,50 Ha, Kepulauan Meranti 2,00 Ha dan Kota Pekanbaru 0,18 Ha,” terangnya.

Menyikapi makin meluasnya karhutla, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mulai menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Provinsi Riau.

Operasi hujan buatan dilakukan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mulai meningkat di wilayah ini.

Operasi ini berlangsung selama tujuh hari, mulai Senin 21 Juli 2025 hingga Minggu 27 Juli 2025, dan dapat diperpanjang bila kondisi di lapangan masih memerlukan intervensi.

Sebuah pesawat Cessna PK-SNL (C208B) diberangkatkan dari Bandara Pondok Cabe, Pamulang, Banten, pada Minggu (20/7/2025) dan dijadwalkan tiba di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru pada pukul 14.30 WIB untuk menjalankan misi penting ini.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D, menjelaskan bahwa dalam operasi ini tim akan menaburkan bahan semai seperti Natrium Klorida (NaCl) atau garam dapur ke dalam awan potensial.

Tujuannya agar awan dapat mengandung cukup air dan memicu terjadinya hujan di wilayah yang mengalami kebakaran.

“Operasi ini kami lakukan untuk mempercepat proses pemadaman karhutla dengan mempercepat turunnya hujan buatan,” ujar Abdul Muhari dalam keterangan resminya, Senin (21/7).

Selain itu, BNPB juga akan menyemai Kalsium Oksida (CaO) atau kapur tohor ke udara, terutama saat asap tebal menyelimuti wilayah kebakaran.

Langkah ini bertujuan untuk mengurai partikel asap dan gas berbahaya hasil pembakaran yang bisa menghambat proses pembentukan awan.

“Kalau udara masih pekat dengan asap, pembentukan awan sulit terjadi. Maka itu, kita semai dulu kapur tohor untuk membersihkan atmosfer, baru setelah itu penyemaian garam dilakukan untuk memicu hujan,” jelas Abdul Muhari.

Ia menegaskan bahwa OMC di Riau ini berbeda dengan operasi serupa yang dilakukan di wilayah Jabodetabek beberapa waktu lalu.

Jika di Jabodetabek OMC bertujuan menahan curah hujan agar tidak memperparah banjir, maka di Riau justru sebaliknya.

“Di Riau, kami sengaja memicu hujan agar titik-titik api bisa padam lebih cepat dan mencegah karhutla meluas," tegasnya.

Sebagai informasi, beberapa wilayah di Riau tengah menghadapi ancaman serius dari kebakaran hutan dan lahan, terutama memasuki musim kemarau.

Data dari BMKG dan Satgas Karhutla menunjukkan peningkatan jumlah titik panas di beberapa kabupaten/kota di Riau.

BNPB bersama pemerintah daerah dan TNI-Polri berharap operasi ini dapat membantu menurunkan jumlah titik api, memperbaiki kualitas udara, sekaligus mencegah bencana asap seperti yang pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya. (*)

Tags : kebakaran hutan dan lahan, karhutla, riau, hutan riau terbakar hebat, karhutla melanda sampai ke daerah, operasi hujan buatan untuk padamkan karhutla,