KESEHATAN - Penelitian terbaru menemukan, 90 persen sampel protein hewani dan nabati mengandung mikroplastik.
Tidak hanya sumber protein, buah-buahan dan sayuran yang dikonsumsi sebagai sumber vitamin dan mineral juga dapat menyerap mikroplastik.
jika ukurannya cukup kecil, mikroplastik dapat terserap melalui sistem akar tanaman dan berpindah ke batang, daun, biji, serta buah.
Makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi sehari-hari pun tak luput dari mikroplastik, seperti garam, gula, teh celup, dan air minum.
Meski belum ada penelitian terkait dampak mikroplastik bagi kesehatan manusia, masuknya bahan kimia ke dalam tubuh tentu menimbulkan kekhawatiran.
Cara mengurangi mikroplastik pada makanan Mikroplastik adalah pecahan polimer kecil berukuran kurang dari 5 milimeter hingga 1 mikrometer.
Pecahan polimer yang lebih kecil dari 1 mikrometer disebut nanoplastik, yang harus diukur dalam sepersejuta meter.
Ukuran yang kecil menyebabkan bahan kimia ini sulit untuk dilihat oleh manusia dengan mata telanjang. Namun, cara-cara tertentu mungkin membantu mengurangi paparannya pada makanan atau minuman yang akan dikonsumsi.
Studi yang terbit dalam jurnal Science of The Total Environment pada April 2023 menemukan, mencuci produk makanan dengan air dapat membantu mengurangi mikroplastik.
Kendati demikian, keefektifan pengurangan kadar mikroplastik sangat bergantung pada metode mencuci yang digunakan.
Dalam studi ini, peneliti menyimulasikan polusi atmosfer dengan menyemprotkan partikel mikroplastik berukuran 100 nanometer dan 500 nanometer pada permukaan selada.
Peneliti kemudian memindai permukaan daun dengan mikroskop confocal laser dan memeriksa air bekas cucian untuk membandingkan tiga metode pencucian.
mencuci atau membilas selada hanya dengan air tidak efektif dalam menghilangkan partikel plastik.
Sementara, mencuci selada dengan pembersih ultrasonik (ultrasonic vibration cleaning) menunjukkan efisiensi yang lebih baik.
Menurut peneliti, cara ini mampu menyingkirkan sekitar empat kali lebih banyak mikroplastik dibandingkan yang hilang melalui metode pencucian hanya dengan air.
Hal tersebut dikarenakan getaran ultrasonik dapat memutus sebagian ikatan kimia antara mikroplastik dan permukaan sayuran.
Metode yang paling efektif adalah mencuci menggunakan detergen, dengan efisiensi meningkat sebesar 6,9 kali lipat.
Peneliti menyebut, surfaktan yang merupakan kandungan utama dalam detergen dapat meningkatkan sifat hidrofilisitas mikroplastik.
Metode mencuci bahan pangan untuk mengurangi mikroplastik juga ditunjukkan oleh artikel ilmiah yang terbit dalam International Journal of Environmental Research and Public Health pada Oktober 2022.
Studi tersebut mengungkapkan, mencuci hanya menggunakan air membantu mengurangi kontaminasi mikroplastik pada potongan ikan dan ayam mentah. Namun, cara ini tidak sepenuhnya menghilangkan kontaminasi mikroplastik pada bahan makanan mentah.
Cara mengurangi mikroplastik pada air minum Di sisi lain, cara sederhana juga dapat dilakukan untuk mengurangi mikroplastik pada air minum.
Sebuah penelitian dalam ACS' Environmental Science & Technology Letters yang terbit pada Februari 2024 menemukan, hampir 90 persen nano dan mikroplastik dapat hilang dengan merebus dan menyaring air.
Kendati demikian, air yang digunakan dalam penelitian adalah air keran yang mengandung kalsium atau air sadah.
Merebus air yang mengandung kalsium secara alami akan membentuk zat kapur yang dikenal sebagai kerak kapur atau kalsium karbonat.
Menurut peneliti, mikroplastik maupun nanoplastik kemudian akan terperangkap dalam kerak tersebut. Seiring waktu, saat suhu air sudah mendingin, kerak akan mengambang bebas di permukaan air.
Selanjutnya, masyarakat dapat menyaring atau menuangkan air ke saringan sederhana seperti filter kopi untuk menghilangkan mikroplastik pada air minum.
Selain mencuci makanan dan merebus air, ada beberapa cara untuk mengurangi paparan mikroplastik.
Tidak bisa dipungkiri, kini mikroplastik adalah salah satu cemaran yang ada di seluruh lini kehidupan manusia.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrients tahun 2023 menemukan bahwa mikrplastik ada dalam air minuman kemasan, garam dapur, madu, makanan laut, bahkan debu di rumah.
Tanpa kita sadari, mikroplastik masuk ke dalam tubuh dan mengganggu kesehatan. Salah satu yang cukup disoroti oleh para ilmuwan adalah dampak kenaikan berat badan akibat mikroplastik.
Mikroplastik bikin berat badan naik Bahaya mikroplastik bukan hanya sebagai polutan bagi tubuh manusia, tapi juga sebagai pengganggu endokrin.
Kualitas Pendidikan Kita Bersahabat Karib dengan Kebobrokan Artikel Kompas.id Kualitas Pendidikan Kita Bersahabat Karib dengan Kebobrokan Dikutip dari Forbes, partikel kecil plastik ini dapat meniru hormon seperti estrogen.
Pada anak-anak, kondisi ini bisa memicu pubertas dini dan kenaikan berat badan yang tidak terduga. Tapi, gangguan hormon ini bukan hanya terjadi pada anak-anak.
Studi yang terbit dalam International Journal of Environmental Research and Public Health tahun 2021 menemukan, gangguan hormon akibat mikroplastik dapat menyebabkan kenaikan berat badan tak terduga, disfungsi ereksi, kehilangan gairah seksual, tidak memiliki energi, hingga kemandulan pada pria dewasa.
Bukan hanya meniru estrogen, mikroplastik juga bisa mempengaruhi kadar hormon kortisol atau dikenal sebagai hormon stres. Padahal, kadar hormon kortisol yang tinggi berasosiasi erat dengan kenaikan berat badan, terutama di sekitar perut.
Paparan mikroplastik tingkatkan risiko obesitas Bukan hanya bikin kenaikan berat badan tak terduga, paparan mikroplastik juga bisa meningkatkan risiko obesitas.
Studi yang terbit tahun 2021 di jurnal Frontiers in Endocrinology menemukan mikroplastik dapat berperan sebagai obesogen. Obesogen adalah zat yang dapat mengganggu metabolism tubuh dan mendorong pertumbuhan sel lemak dan mengganggu keseimbangan energi.
Bukan hanya itu, zat aditif dalam plastic seperti ftalat dan bisfenol A (BPA) juga disebut dalam penelitian tersebut dapat mengganggu keseimbangan hormon dan metabolism.
Kondisi-kondisi tersebutlah yang pada akhirnya berujung pada penambahan berat badan dan meningkatkan risiko obesitas.
Mikroplastik memperburuk peradangan pada obesitas Bahaya mikroplastik tidak berhenti pada risiko obesitas yang meningkat, tapi juga memperburuk peradangan sistemik pada obesitas.
Hal ini dibuktikan dalam penelitian yang terbit tahun 2023 dalam International Journal of Molecular Sciences. Studi pada hewan menemukan bahwa paparan mikroplastik jenis polistirena memperburuk peradangan sistemik pada tikus yang diberi diet tinggi lemak.
Peradangan ini memperparah resistensi insulin dan akumulasi lemak di jaringan adiposa pada tikus obesitas. Hal ini menunjukkan bahwa paparan mikroplastik dapat memperburuk kondisi metabolic yang sudah tidak baik.
Alhasil, ini membuat penurunan berat badan menjadi lebih sulit. Bukan hanya itu, studi tahun 2023 ini juga menemukan bahwa mikroplastik juga mengendap di berbagai area otak.
Kabar buruknya, mikroplastik yang mengendap di otak ini meningkatkan inflamasi atau peradangan di area hipotalamus yang berperan dalam pengaturan nafsu makan dan metabolisme tubuh. Peradangan yang terjadi di hipotalamus ini memperburuk obesitas yang terjadi.
Warga Indonesia paling banyak menghirup mikroplastik Hasil studi di atas tentu membuat banyak warga Indonesia was-was.
Apalagi, beberapa waktu yang lalu, Indonesia dinobatkan sebagai negara yang paling banyak menghirup mikroplastik. Studi yang terbit dalam jurnal Environmental Science and Technology menyoroti data 109 negara dari tahun 1990 hingga 2018.
Hasilnya, Indonesia menjadi negara paling banyak menghirup mikroplastik. Kebanyakan mikroplastik ini menempel pada kelompok makanan seperti buah, sayur, protein, sereal, produk susu, minuman, gula, garam, dan rempah-rempah.
Mikroplastik termasuk bahan berbahaya yang bisa masuk ke tubuh manusia secara tak sengaja melalui air minum.
Riset Cornell University, AS menunjukkan Indonesia termasuk negara yang penduduknya mengonsumsi mikroplastik terbanyak di dunia.
Setiap orang Indonesia tanpa sadar mengonsumsi 15 gram mikroplastik per bulan.
Mikroplastik yang dikonsumsi tersebut sebagian besar berasal dari sumber air. Mikroplastik yang kecil dapat menempel pada organ penting tubuh.
Akibatnya, sel dan jaringan tubuh terganggu sehingga mengakibatkan gangguan termasuk iritasi dan kanker.
Untuk mengatasi hal ini, penelitian dari Guangzhou Medical University dan Jinan University di China menemukan sebuah cara untuk mengurangi kadar mikroplastik dari air minum.
Cara kurangi mikroplastik dari air minum Peneliti Guangzhou Medical University dan Jinan University menerbitkan cara mengurangi konsumsi mikroplastik dalam Environmental Science & Technology Letters 2024 pada 28 Februari 2024.
Para peneliti melakukan pengujian pada air biasa dan air keran dengan menambahkan nanoplastik dan mikroplastik. Air itu lalu direbus dan endapannya disaring, dikutip dari Science Alert, Rabu (7/8/2024).
Dalam praktik tersebut, sebanyak 90 persen kadar nanoplastik dan mikroplastik dalam air berhasil dihilangkan melalui proses perebusan dan penyaringan. Namun, keefektifannya tergantung jenis air yang digunakan.
Air dengan konsentrasi mineral tinggi berupa kalsium dan magnesium seperti air keran lebih efektif dibersihkan dari mikroplastik dengan cara tersebut. Peneliti juga mencatat, air yang mengandung mikroplastik ditemukan di 129 dari 159 sampel air keran dari 14 negara seluruh dunia.
"Cara sederhana merebus air bisa mendekontaminasi nanoplastik dan mikroplastik dari air keran dan berpotensi mengurangi asupan nanoplastik dan mikroplastik melalui konsumsi air," tulis peneliti.
Ketika air direbus, endapan kerak kapur atau kalsium karbonat keluar dari air. Endapan berwarna putih itu umumnya berada di dasar alat pemanas.
Endapan yang terbentuk di alat pemanas akan efektif menjebak pecahan nanoplastik dan mikroplastik berukuran sangat kecil pada air.
Serpihan plastik yang dilapisi kapur kemudian dapat disingkirkan dengan mudah menggunakan saringan baja tahan karat yang biasa dipakai menyaring teh. Cara ini dapat mengurangi kadar nanoplastik dan mikroplastik pada air yang sudah direbus matang sehingga lebih aman diminum.
"Minum air matang tampaknya merupakan strategi jangka panjang yang layak untuk mengurangi paparan global terhadap nanoplastik dan mikroplastik," tulis peneliti dalam kesimpulannya.
Dilansir dari The Washington Post 28 Februari 2024, para peneliti sayangnya menyatakan masih banyak hal yang harus dilakukan untuk memahami manfaat dari merebus dan menyaring air untuk membersihkan mikroplastik.
Penelitian ini dinilai masih dalam tahap pengerjaan dan belum terbukti bermanfaat mengurangi asupan mikroplastik. Pasalnya, kualitas air dan jumlah mikroplastik dalam air bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lain.
Cara ini mungkin lebih efektif tergantung lokasi tempat tinggal seseorang.
Cara membersihkan mikroplastik dengan merebus air minum itu juga dinilai lebih berlaku pada air keran atau bukan pada air biasa yang tidak mengandung mineral dan logam.
Meski begitu, para peneliti mengungkapkan merebus air tetap memiliki manfaat kesehatan lain yang telah terbukti. Misalnya, membunuh mikroba, parasit, dan virus berbahaya.
Jika ingin mencoba cara membersihkan mikroplastik tersebut, para peneliti menyarankan air yang sudah direbus ditunggu 5-10 menit sampai muncul endapan dan air menjadi dingin. Lalu, saring endapan putih yang terbentuk di air.
Endapan itulah yang diteliti mampu mengikat nanoplastik dan mikroplastik dari air minum.
"Minum air matang tampaknya merupakan strategi jangka panjang yang layak untuk mengurangi paparan global terhadap nanoplastik dan mikroplastik," tulis peneliti dalam kesimpulannya.
Meski begitu, para peneliti mengungkapkan merebus air tetap memiliki manfaat kesehatan lain yang telah terbukti. Misalnya, membunuh mikroba, parasit, dan virus berbahaya. Jika ingin mencoba cara membersihkan mikroplastik tersebut, para peneliti menyarankan air yang sudah direbus ditunggu 5-10 menit sampai muncul endapan dan air menjadi dingin. Lalu, saring endapan putih yang terbentuk di air. Endapan itulah yang diteliti mampu mengikat nanoplastik dan mikroplastik dari air minum. (*)
Tags : obesitas, mikroplastik, mikroplastik bikin obesitas, mikroplastik makanan, mengandung mikroplastik, cara mengurangi mikroplastik pada makanan, cara mengurangi mikropla,