AGAMA - Jamaah Indonesia ternyata terkenal suka selfie dan doyan pamer saat beribadah di tanah haram. Kebiasaan jamaah Indonesia ini bahkan telah sampai di telinga Imam masjid Nabawi, Syeikh Sulaiman Ar-Rahily.
Dalam sebuah rekaman video, Syeikh Sulaiman nampak terang-terangan menyindir perilaku doyan selfie dari jamaah Indonesia. Tak tanggung-tanggung, guru besar sekaligus imam masjid Nabawi itu bahkan menyindir jamaah lebih suka selfie dibandingkan mendengarkan khutbah.
Dikutip dari unggahan @ndorobei.official berikut ini sindiran lengkap dari Syeikh Sulaiman saat menceritakan kegemaran berswafoto jamaah Indonesia ketika berada di Masjid Nabawi.
“Tidak diragukan lagi manusia bermudah -mudahan dalam masalah foto dan itu sangat nyata. Meskipun itu di Masjid Nabawi…Khatib sedang berkhutbah (dia seperti ini) selfie,” ujar syeikh Sulaiman dalam ceramahnya yang disambut dengan gelak tawa.
Menurutnya, seringkali swafoto tersebut diambil bahkan ketika khatib sedang berkhutbah. Artinya kata dia, jamaah ini sama sekali tidak menyimak atau mendengarkan isi khotbah tersebut. “Dia tidak mendengar khutbah sama sekali,” ujarnya.
Syeikh Sulaiman juga menyindir bahwa swafoto yang diambil jamaah tersebut kadang kala adalah sebuah kebohongan. Misalnya foto ketika seseorang sedang menengadahkan kedua tangan ke atas, seolah ingin menunjukkan bahwa dia sedang berdoa di dalam masjid Nabawi.
“Permisi, ‘tolong ambil gambar saya’ Bohong padahal dia tidak sedang berdoa,” kata Syeikh Sulaiman.
“Akan tetapi jika jamaah Indonesia mengambil foto dan dia pamerkan itu di majelis Bahwa dia lagi berdiri di masjid nabawi dan sedang berdoa dan aku jelaskan pada manusia bahwa ini haram,” tegasnya.
Sejumlah warganet mengaku tidak heran kalau jamaah Indonesia terkenal dengan suka selfie saat beribadah di tanah suci. Hal ini tidak bisa dibantah karena fakta di lapangan demikian adanya. Namun demikian, sindiran ini agar ditanggapi sebagai pengingat untuk diri sendiri.
“Ini sebagai pengingat, agar kita-kita yang tahu tidak melakukannya di kemudian hari, saat kita diberi kesempatan untuk ke tanah suci yang selalu kita rindukan,” tulis mr.bondred***
Namun beberapa warganet yang lain memberikan sudut pandang yang berbeda. Karena fenomena ini tidak lepas dari budaya dan kultur yang ada di Indonesia. Misalnya saja yang dituliskan oleh Bahtera***
“Karena tidak tiap hari bisa ke tanah suci, ada rasa kebanggan buat didokumentasikan. Orang Indonesia kan suka menyimpan foto di ruang keluarga, apalagi kalau foto wisuda dan pakai baju dinas, bisa dipajang gede dikasih pigura pula. Kecuali yang sudah berulang kali ke tanah suci, atau sering mah udah nggak pernah selfie lagi karena sudah seperti rumah keduanya, kalau syeikh orang asli Arab mah deket mau ke tanah suci…”
Hal senada juga diungkapkan akun Misisdevi, yang menurutnya tidak semua jamaah Indonesia melakukan perilaku yang disindir imam masjid Nabawi itu. Bisa saja kata dia, foto tersebut diambil ketika jamaah selesai beribadah, mengingat perjuangan ke tanah suci memerlukan biaya dan ongkos yang mahal, tentu sebagian jamaah ingin mengabadikan momen ketika berada di tanah suci.
"Coba berbaik sangka, sering kali karena sudah selesai ibadahnya. Makanya mengabadikan momen dengan foto atau selfie. 'Pura-pura berdoa' waktu di foto itu hanya 'gaya', karena waktunya berdoa beneran, ya engga ada yang motion, orang dari Indonesia bisa ke sana itu perjuangannya engga main-main, jauuuh pula. Jadi bahagianya ingin diabadikan supaya saat kembali ke Indonesia bisa dikenang. Fotonya sesekali, engga 24 jam isinya foto."
Tags : imam madinah sindir jamaah indonesia, imam madinah, imam quba madinah, imam madinah sindir jamaah suka selfie, jamaah indonesia suka selfie, jamaah umroh selfie, jamaah haji indonesia selfie,