JAKARTA - Indonesia telah lama dikenal sebagai produsen cengkeh terbesar di dunia, sebuah komoditas yang memiliki sejarah panjang dan beragam kegunaan.
Cengkeh pertama kali ditemukan di Kepulauan Maluku, yang juga dikenal sebagai "Kepulauan Rempah".
Dalam catatan sejarah, seperti dirilis CNBC Indonesia, cengkeh merupakan salah satu rempah yang diperebutkan oleh bangsa Eropa pada masa kolonial, menjadi simbol penting perdagangan rempah di Asia Tenggara.
Hingga kini, cengkeh masih memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia.
Cengkeh memiliki beragam manfaat, baik sebagai bumbu dapur maupun bahan dalam industri obat-obatan dan rokok.
Di bidang kuliner, cengkeh memberikan rasa dan aroma yang khas pada masakan, seperti kari dan berbagai minuman rempah.
Di industri kesehatan, cengkeh sering digunakan dalam pembuatan minyak esensial untuk mengobati sakit gigi dan meningkatkan kesehatan mulut.
Selain itu, cengkeh merupakan bahan utama dalam produksi rokok kretek, yang sangat populer di Indonesia.
Dari sisi produksi, data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan tren peningkatan produksi cengkeh Indonesia dari 2012 hingga 2023.
Pada 2012, produksi cengkeh tercatat sebesar 97,8 ribu ton, dan terus meningkat hingga mencapai puncaknya pada tahun 2019 sebesar 139 ribu ton.
Namun, setelah 2019, produksi sedikit menurun dan stabil di sekitar 134-136 ribu ton pada 2022-2023.
Menurut laporan World Population Review, Indonesia memproduksi sekitar 109.600 ton cengkeh setiap tahun, yang menyumbang 70% dari total produksi dunia.
Artinya, Indonesia sangat menentukan hidup matinyaperdagangan cengkeh dunia.
Meski Indonesia menjadi penguasa dalam produksi cengkeh global, beberapa negara lain juga berperan penting dalam pasar cengkeh internasional.
Menurut World Population Review di posisi kedua, ada Madagaskar yang menyumbang sekitar 27% dari produksi dunia, dengan total sekitar 10.986 ton.
Selain itu, negara-negara seperti Komoro, Malaysia, China, Kenya, Sri Lanka, dan Tanzania juga menjadi pemain utama dalam produksi cengkeh.
Meskipun demikian, Indonesia tetap unggul dengan iklim tropis dan sejarah panjang budidaya cengkeh.
Untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin dunia dalam produksi cengkeh, Indonesia perlu memperhatikan beberapa aspek penting.
Pertama, peningkatan akses terhadap teknologi pertanian modern sangat dibutuhkan agar produktivitas dapat terus meningkat.
Kedua, pemerintah perlu mendukung para petani cengkeh melalui kebijakan yang berpihak pada peningkatan kualitas dan kuantitas produksi.
Langkah-langkah ini dapat membantu Indonesia menghadapi persaingan dengan negara-negara penghasil cengkeh lainnya.
Pada akhirnya, cengkeh tetap menjadi salah satu komoditas andalan Indonesia yang tidak hanya memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan, tetapi juga memiliki nilai budaya yang tinggi.
Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat terus memperkuat posisinya sebagai produsen cengkeh terbesar di dunia sambil meningkatkan kualitas dan keberlanjutan produksinya. (*)
Tags : cengkeh, komuditas, ekspor, perkebunan rakyat,