
PEKANBARU - Relawan Prabowo Gibran membantah bahwa Indonesia gelap seperti yang didengungkan para mahasiswa di tanah air. Justru saat ini terang benderang.
"Jika dilihat kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka baru seumur jagung. Jangan terlalu cepat menilai, biarkan mereka bekerja," kata Larshen Yunus, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gabungan Rakyat Prabowo Gibran (GARAPAN) dalam rilisnya melalui pesan elektronik Whats App (WA), Kamis (27/2).
Menurut dia, hal yang bisa dilihat dari sejumlah indikasi, salah satunya pendidikan yang masih menjadi prioritas pemerintah.
"Indonesia ini masih bercahaya, masih terang benderang, tidak ada hal-hal yang gelap. Yang pertama indikasinya adalah pendidikan menjadi prioritas pemerintah, tidak ada pemangkasan apa pun. Jadi beasiswa tetap diberikan kepada yang berhak. Kemudian, UKT tidak ada kenaikan," ujar Larshen Yunus yang juga sebagai Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Tingkat I, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Riau sekaligus Wasekjend KNPI Pusat Jakarta ini.
Aksi demonstrasi mahasiswa yang menyatakan bahwa Indonesia gelap benar-benar keliru, sebutnya yang mengaku masih berada di The Ritz-Carlton Jakarta Pacifik Place, Jalan Jenderal Sudirman Kavling 52-53, Kawasan SCBD Jakarta Selatan.
Istilah Indonesia Gelap sangat tidak dibenarkan. Stigma tentang Indonesia Gelap harus di luruskan, diganti menjadi Indonesia yang hampir terang.
"Negara dan Bangsa kita ini sangat besar, dari Sabang sampai Merauke, dari pulau Miyanga sampai pulau Rote. Perlu energi besar untuk menatanya. Mari kita haturkan Do'a terbaik bagi para Pemimpin di Republik ini," tutur Larshen Yunus.
Menurutnya, program kesehatan rakyat masih menjadi agenda penting negara. Larshen menyebut rakyat kini bisa mengecek kesehatan mereka secara gratis.
"Yang kedua, kesehatan rakyat menjadi agenda penting negara. Sudah menghadirkan cek kesehatan gratis, tinggal bisa dimanfaatkan oleh seluruh rakyat Indonesia," ucapnya.
Lanjut Larshen, pemerintah mengalihkan anggaran yang berpotensi bocor untuk program yang bermanfaat bagi rakyat. Dia menyebut efisiensi dari alat tulis kantor (ATK) saja bisa mencapai Rp 40 triliun, yang mana bisa dimanfaatkan untuk membeli gabah petani.
"Itu kan bisa digunakan untuk misalnya membeli gabah petani, dan itu bisa menyelamatkan jutaan petani di seluruh Indonesia," jelas Larshen.
"Lalu yang keempat, ekonomi Indonesia semakin kuat ada di atas rata-rata capaian ekonomi dunia," sambungnya.
Dengan begitu, Larshen mengatakan, indikasi-indikasi tersebut menandakan Indonesia masih terang benderang.
Dia mengeklaim angka kemiskinan di Indonesia pun menurun ekstrem.
"Terakhir, paket stimulus ekonomi di bulan Ramadhan sudah dipublish oleh Bapak Presiden. Jadi kami yakin apa yang dilakukan Bapak Prabowo untuk terus menjadikan Indonesia tetap terang benderang, tidak ada istilah gelap," imbuh Larshen.
Jadi menurut Larshen Yunus, bukan Indonesia Gelap melainkan Indonesia terang benderang buktinya pendidikan masih menjadi prioritas begitu juga kesehatan rakyat gratis juga masih program prioritas pemerintah. (*)
Tags : indonesia gelap, ungkapan pesimisme, relawan prabowo gibran, larshen yunus bantah indonesia gelap, indonesiamasih bercahaya dan terang benderang,