PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Inflasi atau Indeks Harga Konsumen di Kota Pekanbaru turun 0,3 persen atau 6,95 persen pada Januari 2023 lalu.
"Inflasi di Pekanbaru menurun 6,95 persen lebih rendah dari tahun 2022."
"Penurunan inflasi penyebabnya selain cabai merah, ada juga dari sayur bayam, bawang merah dan kontrak rumah dan lain-lain juga (ikut memicu inflasi). Itu yang mengalami kenaikan-kenaikan (harga)," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Pekanbaru, Indra Pomi Nasution, seperti dirilis pgi, Kamis (23/2/2023).
Inflasi terjadi tahun 2023 angkanya lebih rendah dibandingkan inflasi pada Desember 2022 sebesar 7,04 persen.
Secara year on year tetap inflasi, kata Indra Pomi Nasution, namun lebih rendah dibandingkan seblumnya 7,04 persen.
Ia berharap, inflasi ini terjaga dan bisa turun hingga normal kembali. "Ini harus tetap kita pertahankan bahkan kita tekan," ujar Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru Indra Pomi Nasution,
Sejauh ini kata Sekda, kelompok yang menyumbang inflasi terbesar adalah makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,08 persen. Penyumbang inflasi utama dan tertinggi di Pekanbaru yakni cabai merah.
Untuk mengendalikan inflasi tersebut, pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah yang akan dilakukan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru.
"Pertama, kita melalui koperasi akan membantu menyiapkan stok cabai. Kita akan bekerjasama dengan beberapa distributor," katanya.
Kedua, pihaknya juga akan melakukan perjanjian dengan daerah penghasil yang menyuplai bahan pokok ke Pekanbaru. Hanya saja, kondisi saat ini seperti di Bukittinggi dan Solok tengah mengalami inflasi yang cukup tinggi.
"Kalau di Solok (daerah penghasil) itu harganya sudah tinggi, tentu sampai ke kita akan lebih tinggi. Karena itu, kita akan berusaha melalui koperasi. Kita akan coba fasilitasi bisa membeli langsung ke produsen sehingga bisa dijual dengan harga yang lebih murah kepada pedagang-pedagang eceran di pasar," terangnya.
Sementara itu, untuk menekan inflasi dari sayur bayam, Distankan sendiri telah mengumpulkan para distributor atau pengumpul supaya sayur yang diproduksi di Pekanbaru seperti di jalan Inpres, Kartama, maupun di lahan pertanian kawasan Lanud Roesmin Nurjadin diminta agar memprioritaskan kebutuhan dalam kota terlebih dahulu.
"Karena kadang-kadang sayur ini dijual ke luar daerah seperti ke Selat Panjang. Jadi karena ini menjadi penyebab inflasi, itu kita minta dijual di dalam kota," ungkapnya. (*)
Tags : Inflasi, Pekanbaru, Inflasi Menurun 6, 95 Persen, Inflasi Pekanbaru Lebih Rendah,