PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Independen Pembawa Suara Transparansi (INPEST) menilai kampus Universitas Riau (UNRI) terlihat seperti kapitalisasi pendidikan tinggi tetapi juga mengangkat harkat dan martabat generasi.
"UNRI mulai memfungsikan gedung-gedung baru yang dikerjakan melalui Proyek AKSI (Advanced Knowledge for Sustainable Growth in Indonesia) bantuan Asian Development Bank (ADB) l, yang kini telah selesai dibangun," kata Ketua Umum (Ketum) INPEST, Ir Marganda Simamora SH M.Si menilai tadi ini Sabtu.
Menurutnya, Universitas ternama di Riau itu telah memngembangkan infrastruktur yang menjadi bagian dari upaya pemerintah mendongkrak kualitas pendidikan di dalam negeri.
"UNRI membutuhkan perguruan tinggi kelas satu di daerah. Alasannya karena top perguruan tinggi di Tanah Air. Hadirnya bangunan kampus kampus baru akan lebih menguntungkan secara ekonomi karena bisa menghemat dari segala lini. Juga memberi kesempatan kepada siapa pun—tidak hanya yang kaya saja—untuk mendapatkan pendidikan berkualitas," sebutnya.
INPEST mencatat, terdapat 10 bangunan baru di UNRI telah memapu difungsikan. Berdasarkan Lampiran II mengenai Rencana Induk IKN dalam UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara, prinsip dasar pendidikan di KIKN secara keseluruhan akan diarahkan pada konsep pendidikan abad ke-21 yang selaras dengan visi pendidikan di KIKN, yaitu membangun ekosistem pendidikan terbaik untuk memenuhi kebutuhan talenta masa depan di klaster ekonomi serta menjadi teladan penyelenggara pendidikan tinggi dan meningkatkan taraf hidup.
Gedung gedung baru yang sudah mulai difungsikan adalah Gedung Serba Guna (Student Center) yang terletak di jalan Muchtar Lutfi, antara gedung asrama mahasiswa dan stadion mini.
Sepanjang tahun 2024, beragam kegiatan sudah dilaksanakan di gedung tersebut, diantaranya acara ‘Boothcamp: Patriotic’, Penutupan Milad UNRI ke 64, dan Pengukuhan Guru Besar periode Desember 2024 lalu.
Sebelumnya, Manajer Project Implementation Unit (PIU) AKSI-ADB, Dr Ir Fajar Restuhadi MSi, menjelaskan bahwa selain gedung Seba Guna, gedung Perkuliahan Terpadu (Integrated Classroom) juga sudah bisa difungsikan pada semester Ganjil 2025 mendatang. Gedung itu terletak di pertigaan kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
“Sekarang sedang memasukkan furniture dan alat-alat pelengkapnya ke dalam gedung. Semester Ganjil 2025 mendatang sudah bisa digunakan,” ucapnya.
10 bangunan baru di kampus UNRI dalam foto
Pada proyek AKSI-ADB di UNRI, terdapat 10 (sepuluh) gedung yang dibangun, yaitu Gedung Perkuliahan Terpadu (Integrated Classroom), Gedung Laboratorium Terpadu (Integrated Laboratory), Gedung Utama Ilmu Kesehatan (Health Studies Complex), Gedung Serba Guna (Student Center), Gedung Kajian Ilmu Kelautan (Boat House Marine Center), Gedung Kajian Ilmu Pangan (Food Science Center), Gedung Teknologi Informasi dan Komunikasi (Information Technology Center), Gedung Perpustakaan (University Main Library), Gedung Pascasarjana (Postgraduate Center), dan Gedung Pendidikan dan Pelatihan (University Training Center).
Hingga penghujung tahun 2024, pembangunan tujuh gedung sudah selesai, sedangkan tiga gedung lagi masih dalam proses penyelesaian pengerjaan.
Adapun gedung yang masih dalam proses pengerjaan adalah Gedung Teknologi Informasi dan Komunikasi, gedung Perpustakaan, serta gedung Pendidikan dan Pelatihan.
Fajar Restuhadi menerangkan bahwa kendala penyelesaian pembangunan tiga gedung tersebut disebabkan oleh permasalahan internal dari kontraktor (PT Totalindo Eka Persada Tbk).
“Pembangunannya dilanjutkan oleh PT Nindya Karya, ditargetkan selesai pada Maret 2025,” terang Fajar Restuhadi.
Sedangkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek AKSI-ADB, Misparman pernah menyebutkan bahwa target penyelesaian gedung tersebut adalah pada bulan Desember 2025.
"UNRI merupakan salah satu universitas yang tergabung dalam Proyek Luar Negeri (PLN) yang dikenal sebagai AKSI Project. Adapun Universitas lainnya adalah Universitas Malikussaleh (UNIMAL), Universitas Jambi (UNJA), dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)," sebutnya.
Tujuan dari kegiatan melalui Proyek AKSI ini adalah agar UNRI kelak memiliki Center of Excellent (CoE) yang unggul di bidang Ekosistem Lahan Basah dan Pengelolaan Kebencanaan (Wetland Ecosystem and Disaster Management).
Adapun total alokasi anggaran proyek AKSI-ADB untuk Unri adalah sebesar USD 58,7 juta atau Rp 840 milyar lebih.
Dari total anggaran tersebut, sebanyak 58.3 persen dialokasikan untuk membangun 10 gedung baru dan 23.3 persen dialokasikan untuk perlengkapan peralatan laboratorium dan furniture. Sisanya dialokasikan untuk pengadaan software, IT licenses & Services, Training, Publikasi, Seminar internasional, dan Workshop.
Tetapi Ganda Mora (sebutan hari-harinya),dalam tinjauan dilapangan kembali menilai bangunan baru di kampus UNRI selain terlihat seperti bentuk kapitalisasi pendidikan tinggi juga akan mengangkat harkat dan martabat generasi.
“Berbagai program kerja sama dengan perguruan tinggi itu akan terus digencarkan, termasuk melalui masuknya kampus - kampus ditanah air yang memiliki ranking teratas. Namun, jika ditelaah lebih dalam, kebijakan tersebut akan menghasilkan kemajuan,” tuturnya.
Semua ini, jelasnya, sejalan dengan arah kebijakan dan strategi Ditjen PendidikanTinggi periode 2020—2024.
“Di antaranya, penguatan mutu dan relevansi pendidikan tinggi melalui peningkatan kerja sama dengan universitas yang berkelas dalam pengembangan pendidikan dan penelitian,” katanya.
Ia pun menilai, meningkatnya jumlah perguruan tinggi juga menjadi salah satu indikator kinerja program yang menjadi standar keberhasilan program Ditjen Pendidikan Tinggi. (*)
Tags : universitas riau, unri, 10 bangunan baru kampus unri, unri peroleh bantuan adb, kualitas pendidikan dalam negeri,