SELATPANJANG - Bupati Drs H Irwan Nasir M.Si didampingi Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Eko Wimpiyanto Hardjito SIk Danramil 02/Tebingtinggi, Arm Bismi Tambunan SE, Kapolsek Tebingtinggi Barat, IPTU AGD Simamora, Kepala Dinas Kesehatan, dr Misri Hasanto, Kepala Dinas Sosial, Agusyanto Bakar, Ketua MUI Kepulauan Meranti, H Mustafa, Kepala Bidang Linmas Satpol-PP Kepulauan Meranti, Masdiana, Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah, Rudi Al Hasan dan sejumlah pejabat kunjungi Desa Desa Tanjung Peranap.
Semula dikabarkan di Desa Tanjung Peranap, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kepulauan Meranti ada sejumlah kendala dalam melaksanakan tugas penanganan Covid-19. Tim Gugus Tugas Covid-19 Kepulauan Meranti melaporkan masyarakat di desa tersebut sempat menolak kedatangan tim petugas kesehatan saat akan melakukan tracing kontak erat yang terkonfirmasi positif Covid-19. Proses tersebut pun sempat terhenti karena kondisi desa yang dianggap memanas.
Mendapatkan kabar tersebut, Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan yang juga Ketua Tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 kabupaten langsung mengunjungi daerah tersebut, Selasa (17/11/2020).
Dalam kunjungan tersebut Bupati didampingi Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Eko Wimpiyanto Hardjito SIk Danramil 02/Tebingtinggi, Arm Bismi Tambunan SE, Kapolsek Tebingtinggi Barat, IPTU AGD Simamora, Kepala Dinas Kesehatan, dr Misri Hasanto, Kepala Dinas Sosial, Agusyanto Bakar, Ketua MUI Kepulauan Meranti, H Mustafa, Kepala Bidang Linmas Satpol-PP Kepulauan Meranti, Masdiana, Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah, Rudi Al Hasan dan sejumlah pejabat lainnya.
Kepala Desa Tanjung Peranap, Aswandi menceritakan awal terjadinya penularan Virus Covid-19 di desanya. Penularan virus ini pertama kali terjadi kepada sepasang suami istri, setelah ditracking penularannya terjadi pada seorang warga yang berinisial MU dan kemudian menular terhadap dua staf desa yakni berinisial NA yang kemudian menjadi cluster dan akhirnya terjangkit hingga mencapai 16 orang. Aswandi juga menceritakan banyak masyarakat Tanjung Peranap yang terkonfirmasi positif, timbul gejolak di tengah masyarakat sehingga hilang kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa. "Adanya fitnah di sana - sini maka timbullah prasangka tidak baik dan gejolak di tengah-tengah masyarakat sehingga hilanglah kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa. Terutama saya pribadi, yang ada hanya bullyan dan cemooh terhadap kami pribadi. Beban moral yang kami tanggung gara-gara musibah covid-19 ini. Bahkan paman dan mertua saya juga tidak mempercayai saya dan mereka sudah menyiapkan batu untuk mengusir saya," kata Aswandi dalam dialog bersama masyarakat.
Aswandi juga mengungkapkan dirinya dituding mendapatkan bayaran dari setiap orang yang ditetapkan terkonfirmasi positif Covid-19. "Bahwa kami kepala desa dan Sekdes difitnah telah mendapatkan bayaran Rp1 juta dari setiap orang yang positif. Berkali-kali kami menyampaikan ini tetap tidak dipercaya bahkan kami meminta kepada seluruh masjid di desa untuk membacakan Yasin jika saya yang mengkhianati mereka dan meminta kepada Allah saya dimatikan atau diazab Allah. Jangankan uang, setetes bensin untuk motor saja tidak saya dapatkan dari tim Covid-19 kecamatan," keluhnya.
Ada sejumlah 16 orang warga Desa Tanjung Peranap yang terkonfirmasi positif Covid-19 semuanya dalam keadaan sehat dan tidak punya gejala. "Bahkan masyarakat ingin menguji kebenaran apakah Covid-19 itu ada mereka tidak meminum obat yang diberikan sewaktu diisolasi dan sampai dengan waktu 15 hari mereka sembuh dan jika memang mematikan maka sudah banyak masyarakat kami yang mati," ujarnya.
Selain itu kepala desa juga menyampaikan bahwa petugas kesehatan terkesan arogan dalam menjalankan tugasnya sehingga membuat kesan masyarakat menjadi takut. "Memang dikatakan masyarakat tidak bersekolah tapi masyarakat terus memantau dan menilai kinerja tim Covid-19 yang dianggap arogan dalam melakukan tracking ke masyarakat. Saya contohkan dokter yang bertugas juga kurang etikanya, dimana ketika berada di rumah orang yang sakit malah ketawa dan bercanda sehingga masyarakat bertanya kami ini sakit atau memang dibuat sakit," ujarnya.
Aswandi juga menyampaikan jika warganya kembali bersemangat dalam menjalani aktifitas berkat dari motivasi yang diberikan oleh pihak kepolisian dalam hal ini Kapolsek Tebingtinggi Barat, Iptu AGD Simamora. "Kami berdiri dan berkumpul di sini berkat dari motivasi yang diberi oleh Kapolsek yang kami anggap sangat luar biasa dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat," tuturnya.
Aswandi juga menegaskan jika warganya tidak pernah menolak untuk dilakukan pemeriksaan oleh tim medis bahkan untuk pengambilan sampel Swab sekalipun. "Perlu kami tegaskan bahwa warga desa kami tidak pernah menolak tim medis yang melakukan pemeriksaan cuma caranya saja yang tidak berada pada tempatnya. Jika ada yang mengatakan bahwa ada masyarakat kami yang melawan petugas itu sama sekali tidak benar dan bohong. Saya juga mohon kepada individual dari Dinas Kesehatan yang terkesan arogan perlu belajar dengan Kapolsek yang mendekati masyarakat dengan cara yang persuasif," ujarnya.
Akibat cara yang kurang persuasif yang dilakukan sampai saat ini dikatakan kepala desa, masih menyisakan rasa trauma bagi masyarakat desa. "Akibat dari sikap arogan, ketika tim Covid-19 datang, masyarakat lari saking takutnya untuk dilakukan pemeriksaan. Sesungguhnya tidak ada satu orang pun yang menginginkan musibah dan jujur kami masyarakat Desa Tanjung Peranap tidak menginginkan musibah ini ada di desa tapi mau bagaimana lagi, kejadian ini sudah terjadi banyak di belahan dunia namun masyarakat kita di perkampungan masih antara percaya atau tidak jadi inilah yang sangat sulit untuk kami menjelaskan terhadap masyarakat," pungkasnya
Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan menyikapi itu mengatakan jika kedatangan dirinya bersama pihak terkait untuk berkomunikasi dengan masyarakat dan mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. "Kedatangan saya hari ini didampingi Kapolres, Danramil dan beberapa kepala OPD lainnya, biasanya kedatangan dengan banyak pejabat ini merupakan kunjungan yang istimewa. Kami ke sini dalam rangka ingin melihat secara langsung bagaimana situasi dan kondisi Desa Tanjung Peranap pasca telah ditemukannya penyebaran yang cukup masif virus Covid-19 di desa ini. Selain itu kita juga berkomunikasi dengan seluruh masyarakat Tanjung Peranap khususnya Kampung Balak ini tentang bagaimana cara kita untuk menghentikan penularan covid 19 di desa kita ini," kata Irwan.
Dikatakan Bupati, warga Tanjung Peranap yang diisolasi akibat terkonfirmasi positif sudah berkurang dan saat ini hanya tinggal 6 orang saja. "Hari ini berdasarkan data dari Tim Gugus Tugas Covid-19, warga Tanjung Peranap yang diisolasi menyisakan 6 dari 17 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Saya berharap betul tolonglah bekerja sama dengan baik dan mau dirawat selama 14 hari di ruang isolasi dan hal itu untuk mengantisipasi penularan virus ini. Jika sudah menyebar, maka kampung ini terpaksa kita tutup, memang akan kami berikan bantuan, tetapi akan menguras anggaran yang cukup besar," ujar Irwan.
Bupati juga menyampaikan kepada masyarakat agar selalu menjaga kesehatan untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran virus asal Wuhan itu, karena penularan virus ini sangat luar biasa bahkan hanya dengan berjabat tangan saja. "Saya pun sebetulnya antara percaya dengan tidak terhadap adanya Virus Covid-19 ini, tetapi kalau saya percaya barang ini tidak nampak dan jika saya tidak percaya sudah banyak teman saya yang meninggal akibat Covid-19 ini. Alhamdulillah di Meranti ini dengan tindakan aparat kita yang cukup tegas kita bisa menekan angka kematian. Sampai hari ini sebanyak 137 orang yang tertular di Kepulauan Meranti semuanya bisa sembuh walaupun 70 persen tidak bergejala dan 30 persen tetapi semuanya bisa dirawat dan sembuh," ungkapnya.
Bupati mengaku, pihaknya sangat bertanggungjawab terhadap masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan dia tidak menginginkan hal itu apalagi sampai adanya korban jiwa. "Kami bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti saya tentu tidak menginginkan Covid-19 ini menimbulkan korban di Kepulauan Meranti apalagi sampai menimbulkan korban nyawa oleh karena itu sampai hari ini APBD kita itu sudah mengeluarkan uang hampir Rp68 miliar untuk menangani penularan covid 19 yang terjadi saat ini dan alhamdulillah berkat kerjasama dan kekompakan semua elemen masyarakat dan petugas di Kepulauan Meranti belum ada yang meninggal dunia dan saya harap jangan sampai ada," ujarnya.
Diakui, akibat banyaknya anggaran yang terkuras untuk penangganan Covid-19, Pemkab Kepulauan Meranti terpaksa mengurangi pembangunan yang telah direncanakan sebelumnya. "Saat ini saya sebagai bupati ini pening mau membangun. Akibat adanya Covid-19 kita tidak bisa membangun, karena anggarannya digunakan untuk penanganan Covid-19, oleh karena itu kita terpaksa mengurangi biaya pembangunan, karena lumayan menguras," ujarnya.
Bupati menambahkan jika dirinya sudah memahami fenomena apa yang terjadi di Desa Tanjung Peranap, sehingga masyarakat menjadikan Covid-19 sebagai ketakutan yang luar biasa. "Saya sudah memahami kondisi dan fenomena yang terjadi di desa ini. Tidak lama lagi disini akan dilakukan pemilihan kepala desa, jadi jangan ini dijadikan isu untuk memecah belah dan masyarakat harus cerdas menyikapinya. Untuk itu saya minta tidak ada yang aneh-aneh dan jangan takut lagi, karena diisolasi itu bukan berarti disiksa, selain itu jangan menyebarkan isu yang membuat orang jadi takut dan tidak usah juga saling curiga. Saya datang untuk mengurus ini dan saya juga minta kita bekerjasama. Untuk itu khusus Tanjung Peranap saya ambil alih bersama Kapolres," ungkap Irwan.
Untuk mengatasi persoalan ini, Bupati mengajak semua unsur untuk bekerja sama dan menyatukan persepsi agar mata rantai penularan Covid-19 bisa diputuskan. "Kedatangan kami kesini bisa memberi pemahaman kepada masyarakat desa ini bahwa covid-19 itu antara ada dan tiada, tetapi kita tidak perlu takut, cukup saja dengan mematuhi protokol kesehatan. Oleh karena itu saya mengajak marilah kita semua mempunyai pemahaman yang sama bahwa virus ini harus kita putus rantai penularannya untuk menyelamatkan kita semua. Hasil yang baik apabila ada kerjasama dan kesamaan persepsi antara petugas dengan masyarakat, untuk itu saya minta kepada petugas kesehatan untuk lebih mendekatkan diri dan melakukan penanganan dengan cara yang persuasif," ungkapnya.
Terhadap kondisi tersebut, Bupati Kepulauan Meranti juga memutuskan daerah tersebut diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM). "Masyarakat disini mungkin trauma ketika ada petugas kesehatan yang melakukan Swab dengan menggunakan baju Hazmat serta isu-isu yang liar yang berkembang. Sehingga harus ada kebijakan yang bisa menyejukkan, dalam rangka untuk menentramkan masyarakat, proses tracking dan Swab kita hentikan dan sebagai gantinya desa ini mulai hari ini akan kita lockdown selama 14 hari ke depan. Selama masa itu masyarakat disini tidak boleh keluar masuk dan untuk itu pemerintah daerah akan memberikan bantuan bagi masyarakat berupa sembako," pungkas Irwan.
Untuk mendukung kebijakan tersebut, Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Eko Wimpiyanto Hardjito SIk mengatakan pihaknya akan bersinergi dengan pihak terkait untuk melakukan upaya pengamanan dan lainnya. "Untuk mendukung kebijakan Bupati, tentunya kita akan melakukan upaya pengamanan preventif dan presisi dan imbauan menerapkan protokol kesehatan. Selain itu kita juga akan bersinergi dengan pihak terkait seperti TNI dan Satpol PP dengan menempatkan personil sebanyak 18 orang dengan rincian dari Polri sebanyak 10, TNI 2 personel dan Pamong Praja sebanyak 6 personel," kata Kapolres. (*)
Editor: Surya Dharma Panjaitan
Tags : Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan Nasir M.Si, Covid-19 Memanas, Bupati Meranti Tangani Covid-19 ,