INPEST Meragukan Kualitas Perbaikan Jalan di Kampus UNRI jadi Dua Jalur, 'yang Habiskan Anggaran Rp5 Milliar'

PEKANBARU - Jalan lingkungan di kampus Universitas Riau (Unri) sedang diperbaiki. 

"Pembangunan jalan di kampus Unri menghabiskan anggaran lebih Rp5 miliar." 

"Penandantanganan kontrak pembangunan jalan tentunya berlangsung di rektorat Unri," kata Ir Marganda Simamora SH M.Si, Direktur Lembaga Independen Pembawa Suara Transparansi (INPEST) menyikapi.

Hanya saja INPEST mengaku belum mengetahui secara pasti pihak Unri melakukan penandatanganan kontrak dengan rekanan mana.

"Kemarin sudah bertemu dengan pihak PPTK rektorat Unri tetapi juga belum memberitahu nama rekanan (kontraktor) nya ," katanya.

Dia sedikit meragukan kualitas pembangunan jalan yang dibuat dua jalur itu.

"Beberapa badan jalan yang diaspal masih terlihat tipis, atau barangkali itu masih permulaan. Tetapi pihak PPTK juga belum ingin menjelaskannya," sebutnya.

Pejabat Pembuat Teknis Kegiatan (PPTK), J Indra berterima kasih media ikut memperhatikan kegiatan pembangunan jalan dilingkungan kampus.

"Ini merupakan harapan dan keinginan kita bersama agar jalan di lingkungan kapus sudah lama tidak mendapat perbaikan," katanya, saat pertemuan silaturahmi dan makan bersama disalah satu pondok Pak Abbas.

"Rektor juga mengapresiasi Pemprov Riau yang sudah berkomitmen membangun dan membuka akses jalan dilingkungan kampus." 

"Kami dari (PPTK) juga menekankan kepada penyedia jasa untuk menyelesaikan kontrak itu tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas di lapangan," sebutnya.

Jadi Indra selalu menekankan pada penyedia jasa untuk segera memacu proses pelaksanaanya karena diakuinya, kegiatan itu merupakan jalan kampus dan bukan tujuan untuk komersial.

Tetapi Ganda Mora kembali menyatakan mendapat informasi perbaikan jalan dilingkungan kampus itu sesuai kontrak meliputi jalan dua jalur diperkirakan sepanjang 1.154 meter (dua jalur) dari gerbang menuju bundaran rektorat. 

"Masa perbaikan pada kontraktor pelaksana 120 hari kalender."

"Kita lihat memang jalan dilingkungan kampus menjadi dua jalur yang diperbaiki. Perkiraan kita masing-masing selebar 5,6 meter dengan total lebar 11,2 meter. Sebelumnya jalan dari bundaran rektorat menuju gedung rektorat juga mengalami perbaikan," kata Ganda.

Menurutnya, jenis aspal yang sering digunakan untuk jalan di kampus biasanya adalah aspal beton (hot mix asphalt). 

Aspal beton ini dicampur dengan agregat batu, pasir, dan aspal cair yang dipanaskan. 

"Selain aspal beton, jenis aspal lain yang mungkin digunakan adalah aspal penetrasi 60/70 atau 85/100 untuk perkerasan lentur," ungkapnya memperkirakan.

Menyinggung soal jenis- jenis aspal ini, dia menyebut ada tipe aspal alam, buatan, minyak, aspal keras (asphalt cemen, AC), aspal cair (Cut Back Asphalt), aspal emulsi dan aspal buton.

"Kalau material berwarna hitam atau coklat tua, aspal iini pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat, jika dipanaskan sampai temperatur tentu dapat menjadi lunak/cair sehingga dapat membungkus partikel agregat pada waktu pembuatan campuran aspal beton atau sapat masuk kedalam pori-pori yang ada pada penyemprotan/penyiraman pada perkerasan macadam atau pelaburan," kata dia.

"Jika temperatur mulai turun, aspal ini akan mengeras dan mengikat agregat pada tempatnya (sifat Termoplastis)," tambahnya.

"Saya lebih melihat pengerjaan jalan dengan menggunakan aspal hitam di lingkungan kampus itu, salah satu material konstruksi perkerasan lentur . Aspal merupakan komponen kecil . Umumnya 4 – 10 % dari berat campuran," terangnya.

"Mereka mungkin memakai aspal alam." 

Ganda memperkirakan pengerjaannya, mungkin saja aspal digunakan dalam keadaan panas dan cair, pada suhu ruang berbentuk padat.

"Ya mungkin juga digunakan pada saat suhu ruang (250 – 300 C) yang berbentuk padat". (*)