Artikel   29-03-2025 5:14 WIB

Jamie Murphy Mualaf Berdarah Irlandia-Inggris Alami Kesan Mendalam Saat Pertama Kali Baca Alquran

Jamie Murphy Mualaf Berdarah Irlandia-Inggris Alami Kesan Mendalam Saat Pertama Kali Baca Alquran
Jamie Murphy sangat takjub dengan Alquran.

JAMIE MURPHY sangat takjub dengan Alquran. Ia yang sudah mualaf berdarah campuran Irlandia dan Inggris baru-baru ini mengungkapkan alasannya memeluk Islam.

Jamie yang kini dikenal sebagai Yusuf, telah menjadi seorang Muslim hampir dua tahun lalu.

Pemuda 22 tahun ini diketahui berasal dari Oldham, sebuah kota di Inggris. Selama dua tahun terakhir ini, dia pun mengaku menghadapi permusuhan dari orang kulit putih lainnya, karena pakaiannya.

Dia melihat orang-orang menunjuk jari padanya, menertawakannya atau memberikan tatapan sinis. Padahal, mereka adalah orang-orang yang dulu selalu menyambutnya dengan senyuman.

Melihat perbuatan mereka, Yusuf pun menyalahkan media nasional dan saluran lain yang menyebarkan kebohongan dan informasi yang salah tentang Islam dan Muslim.

Tidak hanya ditertawakan, Yusuf bahkan pernah mengalami konfrontasi fisik saat berdakwah di Pusat Kota Manchester dengan sejumlah pria kulit putih yang datang mencoba mendorong atau menyikutnya sambil meneriakkan hinaan rasis dan Islamofobia, meskipun dia adalah warga kulit putih Inggris.

Kendati, Yusuf selalu ingat dengan apa yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Baginya, Nabi Muhammad SAW adalah teladan terbaik. Meskipun beliau dirajam, dianiaya, dan para sahabatnya dibunuh, tapi tetap sabar dan rendah hati dalam segala keadaan.

"Kita harus berusaha untuk menjadi seperti beliau," ujar Yusuf dikutip dari asianimage, Jumat (28/3/2025).

Islam memberikan tujuan hidup yang sejati dan petunjuk yang benar untuk setiap hal. Baik itu ketakutan akan kematian, pernikahan, cara berbicara atau cara menghabiskan waktu. Islam telah memberikan petunjuk tentang cara mendapatkan kepuasan dan kesuksesan sejati dalam hidup.

Yusuf teringat saat pertama kali membaca Alquran. Saat itu kondisi mentalnya sedang gelap, dan sering terlibat dalam berbagai macam drama. Namun, setelah membaca Alquran pikirannya menjadi tenang.

“Membuka surat kedua Alquran, Surat Baqarah, dan membaca beberapa ayat saja sudah memberi saya ketenangan pikiran yang belum pernah saya rasakan sebelumnya, lebih dari obat-obatan terlarang atau alkohol," ucap Yusuf.

Dia merasakan kitab suci umat Islam ini berbicara langsung kepadanya tentang situasinya. "Alquran membuat saya terpesona dengan semua mukjizat ilmiah dan pola numerologinya," katanya.

Dia pun menegaskan bahwa Alquran tidak mungkin ditiru bahkan hingga saat ini dengan kecerdasan buatan dan semua kemajuan teknologi.

"Bagaimana mungkin Alquran bisa diproduksi di tengah gurun oleh seorang pria yang buta huruf 1446 tahun yang lalu?," jelasnya. 

Sebelum masuk Islam, Yusuf mengatakan hidupnya kacau karena tidak memiliki pedoman moral dan ia tidak pernah merasa puas, bahagia, atau tercukupi.

“Sering kali saya terlibat dalam kejahatan pisau dan tindak kekerasan lainnya karena terlibat dengan kelompok yang salah," ujarnya.

Berkat kuasa Allah, matanga pun terbuka terhadap kenyataan kematian, yang kemudian membuatnya merenungkan apa yang akan terjadi setelah meninggal dunia.

“Saya pikir kita pasti tidak hidup, menderita, dan mati tanpa tujuan. Saya mulai bertanya: Apakah akan ada penghakiman atas tindakan kita? Apakah ada petunjuk tentang cara menjalani hidup yang memuaskan? Jika ada penghakiman, pasti ada hakimnya?," ucapnya.

"Dan yang paling penting, apakah Tuhan itu ada?," imbuhnya.

Selama beberapa waktu Yusuf tidak memberi tahu keluarganya bahwa ia telah masuk Islam. Namun, mereka melihat perubahan positif dalam karakter dan tindakannya. 

Dia melakukan riset daring dan menemukan Islam sebagai kebenaran. Jadi, Dia mencari tahu cara menjadi Muslim secara daring dan lalu memeluk agama ini.

Ketika akhirnya dia memberi tahu keluarganya, mereka sangat senang karena perubahan positifnya. Merupakan berkat yang sangat besar baginya karena dia dapat keluar dan tidak membuat ibunya khawatir karena dia tahu dia tidak akan membuat masalah.  

Yusuf memiliki keluarga yang dekat tetapi kecil. Dia sering berhubungan dengan ayahnya, kakeknya, ayah tirinya, saudara kandungnya, dan ibunya.

“Saya tinggal bersama ibu, saudara perempuan, dan adik laki-laki saya yang sering saya beri dakwah ketika situasi muncul. Mereka semakin dekat dengan Islam dari waktu ke waktu dan melihat dampak positifnya," katanya. 

Yusuf memiliki keluarga yang dekat tetapi kecil. Dia sering berhubungan dengan ayahnya, kakeknya, ayah tirinya, saudara kandungnya, dan ibunya.

“Saya tinggal bersama ibu, saudara perempuan, dan adik laki-laki saya yang sering saya beri dakwah ketika situasi muncul. Mereka semakin dekat dengan Islam dari waktu ke waktu dan melihat dampak positifnya," katanya. 

Yusuf menyadari dari pengalamannya bahwa yang terbaik adalah tidak membebani mereka dengan terlalu banyak informasi. Terkadang, dia hanya perlu merangsang untuk membuat mereka merenungkan pertanyaan-pertanyaan penting. Namun, salah satu bentuk dakwah terbaik adalah melalui akhlak.

“Saya mendengar dari banyak saudara-saudari mualaf yang berasal dari keluarga Kristen bahwa keluarga mereka telah membuat hidup mereka sangat sulit karena mereka mualaf. Allah memberkati saya dengan keluarga yang berpikiran terbuka. Semoga Allah membimbing mereka semua," jelasnya.

Dia pun mendoakan agar Allah SWT memudahkan semua mualaf yang tengah berjuang menghadapi penolakan dari keluarga mereka.

Yusuf sendiri sangat bersemangat mengajak orang untuk memeluk Islam dan betapa pentingnya hal tersebut, terutama di zaman sekarang ini, dengan semua propaganda yang disebarkan melalui situs daring dan media sosial.

"Bayangkan saja dampak besarnya jika setiap Muslim berkomitmen untuk berdakwah dengan cara tertentu. Bahkan jika itu hanya kepada rekan kerja atau penjaga toko setempat," ujarnya.

Yusuf mengaku sangat mencintai perasaan damai yang diberikan Islam kepadanya, suatu perasaan yang selama ini ia pikir tidak mungkin tercapai. 

Dia mengaku tidak perlu lagi merasa tertekan dan khawatir terhadap suatu masalah seperti yang dialaminya dahulu. Karena baginya, Allah dan Rasul-Nya telah memberikan petunjuk bagaimana cara mengatasi setiap masalah.

“Sekarang saya tahu bahwa setiap kesulitan dan kesulitan adalah anugerah Allah untuk mengangkat derajat kita di surga atau menghapus dosa. Semuanya sudah menjadi takdir Allah. Mengetahui hal ini saja sudah mendatangkan ketenangan batin yang tiada tara," katanya. (*)

Tags : Jamie Murphy, mualaf Jamie Murphy, kisah Jamie Murphy, kisah mualaf alquran ,