PRAJOGO PANGESTU lahir dengan nama Phang Djoem Phen pada 13 Mei 1944 di Sambas, Kalimantan Barat yang dulu pernah melakoni pekerjaan sebagai supir angkot ini berhasil meraih sukses hingga akhirnya menyandang status sebagai orang terkaya nomor empat di Indonesia. Pengusaha sukses ini juga terimbas adanya wabah virus corona, namun ia taksurut untuk tetap mendukung vaksinasi sebagai program pemerintah.
Kiprahnya sebagai pebisnis dimulai ketika ia mendirikan Barito Pacific pada 14 April 1979 silam dengan nama PT Bumi Raya Mas Kalimantan. Pada awal pendiriannya, Barito Pacific dikenal sebagai perusahaan pengolah hasil hutan yang terintegrasi. Sampai akhirnya, Barito Pacific resmi terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalui initial public offering (IPO) pada 1 Oktober 1993 silam dengan nama PT Barito Pacific Tbk (JK:BRPT).
Barito Pacific terus bertumbuh dan membangun konglomerasi bisnisnya sendiri melalui akuisisi Chandra Asri, perusahaan industri petrokimia, pada tahun 2007. Chandra Asri sendiri sudah menjadi perusahaan tercatat di BEI pada 24 Juni 1996 dengan nama PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (JK:TPIA). Selain menguasai 41,88% saham TPIA melalui BRPT, Prajogo Pangestu pun tercatat menguasai saham TPIA secara langsung dengan porsi 15,07%. Sama-sama menjadi perusahaan yang dimiliki oleh konglomerat Prajogo Pangestu, bagaimana kinerja keuangan BRPT dan TPIA sepanjang semester I 2020? Apakah keduanya tahan banting terhadap Covid-19?
Berdasarkan laporan forbes.com dampak pandemi Covid-19 benar-benar dirasakan oleh BRPT sepanjang semester I 2020. Bagaimana tidak, di tengah situasi seperti itu, BRPT harus menanggung rugi senilai US$8,8 juta. Capaian tersebut sangat berbanding terbalik dengan semester I 2019 yang kala itu BRPT mampu mengantongi laba bersih sebesar US$10,91 juta.
Pil pahit yang ditelan perusahaan milik konglomerat Prajogo Pangestu itu tidak terlepas dari merosotnya pendapatan perusahaan sepanjang enam bulan pertama tahun 2020. Per Juni 2020, BRPT mengantongi pendapatan US$1,11 miliar atau 15,05% lebih rendah dari Juni 2019 yang mencapai US$1,31 miliar. Merujuk dari laporan keuangan perusahaan, pendapatan petrokimia lokal menjadi kontributor terbesar, yakni mencapai US$583,99 juta. Kontribusi itu pun menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai US$767,49 juta. Sumber pendapatan terbesar BRPT berikutnya adalah ekspor petrokimia yang juga turun dari US$280,17 juta pada Juni 2019 menjadi US$254,92 juta pada Juni 2020. Menurunnya pendapatan perusahaan di sektor petrokimia ini disebabkan oleh rata-rata harga penjualan yang lebih rendah menjadi US$777 per ton pada semester I 2020.
Meskipun begitu, kontribusi pendapatan dari sektor energi tercatat tumbuh. Misalnya saja, per Juni 2020 lalu pendapatan dari lini listrik naik dari US$103,37 juta menjadi US$113,26 juta. Kemudian, pendapatan sewa energi naik dari US$71,18 juta menjadi US$73,51 juta, diikuti oleh kenaikan pendapatan lini uap dari US$48,81 miliar menjadi US$54,47 miliar.
Pada saat yang bersamaan, BRPT berhasil menekan beban pokok pendapatan dari US$973,43 juta pada Juni 2019 menjadi hanya US$902,99 juta pada Juni 2020. Begitu pun dengan beban penjualan yang membaik dari US$22,47 juta menjadi US$20,12 juta. Berikutnya, beban keuangan mengalami penurunan paling dalam, yakni dari US$99,18 juta menjadi US$90,03 juta. Namun sayangnya, rugi selisih kurs yang ditanggung BRPT melonjak signifikan dari US$1,16 juta per Juni tahun 2020 menjadi US$9,25 per Juni tahun 2020.
Direktur Keuangan BRPT, David Kosasih, mengungkapkan bahwa BRPT optimis kinerja keuangan perusahaan pada periode berikutnya akan membaik. Terlebih lagi, penurunan harga Naphtha secara tahunan yang mencapai 22,9% menjadi US$422 per metri ton (MT) turut menjadi sentimen positif bagi kinerja BRPT. "Faktor-faktor tersebut dan juga harga naphtha yang mengalami penurunan sehingga menopang perbaikan margin petrokimia. Melihat hasil kinerja kuartal kedua memberikan optimisme bagi kami sehingga kami berharap perbaikan ini akan berlanjut ke semester kedua 2020," pungkasnya Kamis (20/6).
Ibarat peribahasa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mengalami nasib yang sama dengan induk usahanya, yaitu BRPT. Terhantam pandemi Covid-19, TPIA membukukan rugi bersih senilai US$29,9 juta pada semester I 2020. Padahal, TPIA berhasil mengantongi laba bersih US$33,3 juta pada semester I 2019 lalu. Berdasarkan data yang tersaji dalam laporan keuangan perusahaan, pendapatan TPIA anjlok 20,1% dari US$1,05 miliar pada Juni 2019 menjadi US$841,4 juta pada Juni 2020. Pendapatan atau penjualan pasar domestik mengalami penurunan paling dalam, yakni dari US$767,49 juta pada Juni tahun lalu menjadi US$583,99 juta pada Juni tahun ini.
Bersamaan dengan itu, penjualan di pasar ekspor juga merosot dari US$280,17 juta menjadi US$254,92 juta. Manajemen TPIA menjelaskan, anjloknya pendapatan perusahaan dalam enam bulan pertama tahun ini disebabkan oleh harga penjualan rata-rata yang lebih rendah, terutama untuk Olefins dan Polyolefins. Meski begitu, jumlah permintaan dan volume penjualan dinyatakan stabil.
Lebih lanjut, kinerja keuangan TPIA hingga akhirnya berbalik buntung pada semester I 2020 ini juga dibebani oleh kerugian selisih kurs sebesar US$8,81 juta. Angka tersebut membengkak dari rugi selisih kurs tahun 2019 lalu yang hanya US$2,29 juta. Ditambah lagi, TPIA juga menanggung beban keuangan yang lebih besar pada periode tersebut, yakni dari US$30,29 juta menjadi US$31,26 juta. Keuntungan atas instrumen investasi keuangan derivatif pun terpangkas signifikan dari US$3,16 juta menjadi US$1,45 juta.
Positifnya, beban pokok pendapatan dan beban penjualan dapat ditekan masing-masing menjadi US$852,63 juta dan US$19,19,96 juta. Begitu pun dengan beban umum dan administrasi yang angkanya membaik dari US$17,89 juta menjadi US$16,48 juta. "Kami senang dengan pemulihan bisnis di Q2 2020 dibandingkan dengan 3 bulan pertama tahun ini. Kami telah melihat peningkatan dalam aktivitas industri terutama di China dan NEA, yang mengarah pada penguatan permintaan polymer. Faktor ini ditambah pengurangan harga naphtha sejalan dengan penurunan nilai minyak mentah telah meningkatkan spread polymer sebesar 20-30%, ke tingkat laba pertengahan siklus industri pada Juni," ungkap Direktur TPIA, Suryandi, Senin (12/10) lalu.
Dukung vaksinasi
Sebagai wujud nyata dukungan kepada pemerintah dalam mempercepat vaksinasi COVID-19, Grup Astra melalui PT Astra Otoparts Tbk (AOP) dan PT United Tractors Tbk (UT) turut serta dalam pelaksanaan Penyuntikan Perdana Vaksinasi Gotong Royong kepada karyawan yang ditinjau langsung secara virtual oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Grup Astra menjadi salah satu dari 18 perusahaan yang ikut berkolaborasi dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada vaksinasi Gotong Royong tahap awal ini. Partisipasi Grup Astra dalam program Vaksinasi Gotong Royong sejalan dengan cita-cita Astra untuk sejahtera bersama bangsa dan tujuan ketiga Kehidupan Sehat dan Sejahtera pada pilar sosial Sustainable Development Goals.
Presiden Direktur PT Astra Otoparts Tbk, Hamdhani Dzulkarnaen Salim (kanan), Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk, Verdi Budidarmo (kedua kanan), Direktur Digital Healthcare PT Bio Farma, Soleh Ayubi (kedua kiri), dan Chief of Corporate Human Capital Development PT Astra International Tbk, Aloysius Budi Santoso (kiri) dalam acara Vaksinasi COVID-19 Gotong Royong untuk Pekerja, Selasa (18/5/2021).
Astra gorup donasi Covid-19
Prajogo Pangestu, Founder dan Chairman Barito Pacific Group, kembali menyalurkan bantuan untuk penanganan pandemi Covid-19 sebesar Rp10 miliar. Bantuan dikirimkan ke Yayasan BUMN Hadir untuk Negeri yang kemudian disalurkan ke rumah sakit yang dikelola oleh BUMN. "Anak perusahan Barito Pacific, yaitu Chandra Asri, Star Energy, dan Yayasan Bhakti Barito," kata Presiden Direktur Barito Pacific Group Agus Salim Pangestu.
Sejumlah anak perusahan Barito Pacific sampai saat ini telah menyalurkan bantuan peralatan kesehatan secara bertahap dengan nilai keseluruhan setara dengan Rp40 miliar rupiah. Menteri BUMN Erick Thohir meyampaikan terimakasih dan mengaku mengatasi tantangan dinamis dalam penanganan pandemi Covid-19 harus bahu membahu. Bersama satu visi, baik pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, insyaallah mampu melalui pandemi global ini dengan baik
Prajogo Pangestu sendiri menyampaikan rasa terima kasih atas penghargaan yang diberikan Kementerian BUMN. "Kami mengerti kebutuhan masyarakat akan fasilitas rumah sakit di tengah pandemi ini sangatlah besar dan RS BUMN sebagai RS rujukan mengemban tugas yang sangat penting untuk menyediakan pelayanan yang diperlukan masyarakat. Oleh sebab itu, RS BUMN ini perlu kita dukung bersama-sama."
Sebelumnya, Prajogo Pangestu juga menyerahkan bantuan peralatan medis senilai Rp30 miliar melalui Chandra Asri dan Star Energy serta Yayasan Bakti Barito. Bantuan peralatan medis ini diserahkan secara bertahap ke berbagai rumah sakit di wilayah operasional anak perusahaan, yaitu di Banten dan Jawa Barat, serta DKI Jakarta.
Perusahaan Astra kembali menyerahkan bantuan tahap ketujuh berupa paket bantuan senilai Rp30 miliar untuk didistribusikan kepada keluarga yang terkena dampak pandemi Covid-19 pada Jumat 23 Juli 2021 ini. Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Direktur Astra Gita Tiffani Boer kepada Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono dalam acara Kick-off Penyerahan Beras Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Donasi Pengusaha Peduli NKRI secara virtual. Turut hadir Chief of Corporate Affairs Astra Riza Deliansyah.
Bantuan tahap ketujuh dari Astra bersama perusahaan lainnya akan digunakan untuk pengadaan 35.000 ton beras, konsentrator oksigen, aktivasi sentra vaksinasi serta pembelian obat-obatan bagi pasien Covid-19. Penyaluran bantuan secara bertahap, yang diadakan bersama perusahaan lainnya di bawah naungan Kamar Dagang dan Industri Nasional Indonesia (Kadin) serta Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, akan melibatkan para relawan di berbagai wilayah di Indonesia dengan dukungan aparat TNI-Polri. Dengan penyerahan bantuan tahap ketujuh tersebut, maka total bantuan dari Astra untuk penanganan Covid-19 telah mencapai Rp200 miliar.
Sebelumnya, pada bantuan tahap pertama tahun lalu hingga keenam awal tahun ini senilai total Rp170 miliar, Astra melalui Nurani Astra telah menyerahkan berbagai bantuan untuk masyarakat dan melalui berbagai institusi seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Palang Merah Indonesia, Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, dan lainnya.
Bantuan tersebut diantaranya berupa unit kendaraan, ruang intensive care unit, ruang isolasi high care unit, alat uji tes, alat pelindung diri, masker, paket sembako, hingga ventilator untuk mencegah penyebaran Covid-19. Berbagai partisipasi Astra dalam mendukung pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat untuk membantu penanganan pandemi Covid-19 dan mempercepat terwujudnya herd immunity sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) dan cita-cita Astra untuk Sejahtera Bersama Bangsa.
Vaksinasi untuk karyawan dan masyarakat
Grup Astra secara bertahap melakukan vaksinasi covid-19 untuk karyawan dan masyarakat luas sebagai bagian dari sinergi pemerintah dan swasta guna meningkatkan cakupan dan mempercepat proses vaksinasi nasional. Harapannya dapat mendukung terwujudnya kekebalan kelompok pada masyarakat. Sejak 18 Mei 2021, Grup Astra telah memulai pelaksanaan vaksinasi melalui program Vaksinasi Covid-19 Gotong Royong bagi pekerja seiring dengan kick-off program vaksinasi untuk karyawan yang saat itu ditinjau langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Secara bertahap Grup Astra sedang melakukan vaksinasi untuk lebih dari 130 ribu orang karyawan Grup Astra dan keluarga inti mereka yang tersebar di seluruh Indonesia dengan mengikuti ketersediaan vaksin yang dikoordinasikan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Pelaksanaan vaksinasi bekerja sama dengan Kimia Farma. Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro mengatakan Grup Astra mengadakan penyuntikan vaksin secara bertahap kepada karyawan melalui program Vaksinasi Gotong Royong dan memfasilitasi vaksinasi untuk masyarakat. Langkah ini merupakan wujud nyata kontribusi Grup Astra mendukung pemerintah dalam mempercepat terwujudnya kekebalan kelompok. "Agar dapat mendorong pemulihan perekonomian nasional,” ujar Djony dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (13/7).
Grup Astra yang tersebar pada tujuh lini bisnis Astra secara bertahap melaksanakan Vaksinasi Gotong Royong di berbagai daerah di Indonesia, antara lain PT Astra International Tbk, PT Astra Honda Motor dan anak usahanya, PT Astra Daihatsu Motor, PT Isuzu Astra Motor Indonesia, dan PT Astra Otoparts Tbk dan anak usahanya. Kemudian PT Federal International Finance, PT Astra Agro Lestari Tbk, PT United Tractors Tbk, PT Pamapersada Nusantara, PT Acset Indonusa Tbk, PT Agincourt Resources, PT Astra Tol Nusantara dan anak usahanya, PT Serasi Autoraya, dan anak usahanya.(Medcom.id)
Sebanyak 300.000 karyawan Group Astra atau PT Astra International Tbk beserta keluarga intinya yang tersebar di seluruh Indonesia ikut program vaksinasi gotong royong yang dikoordinasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan didukung PT Kimia Farma Tbk, anak usaha PT Bio Farma. Untuk tahap awal, sebanyak 2.000 karyawan Grup Astra yakni PT Astra Otoparts Tbk (AOP) dan PT United Tractors Tbk (UT) mendapat vaksinasi. “Grup Astra menyambut baik program vaksinasi Covid-19 gotong royong untuk pekerja yang mulai dilaksanakan kemarin (Selasa) karena kesehatan dan keselamatan karyawan selalu menjadi prioritas utama perusahaan sejak awal pandemi. Semoga partisipasi Grup Astra dapat membantu pemerintah dalam mempercepat terwujudnya herd immunity agar dapat mendorong pemulihan perekonomian nasional,” ujar Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro.
Astra group kirim paket bantuan didistribusikan kepada keluarga yang terkena dampak pandemi Covid-19.
Sementara PT Kimia Farma Tbk, melalui cucu usahanya PT Kimia Farma Diagnostika (KFD) yang merupakan anak usaha PT Kimia Farma Apotek menjadi penyedia fasilitas pelayanan kesehatan vaksinasi gotong royong termasuk karyawan PT Astra Otoparts Tbk (AOP) dan PT United Tractors Tbk (UT). Kegiatan penyuntikan karyawan AOP dan UT berjalan lancar dengan protokol kesehatan ketat. Petugas vaksinasi dari KFD melakukan swab antigen sebagai langkah awal. Proses ini dilakukan dengan standard operating procedure (SOP) ketat guna memastikan pemberi dan penerima vaksin pada kondisi sehat. Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Verdi Budidarmo mengatakan, Kimia Farma memberikan pelayanan terbaik dalam pelaksanaan vaksinasi gotong royong di seluruh Indonesia. "Kami berterima kasih kepada Grup Astra yang telah mempercayakan kepada kami sebagai penyedia fasilitas pelayanan kesehatan dalam vaksinasi ini," kata dia. (*)
Tags : Astra International Group, Astra Kimia Farma, Vaksinasi Gotong Royong, Vaksinasi Covid-19, United Tractor Astra Otoparts,