
TEGURAN yang baik adalah bentuk kasih sayang. Seringkali kita mendapat teguran dari orang-orang terdekat baik dari keluarga, kerabat, atau sahabat. Di saat pula tak jarang kita berontak.
Padahal, sejatinya teguran dalam Islam adalah sesuatu yang positif selama disampaikan dengan niat yang tulus.
Syekh Usamah Qabil, seorang ulama Al-Azhar Mesir, mengatakan bahwa teguran bukan hanya sebuah ungkapan rasa sakit atau kemarahan, melainkan merupakan sarana untuk memperbaiki dan memperkuat hubungan.
Dia menekankan bahwa teguran dalam Islam haruslah berasal dari niat yang murni yang bertujuan untuk memahami dan memperbaiki hubungan, bukan untuk melukai atau menyinggung perasaan.
Dikutip dari Masrawy, Rabu (7/5/2025), Syekh Usamah menambahkan teguran tidak boleh menjadi sarana untuk melampiaskan kemarahan atau balas dendam, tetapi harus bertujuan untuk memperbaiki hubungan antara kedua belah pihak.
Syekh Usamah menjelaskan, teguran bukanlah sesuatu yang terjadi setiap hari, melainkan sesuatu yang terjadi pada saat-saat tertentu ketika seseorang perlu mengekspresikan perasaannya kepada orang lain.
Yang penting adalah memulai dengan niat yang benar sebelum mencela, kita harus memastikan bahwa kita mencela untuk mendekatkan diri dan tidak memecah belah kita.
Dia menjelaskan, penting untuk diketahui bahwa teguran dalam Islam bukanlah alat untuk melecehkan orang lain, melainkan alat memperbaiki orang yang memiliki masalah.
"Kita harus selalu ingat bahwa Allah Ta'ala pernah menegur Nabi SAW dengan cara lembut yang mencerminkan kasih sayang," kata dia.
Syekh Usamah mengutip ayat Alquran yang menegaskan hal tersebut. Allah SWT berfirman sebagai berikut:
عَفَا اللَّهُ عَنْكَ لِمَ أَذِنْتَ لَهُمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَتَعْلَمَ الْكَاذِبِينَ
“Semoga Allah memaafkanmu. Mengapa kamu memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam keuzurannya) dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?” (QS at-Taubah: 43).
“Teguran ini bertujuan untuk membimbing dan mengoreksi, bukan untuk menyalahkan atau mengkritik,” ujar dia.
Terkait dengan teguran Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW dalam ayat di atas, Tafsir al-Jalalayn, menjelaskan Rasulullah SAW memberi izin kepada segolongan orang-orang untuk tidak ikut berjihad yang keputusannya ini berdasarkan ijtihad dari diri beliau sendiri.
Maka turunlah wahyu kepada Rasulullah SAW sebagai teguran hanya saja Allah SWT di dalam wahyu-Nya kali ini mendahulukan maaf atas perbuatan yang telah dilakukannya; dimaksud sebagai penenang hati.
Syekh Usamah menyinggung situasi lain dari biografi Nabi di mana Allah SWT menegur para sahabat yang tertinggal dalam Perang Tabuk dalam Surat at-Taubah.
وَعَلَى الثَّلَاثَةِ الَّذِينَ خُلِّفُوا حَتَّىٰ إِذَا ضَاقَتْ عَلَيْهِمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ وَضَاقَتْ عَلَيْهِمْ أَنْفُسُهُمْ وَظَنُّوا أَنْ لَا مَلْجَأَ مِنَ اللَّهِ إِلَّا إِلَيْهِ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ لِيَتُوبُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
“Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang Mahapenerima tobat lagi Mahapenyayang.” (QS at-Taubah: 118)
Teguran ini adalah ajakan untuk bertobat dan kembali kepada jalan yang benar, bukan untuk menyakiti atau menghina.
Dia menambahkan, dalam kehidupan sehari-hari, umat Islam perlu belajar dari contoh-contoh yang baik dalam Alquran.
Teguran harus ditujukan untuk memahami, bukan untuk memecah belah. "Jadi jika Anda mencela seseorang, niat Anda haruslah untuk memperbaiki situasi dan memperbaiki hubungan, bukan untuk balas dendam atau mengejek," ujar dia mengingatkan.
Dia juga menekankan pentingnya niat seseorang sebelum dia mulai menegur.
“Sebelum Anda menegur, Anda harus bertanya pada diri sendiri: Apakah Anda mencela untuk mengoreksi dan mendamaikan atau untuk membalas dendam?," kata dia sembari menambahkan bahwa teguran yang tenang dan berniat baik akan memperkuat hubungan.
Sementara celaan yang keras yang berasal dari kemarahan dapat menyebabkan kehancuran hubungan ini. (*)
Tags : teguran, adab teguran, makna teguran, arti teguran, teguran dalam islam,