Suku Sakai, Talang Mamak, Bonai, Akit dan Duano mengenal H. Syamsuar Datuk Serisetia Amanah yang pernah memimpin Riau.
PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Lima suku terasing [pedalaman] mengenal Drs. H. Syamsuar, M.Si yang bergelar Datuk Serisetia Amanah di Lembaga Adat Melayu [LAM] Riau yang pernah menjabat sebagai Gubernur Riau periode 2019–2023.
Suku khususnya tinggal di kawasan pedalaman di Riau itu mengharapkan legasi kepemimpinan H. Syamsuar diharapkan dapat berkesinambungan setelah nanti memenangkan Pilgubri pada 2024-2029 ini.
Tetapi Ketua Dewan Pengurus Daerah [DPD] Tingkat I, Komite Nasional Pemuda Indonesia [KNPI] Provinsi Riau, dalam menyikapi incumbent maju di Pilkada Serentak 2024 ini mengimbau, masyarakat untuk memilih pemimpin yang memiliki visi jelas dan gagasan nyata demi kemajuan Riau.
"Untuk memenuhi kebutuhan rakyat selama lima tahun ke depan [2024-2029], masyarakat harus memilih pemimpin yang peduli dengan kepentingan publik, memiliki ide-ide segar, dan konsisten memperjuangkan kepentingan Riau," kata Larshen Yunus, Ketua DPD I KNPI Riau ini, Jumat.
Sementara pengamat politik dari Universitas Islam Riau [UIR] Dr Edy Sabli berkata calon yang bakal menjadi orang nomor satu dalam tampuk pemerintahan itu disifatkannya sebagai pemimpin yang dekat di hati rakyat.
“Beliau tidak asing dengan masyarakat suku pedalaman, dekat di hati rakyat dan juga pemimpin yang disegani malah berpengalaman,” katanya.
Edy Sabli percaya pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Drs. H. Syamsuar, M.Si dan Dr. H. Mawardi Muhammad Saleh, Lc, MA [SUWAI] turut mampu menggalas tanggungjawab besar mentadbir dan sekali gus meneruskan segala perancangan yang dirangka sebelum ini.
Kemarin 15 orang Patih dan Para Batin Talang Mamak dari Indragiri Hulu [Inhu] terdiri dari 5 Kecamatan dan 1 kecamatan Indragiri Hilir sudah menyampaikan aspirasi mereka tentang Hutan Tanah wilayah Hukum adat Talang Mamak yang telah habis porak poranda dibabat dengan keberadaan perusahaan sawit [HGU] dan perusahaan kehutanan [HTI].
"Alhamdullillah. Hasil curahatan dengan masa Gubernur Riau dijabat H. Syamsuar, hutan yang tadinya luluh lantak sudah normal kembali," kata Batin Irasan.
Hal senada disampaikan Batin Bumbungan, sebelumnya, warga punya kebun karet dan lahan pertanian semakin menyempit dibuat oleh oknum perambah hutan dan perusahaan HGU serta HTI.
"Bahkan banyak juga kebun perusahaan tak ada izinnya," kata Batin Bumbungan belum lama ini.
Itulah sebabnya rombongan Pucuk Pimpinan Tertinggi [Patih] dan Para Batin dari suku asli Talang Mamak Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir itu berharap H. Syamsuar Datuk Serisetia Amanah yang juga sebagai Ketua DPD Partai Golkar Riau itu dapat memimpin kembali Provinsi Riau ini.
Wilayah Masyarakat Adat Talang Mamak terdiri dari 29 Batin [Desa], Wilayah adatnya seluas 365.816,5 hektar sebanyak hampir 71.000 jiwa dan sebanyak 11.000 Kepala Keluarga [KK] diakui Pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah, terutama Kabupaten Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir.
Jadi semasa H. Syamsuar Datuk Serisetia Amanah pemimpin Riau, masyarakat Suku Sakai, Suku Talang Mamak, Suku Bonai, Suku Akit, Suku Duano diakui keberadaannya dan setara dengan masyarakat suku lainnya di Riau.
"Saya menginginkan persoalan masyarakat suku asli di Riau dapat diselesaikan satu per satu masalahnya. Dan dengan kebersamaan kita yakin bisa mengurai persoalan yang ada di sana," kata Datuk Serisetia Amanah tersebut.
"Terutama Suku Asli Talang Mamak dan Suku Sakai yang akan menjadi prioritas contoh penyelesaian Wilayah adat dan Ulayat di Riau nantinya," kata Syamsuar.
Datuk Serisetia Amanah juga menyinggung keberadaan suku Sakai, Akit, Bonai, Guano, suku Laut yang juga menjadi konsen Pemerintah Provinsi Riau dalam Program Riau Hijau yang sudah Menjadi RPJMD Provinsi Riau.
"Semua suku asli harus mendapat perlindungan secara hukum."
Sebelumnya, dalam berbagai kesempatan pertemuan nasional dan internasional Datuk Serisetia Amanah ini selalu menyebut suku Talang Mamak dan Sakai serta Suku Laut, guano dan Akit sebagai suku yang sudah lebih dulu berada di Riau dan diakui keberadaannya dalam menata dan perkaya khasanah adat dan budaya di Riau ini.
"Suku asli di Riau cukup mewarnai pola interaksi, ekonomi, ekologi, sosial, politik dan budaya di Riau," ujarnya.
Lain lagi disebutkan, Larshen Yunus, Ketua DPD I KNPI Riau. Pada pembukaan UUD 1945 salah satu kewajiban negara itu disebutkan, "....mensejahterakan...".
"Tentu akan menjadi pedoman atau acuan tiap tingkat pemerintahan menyusun UU, atau Keppres, atau Kepmen, Pergub, Kepbub, Kepwako atau apapun namanya dalam penyusunan/menterjemahkan lebih teknis agar supaya mensejahterakan rakyat, sebagaimana diamanatkan konstitusi dapat dilaksanakan sebaik mungkin."
"Kekuatan dan strategi politik Syamsuar untuk kemenangan dalam Pilkada 2024 ini terbuka lebar," kata Larshen Yunus.
"Kemenangan Syamsuar dilatar belakangi sebelumnya sempat menjabat sebagai Bupati Siak [dua periode] dan Gubernur Riau, walaupun Ia bukan sebagai peserta baru dalam dunia politik namun karir politiknya sudah dimulai ditanah kelahirannya," sebut Larshen yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal [Wasekjend] KNPI Pusat Jakarta ini.
Larshen juga berharap, masyarakat untuk memilih pemimpin yang memiliki visi jelas dan gagasan nyata seperti yang dimiliki pasangan calon SUWAI.
"Untuk memenuhi kebutuhan rakyat selama lima tahun ke depan, masyarakat harus memilih pemimpin yang peduli dengan kepentingan publik, memiliki ide-ide segar, dan konsisten memperjuangkan kepentingan Riau," ujarnya.
Menurutnya, momen Pilkada 2024 menjadi kesempatan emas bagi masyarakat untuk menentukan masa depan mereka, dan pilihan tersebut sangat bergantung pada kualitas calon pemimpin.
"Pemilihan kepala daerah adalah peluang besar untuk menentukan arah masa depan,” urainya.
“Keputusan politik yang diambil oleh pemimpin terpilih akan memengaruhi harga cabai, harga beras, sistem pendidikan, kesehatan, dan berbagai aspek lainnya,” ujar dia.
“Karena itu, penting bagi masyarakat untuk berhati-hati dan bijak dalam memilih," jelas Wasekjend KNPI Pusat Jakarta ini.
Larshen mengingatkan, bahwa Riau adalah wilayah yang mayoritas Islam, sehingga masyarakat perlu memilih pemimpin yang berkomitmen menegakkan nilai-nilai syariat Islam.
"Kita, sebagai masyarakat Riau yang menjunjung tinggi syariat Islam, harus menjadikan nilai-nilai agama sebagai dasar dalam menentukan pilihan. Ini penting agar keputusan politik di masa depan tetap melibatkan agama, demi kebaikan bersama," tegasnya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk menjaga suasana Pilkada yang damai dan tertib, sehingga proses demokrasi dapat berjalan lancar dan nyaman.
"Pemilu yang damai, aman, dan kondusif adalah tanggung jawab bersama. Kita harus menciptakan suasana yang nyaman agar semua orang bisa menunaikan hak pilihnya dengan perasaan tenang dan bahagia," sebutnya.
“Kita tidak kata dua calon lain yang turut diuar-uarkan sebelum ini tidak bagus, tetapi pelantikan SUWAI adalah lebih tepat,” ujarnya.
Malah, menurut Larshen paslon SUWAI [Drs. H. Syamsuar, M.Si dan Dr. H. Mawardi Muhammad Saleh, Lc, MA] tersebut pada suatu ketika nanti sudah tentu akan turut mengambil alih pucuk kepimpinan negeri [Bumi Lancang Kuning] ini.
Mengenai beberapa pergolakan politik yang turut melanda KNPI Riau turut meyakini keupayaan SUWAI menangani hal itu.
“Beliau [H. Syamsuar] seorang yang mempunyai pengalaman luas dalam politik, sudah tentu ada gaya dan cara tersendiri [memimpin],” jelasnya.
Larshen yang sudah memantau beberapa lokasi dari lawatan ke pedalaman mengatakan, ada segelintir penduduk masih terkejut dengan berita peletakan jabatan Syamsuar sebagai Gubri.
“Bagaimanapun, bila dikatakan H. Syamsuar bakal gantinya mereka berkata SUWAI adalah pilihan yang betul,” tambah Larshen.
Sebagai seorang mewakil pemuda di Riau dan turut mewakili masyarakat pedalaman khususnya, Larshen mengharapkan yang terbaik daripada Paslon SUWAI seperti sebelum ini di bawah kepimpinannya [2019-2023].
“Memang banyak yang perlu dilaksanakan dan diteruskan apabila bercakap-cakap tentang hal dan penduduk pedalaman di Riau, itu tidak dapat dinafikan,” katanya.
Sementara pengamat politik dari Universitas Islam Riau [UIR] Dr Edy Sabli merasa terheran-herannya melihat fenomena Pilkada di Riau saat ini, cukup beragam.
Salah satunya adalah terkait dirangkulnya tokoh agama. Mulai dari tim sukses bahkan menjadi kandidat kepala daerah.
"Fenemona ini mendapat reaksi yang cukup beragam dari masyarakat. Ada yang menanggapinya secara positif. Ada pula yang sebaliknya."
"Jadi masyarakat tidak usah terpancing ke opini negatif yang mendiskreditkan profesi ustadz, seperti pada paslon pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Drs. H. Syamsuar, M.Si dan Dr. H. Mawardi Muhammad Saleh, Lc, MA [SUWAI]. Sebab itu adalah hak individu sebagai warganegara bukan sebagai tokoh agama," kata Edy Sabli, Kamis (26/9/2024).
Edy Sabli menilai, fenomena itu adalah sesuatu yang biasa.
Asalkan tokoh agama yang menyalurkan haknya tidak membawa politik identitas, atau dengan perkataan lain mengaitkan agama dengan politik, maka itu juga tak dilarang.
Menurutnya, semua kalangan, profesi mau pun gender memiliki hak yang sama dalam perpolitikan di Indonesia.
"Tidak boleh dideskriditkan, baik itu dengan agama maupun adat," ujarnya lagi.
Edy menilai, masyarakat Riau saat ini sudah cukup cerdas dalam menyikapi maupun dalam menentukan pilihannya dalam Pilkada Riau 2024. Yang paling penting masyarakat Riau dapat menentukan pilihannya sesuai hati nurani bukan karena serangan fajar, pungkasnya. (*)
Tags : arah pemuda riau, pilkada 2024, pilgub riau, pilih pemimpin yang cerdas, paslon syamsuar-mawardi muhammad saleh, paslon suwai, paslon nomor 3, Artikel,