PEKANBARU - Jingle radio terbaru menampilkan keindahan musik etnis Melayu Indonesia untuk mengedukasi masyarakat pentingnya mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Indonesia, musik etnik memberikan nilai estetika dan pesan moral kepada masyarakat. Hal itulah yang mendorong Sinar Mas Agribusiness and Food meluncurkan jingle pencegahan karhutla tahun ini, sebagai upaya terkini perusahaan untuk mengedukasi masyarakat tentang pencegahan karhutla.
Perusahaan melibatkan seniman muda Indonesia dan perwakilan masyarakat Suku Melayu dalam proses pembuatan jingle ini. “Mari kite jage keluarge kite dari asap dan kebakaran hutan.” Adalah kalimat yang disampaikan oleh perwakilan masyarakat Melayu yang terlibat dalam pembuatan jingle pencegahan karhutla. Masyarakat Melayu serta suku lainnya di Indonesia memandang bahwa membakar sembarangan akan menimbulkan kerugian tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga orang lain, lingkungan dan keluarga yang dicintai.
Sinar Mas Agribusiness and Food bekerja sama dengan stasiun radio pemerintah daerah dan swasta menyiarkan jingle pencegahan karhutla di Provinsi Riau sepanjang bulan Maret. Riau merupakan salah satu area di mana perusahaan beroperasi yang memiliki tingkat rawan kebakaran dan telah menjadi fokus dari serangkaian inisiatif pencegahan karhutla perusahaan sejak 2016 - yaitu program Desa Makmur Peduli Api (DMPA). “Kami berharap ajakan dalam bahasa daerah yang dibalut dengan musik etnik setempat dapat menyampaikan pesan dengan mudah bahwa kita semua harus bertindak untuk mengurangi kebakaran hutan dan lahan tahun ini,” kata Agus Purnomo, Managing Director of Sustainability, Sinar Mas Agribusiness and Food.
Jingle pencegahan karhutla dapat diunduh secara gratis di laman pencegahan kebakaran hutan dan lahan perusahaan: https://www.smart-tbk.com/jingle-pencegahan-karhutla. Mengedukasi masyarakat untuk tidak membakar lahan sembarangan membutuhkan proses yang panjang. Membakar lahan telah menjadi budaya sebagian masyarakat Indonesia, terutama dalam menyiapkan lahan pertanian. Memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk mengubah pola perilaku itu.
Upaya lain yang dilakukan perusahaan untuk mendukung masyarakat Riau mencegah karhutla, yaitu melalui program mata pencaharian alternative (alternative livelihood programme) yang dilaksanakan sejak 2019. Masyarakat diberikan pendampingan bertani tanpa membakar lahan dengan menanam jahe merah.
Pada 2020 ketika COVID-19 menjadi pandemi dunia, permintaan jahe merah meningkat dan memberikan keuntungan ekonomis kepada warga masyarakat. Kelompok tani dapat memanen jahe merah dengan total 62 ton dan mendapatkan tambahan penghasilan sebanyak 15 juta rupiah per keluarga.
Perusahaan juga memberikan pelatihan bagi para guru sekolah dasar melalui lokakarya pencegahan karhutla secara daring pada 2020. Sebanyak 200 guru dari Sumatera berpartisipasi dalam kegiatan ini. (rilis)
Tags : Jingle Radio Melayu Indonesia, Edukasi Pencegahan Karhutla,