INTERNASIONAL - Pemerintah AS telah menyetujui penjualan senjata kendali berpresisi ke Israel dengan nilai kontrak US$735 juta (sekitar Rp10,5 triliun), langkah yang menimbulkan sorotan tajam dari kalangan politisi di Washington maupun pemimpin di negara lain saat Israel sedang bertikai dengan kelompok Hamas di Palestina.
Menurut kantor berita Reuters, lampu hijau dari pemerintahan Presiden Joe Biden soal penjualan senjata ke Israel bersumber dari kalangan politisi di Kongres AS. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pun langsung mengritik sikap pemerintah AS itu. "Hari ini kita menyaksikan tanda tangan Biden untuk [penjualan] senjata ke Israel...Ini merupakan persetujuan untuk menjual 850.000 senjata yang sangat sangat penting, kata Erdogan dalam siaran televisi setelah rapat kabinet pada Senin waktu setempat (17/05).
"Anda sedang menulis sejarah dengan tangan berdarah, Anda membuat kami terpaksa berkata seperti ini. Karena kami tidak bisa tinggal diam soal ini," kata Erdogan dalam pernyataan yang diarahkan ke Presiden AS, Joe Biden dan Erdogan mendapat dukungan dari Timur Tengah karena selalu vokal memperjuangkan Palestina selama 18 tahun kepemimpinan di Turki.
Foto ilustrasi. Joe Biden ketika masih menjabat Wakil Presiden AS bersalaman dengan PM Israel Benjamin Netanyahu 9 Maret 2010 di Yerusalem.
Kritik atas Biden pun dilontarkan oleh anggota DPR AS, Ilhan Omar, politisi dari Partai Demokrat yang membawa Biden menjadi presiden AS. "Akan sangat mengerikan bagi Pemerintahan Biden melanjutkan kesepakatan senjata kendali berpresisi US$735 juta ke Netanyahu tanpa syarat setelah meningkatnya kekerasan dan serangan terhadap warga sipil," ujar anggota Komisi Hubungan Luar Negeri DPR AS itu, Senin (17/05), seperti yang dikutip Washington Post.
"Jika berjalan lancar, ini akan dilihat sebagai lampu hijau untuk eskalasi lanjutan dan akan melemahkan setiap upaya untuk menengahi gencatan senjatam," lanjutnya.
Belum ada komentar dari Gedung Putih terkait kabar penjualan senjata AS ke Israel itu. Biden dukung gencatan senjata, tapi blokir pernyataan Dewan Keamanan PBB. Biden sendiri di depan publik baru sebatas melontarkan dukungan gencatan senjata setelah lebih dari sepekan kekerasan antara Israel dan kelompok Palestina di Gaza.
Kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu, Biden mengatakan AS tengah bekerja sama dengan Mesir dan negara-negara lain untuk menghentikan konflik. Namun, di sisi lain, AS kembali memblokir pernyataan Dewan Keamanan PBB yang menyerukan penghentian kekerasan.
Pertikaian Israel-Palestina kini memasuki pekan kedua, dan belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Israel terus melancarkan serangan udara ke Gaza pada Selasa dini hari (18/05). Militernya mengatakan puluhan roket ditembakkan ke wilayah itu sepanjang malam.
Sedikitnya 212 orang Palestina, termasuk 100 perempuan dan anak-anak, terbunuh di Gaza, menurut otoritas kesehatan setempat. Sedangkan di Israel, 10 orang termasuk dua anak-anak tewas, menurut pihak medis. Israel pun meluncurkan puluhan serangan udara ke Jalur Gaza Senin (17/05) setelah kelompok Hamas melancarkan serangan roket ke kota-kota di Israel selatan.
Serangan sebelum fajar di Gaza itu termasuk yang paling parah sejak konflik mulai seminggu lalu. Israel mengatakan mereka menghantam fasilitas milik Hamas dan beberapa kediaman komandan, namun jalan utama dan aliran listrik juga rusak. Pejabat Palestina di Gaza mengatakan serangan itu menyebabkan mati listrik dan menghancurkan ratusan rumah dan gedung lain.
Korban jiwa di kawasan ini mencapai 200 orang termasuk 59 anak-anak, 35 perempuan dan 1.305 luka-luka, menurut kementerian kesehatan. Sementara Israel mengatakan lebih dari 130 militan termasuk yang tewas, namun Hamas menyanggah.
Seruan internasional agar dilanjutkan gencatan senjata semakin meningkat. Presiden Mesir, Abdul Fattah al-Sisi mengatakan Senin negaranya akan berupaya keras "agar tercapai gencatan senjata."
Serangan paling mematikan
Serangan Israel ke Gaza pada Minggu (16/05) adalah yang paling mematikan sejak pertikaian terkini antara Israel dan kelompok Palestina dimulai sepekan lalu, menurut sejumlah pejabat Palestina.
Sebanyak 42 orang meninggal dunia dalam serangan udara Israel ke wilayah Gaza, pada Minggu (16/05). Di antara korban terbaru, menurut pihak berwenang di Gaza, terdapat 16 perempuan dan 10 anak-anak.
Dengan demikian berdasarkan data Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas, sejak konflik pecah pada Senin pekan lalu (10/05), setidaknya 188 warga terbunuh di Gaza, di antaranya mencakup 55 anak-anak dan 33 perempuan, serta 1.230 orang luka.
Di pihak Israel sebagaimana dikatakan pejabat setempat, 10 orang termasuk dua anak-anak meninggal dunia akibat serangan roket Hamas di Israel. Jumlah korban diperkirakan terus bertambah mengingat Israel dan kelompok Palestina terus menggencarkan serangan.
Pada Senin (17/05) dini hari waktu setempat, pesawat-pesawat tempur Israel meluncurkan 80 serangan udara ke beberapa daerah di Gaza, sesaat setelah kelompok Hamas menembakkan rentetan roket ke kawasan selatan Israel.
Sebuah gedung di Gaza kena serangan udara Israel pada Kamis (13/05).
Sementara itu, Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan pada Minggu (16/05) untuk membahas eskalasi kekerasan antara Israel dengan Hamas di Gaza. Sekjen PBB Antonio Guterres membuka sidang dengan menyebut kekerasan itu "benar-benar mengerikan" dan menegaskan pertempuran harus diakhiri sekarang juga.
Sidang dibuka beberapa jam setelah militer Israel mengatakan telah mengebom rumah pemimpin politik kelompok Hamas dalam gelombang serangan udara di Jalur Gaza pada Minggu (16/05) pagi.
Apa yang dikatakan Netanyahu?
Berbicara dalam pidato yang disiarkan televisi pada Sabtu malam, Netanyahu mengatakan serangan akan terus berlanjut "selama diperlukan" dan menegaskan bahwa segala kemungkinan telah dilakukan untuk membatasi korban sipil. "Pihak yang menanggung kesalahan atas konfrontasi ini bukanlah kami, melainkan mereka yang menyerang kami," kata Netanyahu.
Pada hari Sabtu, militer Israel meledakkan blok menara di Kota Gaza yang digunakan oleh media internasional setelah mengeluarkan peringatan untuk mengevakuasi orang-orang yang ada di gedung itu. Gedung Putih mengatakan Presiden Biden prihatin atas kematian di kedua sisi dan menyerukan agar wartawan dilindungi, setelah gedung yang menjadi kantor bagi sejumlah media asing hancur.
Biden juga berbicara, untuk pertama kalinya sejak menjabat, dengan Presiden Abbas. Ia mengatakan kepadanya bahwa dia berkomitmen untuk "memperkuat kemitraan AS-Palestina". Dia juga mengatakan tembakan roket Hamas ke Israel harus dihentikan. Tetapi AS tidak akan berbicara dengan Hamas, karena menganggap mereka sebagai organisasi teroris.
Biden mengatakan kepada kedua pemimpin bahwa dia tetap berkomitmen untuk menemukan solusi dua negara untuk konflik tersebut. Sabtu (15/05) adalah hari rakyat Palestina memperingati apa yang mereka sebut al-Nakba atau bencana, saat Israel masuk pada 1948. Militer Israel mengatakan mereka berwaspada menyusul kerusuhan lebih lanjut di antara penduduk keturunan Arab, di Tepi Barat.
Ribuan orang protes pro-Palestina di banyak kota Eropa
Sementara di berbagai kota dunia, para pengunjuk rasa membawa bendera Palestina dalam protes pro-Palestina di banyak kota dunia, termasuk Bangladesh, Yordania, Kosovo dan Turki.
Unjuk rasa pro-Palestina juga berlangsung di banyak kota Eropa. Di Inggris, protes ribuan orang berlangsung di London, Manchester dan Liverpool serta Birmingham. Di Paris, polisi anti-huru hara menggunakan meriam air dan gas air mata untuk membubarkan ribuan demonstran yang tidak mengindahkan pembatasan terkait pandemi.
Seorang perempuan bereaksi saat warga Beit Hanun di Jalur Gaza melihat sejumlah bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel, pada Jumat (14/05).
Demonstrasi dilarang polisi atas permintaan Menteri Dalam Negeri Gérald Darmanin, dengan alasan mereka ingin menghindari kekerasan. Di Madrid, beberapa ribu orang turun di pusat kota sementara di Berlin, pengunjuk rasa melemparkan botol dan baru ke arah polisi. Pembatasan karena pandemi dilanggar dan polisi berusaha membubarkan salah satu demonstrasi.
Eropa protes diwarnai slogan anti-Semistisme
Rencana protes pro-Palestina di Paris dilarang karena dikhawatirkan akan menimbulkan bentrokan. Di Jerman, juru bicara kanselir Angela Merkel memperingatkan Jumat (14/05) bahwa demonstrasi anti-Yahudi tak akan dibiarkan setelah pengunjuk rasa membakar bendera Israel.
"Kami tak ingin konflik ini, namun kini telah dimulai, dan harus diakhiri dengan periode tenang dan itu hanya bisa dicapai dengan Israel membalas Hamas - struktur militer mereka, komando dan kendali mereka," tambahnya.
Tempat-tempat suci utama di Kota Lama Yerusalem
Hamas mengatakan akan terus melanjutkan serangan roket dengan mengatakan menghantam kota seperti Tel Aviv lebih mudah dibandingkan meneguk air minum. Pertempuran antara Israel dan Hamas dipicu bentrokan selama berhari-hari antara warga Palestina dan polisi Israel di kompleks puncak bukit suci di Yerusalem Timur.
Lokasi itu sangat dihormati umat Muslim. Mereka menyebutnya sebagai Al-Haram asy-Syarif (Tempat Suci Mulia). Derajat yang sama diakui oleh komunitas Yahudi. Mereka menyebut situs itu sebagai Temple Mount. Hamas menuntut Israel menarik pasukan kepolisian dari lokasi tersebut dan distrik yang didominasi keturunan Arab, Sheikh Jarrah. Sheikh Jarrah adalah lokasi di mana beberapa keluarga Palestina menghadapi ancaman penggusuran oleh pemukim Yahudi. (*)
Tags : Joe Biden dan Netanyahu, Setujui Jual Senjata dengan Nilai Rp10, 5 Triliun, Pertempuran di Jalur Gaza, Penjualanan Senjata AS Menuai Kritikan ,