Politik   2025/09/06 10:44 WIB

Pemerintah, Akademisi, Pelaku Bisnis, dan Aktivis Omongin Soal Jokowi Ungkap Sudah Kuasai 51% Freeport yang Masuk ke Negara

Pemerintah, Akademisi, Pelaku Bisnis, dan Aktivis Omongin Soal Jokowi Ungkap Sudah Kuasai 51% Freeport yang Masuk ke Negara
Larshen Yunus

PEKANBARU - Mantan Presiden Republik Indonesia, Ir H Joko Widodo alias Jokowi pernah mengumumkan soal 51,2 persen saham PT Freeport Indonesia  (PTFI) telah beralih ke PT Inalum dan telah dibayar lunas di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (21/12/2024) sore tempo lalu.

Salah satunya Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) masih mempertanyakan hasil realisasi saham PTFI ini dan masuk kemana. 

“Opsi yang dinyatakan oleh mantan orang nomor satu di Indonesia itu harus dikaji ulang dalam perundingan perundingan yang lalu antara pemerintah Indonesia dan PTFI,” kata Larshen Yunus Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjend) DPP KNPI Pusat ini, Jumat (5/9).  

Sebelumnya, mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) membeberkan bahwa Indonesia meraup keuntungan setelah menguasai 51% saham PTFI sejak 2018.

Presiden Jokowi menyebut, 70% pendapatan PTFI telah masuk ke dalam kas negara.

"Freeport itu mayoritas sudah milik kita. Dulu 50 tahun kita hanya 9%. Ngomong bukan pemilik, kita sekarang 51%. Kita cek kemarin pendapatan berapa sih untuk 51%. Ternyata 70% pendapatan dari Freeport itu masuk ke kas negara," ungkap Jokowi dalam acara yang digelar relawan Bara JP di Hotel Salak, Kota Bogor, kalal itu Minggu 18 Juni 2024.

Jokowi menyebutkan bahwa pendapatan tersebut masuk dalam kas negara dalam bentuk pajak, pajak badan, PPh karyawan, royalti, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), hingga kemudahan dividen.

"Dalam bentuk pajak, badan PPh, pajak karyawan, royalti, Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP, kemudian dividen, gede banget kita dapatnya," tambahnya.

Adapun, Jokowi mengatakan bahwa Indonesia dalam perjalanannya menguasai 51% saham Freeport tidaklah mulus. Jokowi menyebutkan bahwa Indonesia mebutuhkan nyali dalam menguasai saham mayoritas dari Freeport tersebut.

"Kita mendapatkan 51% apa mudah, butuh nyali juga. Wah nanti ini akan apa, dari intelijen negara mana bergerak, Bapak akan jatuh, karena ini ini ini, wah bayangan. Tapi saya nggak bayangin sih," jelasnya.

Seperti diketahui, pada 2018 lalu Indonesia resmi menjadi pemegang saham mayoritas PTFI sebesar 51,23% melalui Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertambangan MIND ID atau sebelumnya atas nama PT Inalum (Persero).

Adapun nilai akuisisi untuk menjadi pemegang saham mayoritas Freeport ini mencapai US$ 3,85 miliar atau setara Rp 55,8 triliun saat itu. Akuisisi ini menandai peningkatan kepemilikan Indonesia di PTFI dari semula hanya 9,36% menjadi 51,23%.

Namun demikian, biaya RI untuk mengakuisisi 41,87% saham Freeport McMoran (FCX) di PTFI senilai US$ 3,85 miliar pada 2018 lalu diperkirakan akan balik modal pada 2024, lebih cepat dari perkiraan awal yakni pada 2025.

Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengungkapkan bisa lebih cepatnya pengembalian biaya akuisisi MIND ID atas saham Freeport ini dipicu oleh lonjakan harga tembaga, lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya.

Tony menyebutkan, mulanya perusahaan memperkirakan harga tembaga sekitar US$ 3,75 per pon. Namun ternyata saat ini harga tembaga sudah menembus hingga US$ 3,8 per pon, dan nantinya diperkirakan masih akan terus naik hingga US$ 4 per pon.

Dengan begitu, pendapatan PTFI akan semakin melonjak dan dividen yang bisa diberikan kepada MIND ID bisa semakin besar. Seperti diketahui, dengan akuisisi tersebut, Indonesia melalui MIND ID atau Inalum telah menjadi pemegang saham mayoritas yakni 51,23% saham di PTFI dari sebelumnya hanya 9,36%.

"Pada saat kita itu down 2025, itu akan payback-nya masih menggunakan asumsi harga tembaga US$ 3,75 per pound. Sekarang harganya sudah US$ 3,8, kita asumsikan masih bisa mencapai US$ 4," jelasnya dikutip Rabu (28/12).

"Dengan asumsi US$ 4 (per pon), itu bisa tercapai lebih cepat dari yang diperhitungkan sebelumnya," tandasnya.

Perlu diketahui, perusahaan tambang emas-tembaga raksasa Amerika Serikat (AS) yang juga beroperasi di Indonesia, PT Freeport - McMoran Inc., mencatatkan pendapatan US$ 22,78 miliar atau setara Rp 341,70 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$) sepanjang tahun 2022.

Melansir data laporan keuangan Freeport-McMoran, 37% dari total pendapatan tersebut berasal dari operasi di Indonesia yang nilainya mencapai Rp US$ 8,43 miliar (Rp 126,39 triliun).

Angka tersebut setelah dikurangi biaya royalti, bea ekspor dan biaya-biaya lainnya.

Royalti dan bea ekspor Freeport untuk operasi di Indonesia tercatat masing-masing sebesar US$ 357 juta (Rp 5,36 triliun ) dan US$ 307 juta (Rp 4,61 triliun).

Total pendapatan operasi Freeport di Indonesia sebelum penyesuaian mencapai US$ 9,39 miliar (Rp 140,84 triliun).

Pendapatan dari penjualan tembaga tercatat US$ 6,02 miliar, penjualan emas US$ 3,24 miliar dan penjualan perak US$ 134 juta.

Tetapi Larshen Yunus, Calon Ketua Umum DPP KNPI Pusat Jakarta ini kembali menceritakan, sebelumnya mantan Presiden RI ke-7 Jokowi menyatakan dengan tegas, bahwa kepemilikan mayoritas saham PTFI akan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

Dengan kepemilikan 51 persen lebih saham PTFI, Presiden Jokowi berharap ada potensi penerimaan pajak dan royalti yang lebih baik.

Jokowi juga kembali menyampaikan bahwa, Masalah Lingkungan dan Smelter telah diselesaikan dan disepakati dengan baik.

Mengenai Saham untuk pemerintah daerah di Papua, Presiden Jokowi ketika itu menjelaskan bahwa, mereka akan memperoleh 10 persen dari keseluruhan saham yang ada.

Saham tersebut akan dikelola oleh Perusahaan khusus PT Indonesia Papua Metal dan Mineral (IPPM).

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gabungan Rakyat Prabowo Gibran, juga mempertanyakan, bagaimana transparansi penggunaan dana tersebut.

"Apakah benar-benar digunakan untuk kemakmuran rakyat atau hanya menjadi janji manis di atas kertas," tanyanya.

Ia juga mempertanyakan bagaimana nasib masyarakat sekitar yang terdampak operasional PTFI.

"Kita ingin tahu, bagaimana pemerintah memastikan bahwa masyarakat sekitar mendapatkan manfaat nyata dari divestasi ini," sebutnya.

Menurutnya, publik sampai saat ini masih saja bertanya-tanya soal keberadaan uang dan emas hasil dari saham yang diberikan oleh PTFI tersebut, tetapi kemana jatah Indonesia dari uang dan emas atas saham 51% PTFI ini.

Detail divestasi saham PT Freeport:

  • PT Inalum (Persero) telah membayar 3,85 miliar dollar AS kepada Freeport McMoRan Inc. (FCX) dan Rio Tinto untuk membeli sebagian saham FCX dan hak partisipasi Rio Tinto di PTFI.
  • Kepemilikan INALUM meningkat dari 9,36% menjadi 51,23%, yang terdiri dari 41,23% untuk Inalum dan 10% untuk Pemerintah Daerah Papua.

"Kemana pak Jokowi buat uang ratusan triliun rupiah yang berbentuk emas dan saham dari PTFI sebelum digantikan oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR)," tanya Larshen Yunus. 

Jadi menurut Larshen, semua itu harus dikaji paling tidak dari segi untung-ruginya, bagaimanapun juga tentang 51,2 persen saham PTFI telah beralih ke PT Inalum tentu punya dasar yang kuat yakni Pasal 33 UUD 1945 untuk menasionalisasi PTFI.

Tetapi itu selain terbilang ekstrim, ini juga berpotensi memunculkan cost yang besar buat pemerintah lantaran memicu PTFI untuk menempuh arbitrase internasional.

Agaknya dalam kebenaran tentang 51,2 persen saham PTFI ini bisa dituntaskan oleh KPK, pesannya. (*)

Tags : freeport, jokowi, smelter, tembaga, hilirisasi, PT Freeport Indonesia, ptfi, 51 persen pt fi masuk indonesia, indonesia kuasai 51% saham freeport, News,