PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Kualitas udara di Kota Pekanbaru sudah masuk kategori tidak sehat. Kabut asap mulai menyelimuti Kota Pekanbaru sejak Sabtu (30/9/2023) pagi kemarin hingga kini.
"Kualitas udara di Pekanbaru kini sudah tidak sehat."
"Yang jelas kalau dari kasat mata sih ada kelihatan asap. Nah, imbauan kita kepada masyarakat untuk menghindari aktivitas di luar rumah. Kemudian juga lebih baik menggunakan masker agar terhindar dari ISPA dan lain-lain," kata Sekdako Pekanbaru, Indra Pomi Nasution mengimbau masyarakat dapat menghindari aktivitas di luar rumah dan juga menggunakan masker, Minggu (1/10).
Ia pun mengingatkan agar masyarakat tidak membakar sembarangan. Seperti membakar di lahan pertanian, perkebunan maupun perkarangan.
"Kami imbau jangan sampai dilakukan pembakaran-pembakaran seperti itu. Meskipun kita tau potensi kebakaran di kota pekanbaru ini kecil dibandingkan dengan kabupaten/kota yang ada," katanya.
Dirinya juga berharap agar tidak tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan di kabupaten/kota di Riau.
"Mudah-mudahan juga kawan-kawan kabupaten/kota menjaga ini, jangan sampai terjadi kebakaran lahan dan hutan di wilayah masing-masing," harapnya.
Dari data Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru kualitas udara di Kota Pekanbaru terpantau tidak sehat.
Itu terpantau melalui pengukuran konsentrasi PM2.5 menggunakan metode penyinaran sinar Beta (Beta Attenuation Monitoring) dengan satuan mikrogram per meteIk (µm/m3).
Dimana, particulate Matter (PM2.5) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 µm (mikrometer).
Dari data tesebut menunjukkan bahwa sejak pukul 00.00 WIB Minggu (1/10/2023) dini hari, konsentrasi partikulat PM2.5 di Pekanbaru berada di angka 84.20 Ugram/m3 atau masuk kategori tidak sehat.
Bahkan pada pukul 08.00 WIB konsentrasi partikulat PM2.5 naik menjadi 115.80 Ugram/m3. Kemudian mulai turun di pukul 18.00 WIB menjadi 58.50 Ugram/m3.
Kabut asap hasil kiriman
Kini kabut asap sudah mengepung sejumlah wilayah di Provinsi Riau. Kondisi ini sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir dan terpantau semakin pekat.
Sebelumnya, kabut asap yang terjadi di Riau ini disebut disebabkan berasal dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di provinsi tetangga, yakni Jambi dan Sumatera Selatan (Sumsel).
Akan tetapi, faktanya, kebakaran juga terjadi di beberapa wilayah di Provinsi Riau sendiri.
"Dari informasi yang kami terima dari rekan-rekan BPBD, manggala agni, masih terjadi kebakaran di beberapa wilayah di pelalawan," kata Kepala BMKG Riau Ramlan, Minggu (1/10).
Menurutnya, kabut asap yang terjadi di Riau ini masih dominan disebabkan Karhutla yang terjadi di wilayah Kabupaten Pelalawan.
"Dan juga terjadi hujan ringan di wilayah pelalawan kemarin, sehingga asap yang tercampur dengan sedikit air akan mengakibatkan udara semakin kabur dan berat, lambat untuk bergerak," tambahnya.
Ketika ditanya mengenai asap kiriman dari provinsi tetangga, Ramlan menyebutkan, memang kabut asap yang terjadi di riau ini lebih dominan akibat Karhutla yang terjadi di wilayah Riau sendiri, bukan dari provinsi tetangga.
"Di riau sendiri kan memang terjadi kebakaran," tambahnya.
Dengan kondisi ini, dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah.
"Dan untuk itu sebaiknya bila beraktivitas di luar rumah, sebaiknya tetap menggunakan masker," imbaunya. (*)
Tags : kualitas udara tidak baik, kabut asap di pekanbaru, kabut asap tidak sehat, warga pakai masker dan hindari aktivitas luar rumah ,