Kini Riau masuk posisi 2 di Indonesia dalam Kasus Terkonfirmasi Covid-19, Gubernur Riau minta Walikota turun langsung kelapangan untuk melihat kondisi masyarakat.
RIAUPAGI.COM, PEKANBARU - Gubernur Riau (Gubri) Drs H Syamsuar MSi meminta Walikota Pekanbaru, DR H Firdaus MT, untuk mencontoh Walikota di daerah lain yang meninjau langsung kondisi masyarakat untuk meninjau kepatuhan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan (prokes) Covid-19 mengingat saat ini Kota Pekanbaru peringkat pertama kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Riau. "Pak Walikota harus turun langsung ke lapangan seperti Walikota lainnya," kata Gubri langsung kepada Walikota Firdaus dalam rapat koordinasi Forkopimda di Gedung Daerah Balai Serindit, Selasa (4/5).
Menurut Gubri, peninjauan langsung oleh kepala daerah penting dilakukan seiring semakin meningkatnya kasus terkonfirmasi Covid-19. "Peran Walikota juga dalam memberikan imbauan, bahkan hingga sikap tegas guna memberikan spirit bagi petugas di lapangan," ujar Gubri.
Gubri meminta Walikota Firdaus untuk melakukan pengawasan prokes ke tempat-tempat keramaian seperti pusat perbelanjaan dan rumah ibadah. "Agar masyarakat merasakan langsung hadirnya seorang pemimpin di tengah-tengah mereka," katanya.
Riau jauh dari kata aman
Menyikapi Riau sudah pada posisi ke dua di Indonesia dalam Kasus Terlonfirmasi Covid-19, Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Riau, Indra Yovi menginformasikan kasus positif Corona bertambah 483 orang dan meninggal dunia sebanyak 7 orang pada hari ini. Ini artinya Riau jauh dari kata aman. "Angka ini memang sedikit turun dibandingkan kemarin, tapi bukan berarti pandemi di Provinsi Riau sudah terkontrol. Sama sekali masih jauh," katanya.
Indra Yovi mengatak, kemarin (3/5/2021) merupakan rekor kasus kematian tertinggi sejak pertama kali virus itu terdeteksi ada di Riau dengan meninggalnya 18 pasien dalam satu hari. "Untuk hari ini, total 7 orang yang meninggal. 6 di antaranya berusia di atas 60 tahun, dan 1 orang usia 58 tahun," jelasnya.
Berdasarkan hal itu, kasus kematian akibat Covid-19 sebagian besar masih menimpa kelompok lanjut usia (lansia). "Tapi bukan berarti yang muda aman. Masih jauh dari kata aman," tegasnya.
Riau posisi 2 kasus covid-19
Sampai hari ini, Selasa 4 Mei 2021, terdapat penambahan 4.369 kasus baru Covid-19 di Indonesia. Total pasien terkonfirmasi Covid-19 saat ini 1.686.373 kasus. Jawa Barat mencatatkan kasus harian tertinggi yaitu 912 kasus, disusul Riau dengan 483 kasus. Detail perkembangan virus Corona Selasa (4/5/2021), adalah sebagai berikut: Kasus positif bertambah 4.369 menjadi 1.686.373, Pasien sembuh bertambah 5.658 menjadi 1.541.149, Pasien meninggal bertambah 188 menjadi 46.137
Tercatat sebanyak 75.885 spesimen diperiksa hari ini di seluruh Indonesia, sedangkan jumlah suspek sebanyak 77.804. Sebaran 4.369 kasus baru Corona di Indonesia pada Selasa (4/5/2021), dilansir detikcom, sebagai berikut: Jawa Barat: 912 kasus, Riau: 483 kasus, DKI Jakarta: 416 kasus, Jawa Tengah: 275 kasus, Jawa Timur: 290 kasus, Bangka Belitung: 167 kasus, DI Yogyakarta: 159 kasus, Bali: 150 kasus, Sumatera Barat: 144 kasus, Kalimantan Timur: 137 kasus, Kepulauan Riau: 134 kasus, Kalimantan Barat: 117 kasus, Banten: 112 kasus, Sumatera Selatan: 111 kasus, Kalimantan Tengah: 101 kasus, Aceh: 98 kasus, Sumatera Utara: 63 kasus, Nusa Tenggara Timur: 59 kasus, Kalimantan Selatan: 56 kasus, Bengkulu: 54 kasus, Lampung: 52 kasus, Jambi: 50 kasus, Nusa Tenggara Barat: 30 kasus, Sulawesi Tengah: 22 kasus, Sulawesi Selatan: 21 kasus, Papua Barat: 21 kasus, Kalimantan Utara: 17 kasus, Sulawesi Utara: 6 kasus, Sulawesi Tenggara: 4 kasus, Gorontalo: 4 kasus, Papua: 3 kasus, Maluku Utara: 1 kasus, Sulawesi Barat: 0 kasus, Maluku: 0 kasus.
Angka kematian Tinggi
Persentase pasien meninggal Covid-19 sejak Februari 2021 berada di angka 2,7%. 10 provinsi dengan kenaikan angka kematian tertinggi pada bulan April 2021: Riau sebanyak 3.595 kasus (107,2%), Sumatera Barat sebanyak 1.689 kasus (66,3%), Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 1.067 kasus (53,9%), Kepulauan Riau sebanyak 958 kasus (198,3%), Banten sebanyak 608 kasus (7,3%), Bengkulu sebanyak 529 kasus (100,2%), Aceh sebanyak 434 kasus (123,6%), Jambi sebanyak 371 kasus (50,3%), Sumatera Selatan sebanyak 336 kasus (18,5%) dan Kalimantan Barat sebanyak 283 kasus (22,4%).
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dalam rilis reminya, Jumat (30/4/2021), mengatakan bahwa stagnasi angka kematian ini harusnya dapat diturunkan dengan tidak ada peningkatan angka kematian, atau peningkatannya tidak lebih tinggi dari tren kasus positif. Untuk diketahui, angka kematian didapatkan dengan membandingkan jumlah kematian sejak awal pandemi dengan jumlah kasus positif Covid-19 sejak awal pandemi. "Salah satu cara yang dapat dilakukan, adalah dengan menjaga agar setiap kasus positif seluruhnya dapat sembuh dan tidak ada yang meninggal sama sekali," ujar Wiku.
Wiku menekankan, ada 6 upaya yang dapat dilakukan. Pertama, deteksi dini kasus Covid-19 yang dapat dilakukan masyarakat berdasarkan inisiatif ataupun pemerintah yang terus menggalakkan surveilans kasus termasuk upaya kontak tracing. Kedua, upaya manajemen klinis yang bisa dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan rujukan Covid-19. Ketiga, peningkatan kapasitas pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan dengan mengkonversikan pelayanan kesehatan umum menjadi pelayanan darurat Covid-19 sesuai kebutuhan. Keempat, meningkatkan upaya pendayagunaan tenaga kesehatan yang kompeten dan terpoteksi dengan baik. Kelima, peningkatan aksesibilitas terhadap alat kesehatan dan obat obatan melalui pemerintah.
Untuk menjamin bahwa setiap masyarakat mendapat akses obat yang terjangkau serta mendapat fasilitas pendukung sesuai tingkatan penyakitnya yaitu tanpa gejala, gejala sedang, ringan atau kritis. Keenam, upaya vaksinasi yang dapat dilakukan pemerintah menyusun, susunan prioritas vaksinasi berdasarkan analisis risiko yang cermat dan presisi. "Dapat disimpulkan bahwa berbagai upaya menekan angka kematian melingkupi, upaya mencegah terjadinya penularan maupun pencegahan terhadap berkembangnya infeksi yang pada akhirnya bermanifestasi terhadap berpengaruh terhadap angka kematian," lanjutnya.
Pemerintah provinsi dan satgas di daerah diharapkan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang dengan memberikan pelayanan terbaik. Hal ini dilakukan agar pasien tertangani dengan baik dan meminimalisir potensi kematian. Lalu, upayakan secara masif testing dan tracing agar kasus positif dapat ditangani sejak dini. "Apabila berhasil menekan kematian secara maksimal, maka kesepuluh Provinsi ini akan berkontribusi besar dalam memperbaiki kondisi nasional," jelasnya.
Dan tak kalah penting, bahwa perkembangan Covid-19 di Indonesia menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan situasi. Karena data adalah senjata yang digunakan untuk menentukan kebijakan yang akan diimplementasikan untuk memperbaiki Covid-19 di Indonesia. "Apabila cara kita melihat dan menggunakan data saat ini tidak relevan, maka tidak menutup kemungkinan bahwa kedepannya hal tersebut dapat berubah. Mengingat perkembangan Covid-19 di Indonesia akhir-akhir ini mulai menunjukkan tren penurunan," katanya. (*)
Tags : Covid-19, Kasus Corona Riau Masuk Posisi 2, Angka Kematian Tinggi, Gubernur Syamsuar Minta Walikota Turun Langsung Kelapangan,