Headline Riau   2020/12/20 19:26 WIB

Jelang Natal Kasus Covid-19 Meningkat, Pandemi Batasi 'Pergerakan Penduduk'

Jelang Natal Kasus Covid-19 Meningkat, Pandemi Batasi 'Pergerakan Penduduk'

Kota Pekanbaru salah satu bagian wilayah terpadat di Provinsi Riau mengumumkan pembatasan baru demi mengendalikan kasus Covid-19 yang semakin meningkat.

PEKANBARU - Pertemuan dibatasi baik tempat-tempat seperti hotel, lokasi wisata dan jika warga berlibur saat Natal dan Tahun Baru [Nataru] dianjurkan sebaiknya sudah diminta tetap tinggal di rumah. Mengingat kasus-kasus Covid-19 ditemukan di daerah yang semakin meningkat hingga pada hari Sabtu (19/12) dan Minggu (20/12/2020) ini. 

Tapi semenjak ini, penduduk Pekanbaru dipastikan sebagian telah bergegas meninggalkan kota menjelang Natal. Orang-orang telah melakukan perjalanan ke luar kota. Sebelumnya, Walikota Pekanbaru DR H Firdaus ST MT jauh hari telah menghimbau libur panjang hari Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang semakin dekat itu walau pemerintah telah mengurangi jatah cuti bersama sebanyak tiga hari, yaitu tanggal 28-30 Desember tetap masuk kerja, tidak mengurangi rasa antusias masyarakat untuk berlibur.

Walikota Pekanbaru Firdaus mengimbau masyarakat Kota Pekanbaru tidak berlibur keluar kota pada libur akhir tahun 2020. Dikhawatirkan akan ada klaster baru lantaran mobilitas masyarakat cukup padat di hari libur. "Mengantisipasi peningkatan kasus, maka kita imbau agar masyarakat tidak untuk berlibur akhir tahun ke luar kota," kata Walikota.

Menurutnya, kasus Covid-19 di Kota Pekanbaru saat ini masih fluktuatif. Dari data penyebaran, terjadi tren penurunan kasus positif sejak dua pekan terakhir. Ia berharap dengan tren penurunan tersebut, agar kasus tidak kembali lagi naik dengan aktivitas masyarakat pada libur Natal dan akhir tahun. Pihaknya juga akan meningkatkan intensitas dalam kontrol dan pengawasan di lapangan. Mereka melakukan pengawasan terhadap masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan. "Tim Covid tetap melakukan pengawasan di semua kegiatan. Nanti intensitasnya akan dipertinggi," jelasnya.

Pihaknya juga akan membuat pos penjagaan di pintu masuk Kota Pekanbaru. Setiap pos nanti dijaga tim covid-19. Ada tim gabungan dari Satgas Kota Pekanbaru dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau. Di setiap pos penjagaan akan melakukan pemeriksaan kesehatan bagi warga yang keluar masuk Kota Pekanbaru. "Kita fokuskan pengawasan di Jalan Protokol dan tempat kumpul-kumpul di kota. Seperti tempat kuliner, tempat hiburan, dan tempat wisata," jelasnya.

Walikota telah mengumumkan bahwa perbatasannya akan ditutup untuk penduduk mulai tengah malam. Wabah tersebut juga telah membuat berbagai kegiatan menyambut Natal dan Tahun Baru dibatalkan untuk pertama kalinya dalam sejarah. Pembatasan dapat dicabut jika tidak ada kasus penularan komunitas yang dilaporkan. Pembatasan lain yang diterapkan adalah: Aturan satu orang per 2 meter persegi akan berlaku untuk acara di dalam ruangan, termasuk di hotel dan tempat ibadah, di tempat-tempat itu, jumlah pengunjung dibatasi, menyanyi di tempat-tempat dalam ruangan tidak diperbolehkan, diskotik dan bar tidak akan dibuka dan pernikahan maksimal dihadiri 20 orang.

Sementara Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku dalam keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden sudah mengungkapkan angka positivity rate Covid-19 di tingkat nasional mencapai 18,1 persen. Ini lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya yang hanya 13,81 persen. Angka positivity rate tersebut, menurut Wiku sangat tinggi. Bahkan lebih tinggi dari standar yang ditentukan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO). "Tingginya positivity rate menunjukkan bahwa masih tingginya penularan yang terjadi di masyarakat. Hal ini sangat berbahaya. Positivity rate yang tinggi hanya dapat ditekan melalui kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan," jelas Wiku," ujar Selasa (15/12).

Wiku minta Pemerintah daerah dan Satgas COVID-19 di daerah untuk terus melakukan penegakan disiplin secara konsisten terhadap masyarakat yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan tanpa pandang bulu. Untuk masyarakat diminta terus patuhi protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Agar positivity rate dapat ditekan dan penularan tidak terjadi di tengah-tengah masyarakat. "Saya meminta masyarakat untuk terus patuhi protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat, protokol kesehatan adalah kewajiban," Wiku mengingatkan Protokol kesehatan itu adalah #ingatpesanibu dengan #memakaimasker secara benar, #mencucitangan dengan sabun dan di bawah air mengalir, serta #menjagajarak hindari kerumunan.

Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Edy Natar Nasution didepan wartawan, Sabtu (19/12) kemarin juga mengimbau masyarakat untuk menjaga protokol kesehatan (Prokes) selama memasuki Natal dan Tahun Baru. Tetapi Wagubri tak bisa melarang orang-orang untuk melakukan berpergian di hari libur panjang yang diperkirakan bisa menambah kloster baru. "Mau dilarang bagaimana. Jadi selain kami (pemerintah) melakukan persiapan dengan menyiapkan fasilitas kesehatan dan pengamanan, masyarakat juga harus jaga Prokes untuk pencegahan, itu saja," katanya.

Wagubri menegaskan bahwa Covid-19 akan terus ada jika masyarakat abai Prokes dan menganggap enteng virus tersebut. "Covid-19 ini ada, sungguhan. Sudah banyak nyawa yang melayang, banyak keluarga yang kehilangan orang terkasih, jadi jangan lalai. Pakai masker, jaga jarak, cuci tangan," sebutnya.

Namun himbaau Wagubri ini mendesak orang-orang untuk memakai masker di tempat umum meskipun hal itu tidak wajib. Sebelumnya dia memohon kepada semua warga untuk membatasi aktivitas mereka selama beberapa hari ke depan dan tetap di rumah "kecuali jika Anda benar-benar harus" keluar. Klaster baru muncul hanya beberapa hari sebelum periode perayaan Natal, hal yang memicu kekhawatiran bahwa pembatasan warga dapat memengaruhi rencana perayaan Natal.

Riau sempat menjadikan peringkat ketiga penambahan kasus tertinggi se Indonesia. Urutan pertama adalah DKI Jakarta sebanyak 1.159 kasus, dan kedua Jawa Barat 446 kasus. Penambahan kasus positif Covid-19 di Provinsi Riau masih tinggi, kata Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Riau, Mimi Yuliana Nazir.

Ada terdapat 352 kasus positif Covid-19 pada Rabu 30 September 2020 kemarin dengan jumlah itu menjadikan Riau berada diperingkat ketiga penambahan kasus tertinggi se Indonesia. Suspek yang isolasi mandiri berjumlah 9.145 orang, Isolasi di rumah sakit berjumlah 203 orang, selesai isolasi berjumlah 22.926 orang, meninggal berjumlah 89 orang. "Total suspek berjumlah 32.363 orang, sedangkan untuk spesimen diperiksa berjumlah 1.252 sampel dan jumlah orang di periksa berjumlah 858 orang," ujar Mimi.

Namun informasi terakhir kasus Covid-19 di Provinsi Riau hari ini terjadi penurunan kasus yang signifikan. Dimana pada hari ini Minggu (20/12/2020) tambahan kasus baru di Provinsi Riau adalah sebanyak 121 kasus baru. Pemerintah melaporkan penambahan kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Minggu (20/12/2020). Ada penambahan 6.982 kasus, sehingga total pasien terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 664.930 kasus semenjak virus Corona mewabah di Indonesia.

Orang-orang yang tinggal di Kota Pekanbaru telah dilarang meninggalkan rumah mereka kecuali untuk bekerja, berolahraga, belanja penting, atau urusan mendesak hingga hari ini. Pemerintah telah mendesak semua penduduk setempat untuk memakai masker di tempat umum seperti supermarket, Masjid dan Gereja dan untuk selalu "mewaspadai" penularan. Namun lima hari ke depan ini digambarkan oleh pihak Kesehatan sebagai "titik kritis". "Kami hanya bisa berharap bahwa [kasus Covid-19] terfokus disatu wilayah, "tetapi kenyataannya kan tak bisa demikian, jika virus saat ini sudah menyebar ke seluruh wilayah kota, kita akan membutuhkan lebih banyak pengetatan," kata Mimi. (*)

Editor: Surya Dharma Panjaitan

Tags : Kasus Covid-19, Natal dan Tahun Baru, Wabah Virus Corona, Pergerakan Penduduk Dibatasi,