Linkungan   01-05-2025 11:30 WIB

Kebakaran Hutan dan Lahan dapat Penanganan Khusus yang Meliputi Sumatera Selatan, Jambi dan Riau

Kebakaran Hutan dan Lahan dapat Penanganan Khusus yang Meliputi Sumatera Selatan, Jambi dan Riau

LINGKUNGAN - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menetapkan enam provinsi sebagai prioritas penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), dengan satu provinsi lainnya mendapat penanganan khusus.

"Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dapat penanganan khusus."

“Di Sumatera, prioritas penanganan meliputi Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau. Sementara di Kalimantan ada Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Untuk penanganan khusus, kami tetapkan Kalimantan Timur,” kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat kunjungan kerja di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Selasa (29/4).

Provinsi Riau menjadi salah satu daerah prioritas yang kini berada dalam status darurat karhutla.

Suharyanto menjelaskan, pemerintah pusat telah menyerahkan 23 jenis peralatan untuk mendukung upaya pengendalian karhutla di Provinsi Riau.

Bantuan tersebut akan didistribusikan lebih lanjut sesuai kebutuhan kabupaten atau kota di wilayah tersebut.

“Bantuan peralatan sudah diserahkan oleh Bapak Menko. Selanjutnya, akan ditentukan oleh Gubernur Riau daerah mana yang paling membutuhkan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa penanganan karhutla di wilayah prioritas bukanlah hal baru.

Daerah-daerah tersebut disebut telah memiliki perlengkapan dasar, dan pemerintah pusat siap menambah dukungan apabila masih ditemukan kekurangan, termasuk helikopter water bombing, heli patroli, hingga perlengkapan satuan tugas darat.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Budi Gunawan menegaskan bahwa Provinsi Riau telah dinyatakan sebagai wilayah darurat karhutla.

Operasi modifikasi cuaca direncanakan mulai 1 Mei 2025 untuk menekan risiko kebakaran lebih lanjut.

“Di Riau, hingga saat ini sudah tercatat 81 hektare hutan dan lahan terbakar. Terdapat 144 titik api yang terdeteksi secara nyata di lapangan,” kata Budi Gunawan seusai memimpin Apel Kesiapsiagaan Penanganan Karhutla di lokasi yang sama.

Dalam kegiatan tersebut, turut hadir Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, yang menyampaikan bahwa meskipun karhutla masih menjadi tantangan serius, data menunjukkan tren penurunan luas kebakaran dalam beberapa tahun terakhir.

"Pada 2024, luas kebakaran hutan dan lahan turun signifikan menjadi sekitar 370 ribu hektare dari 1,1 juta hektare pada 2023," ungkapnya.

Ia juga menyoroti bahwa penurunan ini terjadi meski Indonesia mengalami dampak El Nino yang cukup berat.

Apel kesiapsiagaan tersebut dihadiri pula oleh Wakil Menko Polhukam Loedwijk Freidrick Paulu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, serta Gubernur Riau Abdul Wahid.

Sementara APP Group sudah siagakan helikopter waterbombing dan ratusan personel, sebagai langkah antisipasi puncak musim kemarau.

"APP Group menunjukkan komitmennya dalam pengendalian Karhutla dengan partisipasi aktif dan mengerahkan berbagai sumber daya dalam apel yang dihadiri lebih dari seribu personel dari berbagai instansi."

"Kebakaran hutan dan lahan tidak lagi sekadar persoalan lokal, melainkan menjadi bagian integral dari upaya nasional dan global dalam menjaga stabilitas iklim, keanekaragaman hayati, serta ketahanan sosial-ekonomi," kata Direktur APP Group Suhendra Wiriadinata.

"APP Group berkomitmen mendukung penuh upaya pemerintah dalam pencegahan dan pengendalian karhutla, sejalan dengan prinsip keberlanjutan yang kami tuangkan dalam Sustainability Roadmap Vision (SRV) 2030."

"Kami percaya bahwa kolaborasi multipihak, investasi teknologi, serta kesiapsiagaan yang terstruktur akan menjadi kunci keberhasilan menjaga hutan Indonesia," sambung Suhendra Wiriadinata.

Sebagai wujud komitmennya, APP Group menurunkan sejumlah besar sumber daya dalam apel tersebut, termasuk 3 helikopter waterbombing, 100 personel Regu Pemadam Kebakaran (RPK), kendaraan amfibi Airboat, ratusan peralatan pemadam termasuk Sambunesia untuk lahan gambut, serta teknologi deteksi dini situation room.

Untuk menghadapi musim kemarau 2025 di Riau, APP Group menerapkan Integrated Fire Management (IFM) dengan empat pilar utama, Pencegahan, Persiapan, Deteksi Dini, dan Respon Cepat.

GM Fire Management APP Group, Sujica Lusaka, menjelaskan kesiapan detail APP Group di Riau, termasuk menyiagakan 1.173 personel RPK, 3 helikopter waterbombing, 5 airboat amfibi, puluhan kendaraan patroli dan pemadam, serta teknologi deteksi dini seperti 86 fire tower, 132 pos pantau, 28 drone, dan 21 kamera termal.

"Memasuki kemarau 2025 yang diperkirakan lebih kering berdasarkan prakiraan BMKG, kami telah meningkatkan seluruh aspek kesiapsiagaan, mulai dari personel, peralatan, hingga teknologi pendukung. Integrasi patroli udara dengan tim Helitack, optimalisasi jalur evakuasi air, serta penguatan komando lapangan menjadi prioritas kami. Dengan kesiapan ini, kami optimistis dapat mendukung pemerintah dan masyarakat dalam mencegah serta mengendalikan potensi kebakaran," jelas Sujica Lusaka.

APP Group juga terus memberdayakan masyarakat melalui program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) sebagai bagian dari upaya pencegahan berbasis komunitas. (*)

Tags : kebakaran hutan dan lahan, karhutla, riau, karhutla dapat penanganan khusus, karhutla di sumatera selatan, jambi dan riau,